• SERUAN KEPADA TUHAN SANG PEMULIH
  • Mazmur 38
  • Lemah Putro
  • 2023-03-26
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1338-seruan-kepada-tuhan-sang-pemulih-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Kita yang telah diselamatkan dan dibenarkan oleh Tuhan hendaknya hidup berkenan di hadapan-Nya. Biarlah Firman Tuhan menghidupi kita di mana pun kita berada untuk menjadi berkat bagi sesama. Daud menulis mazmur berdasarkan pengalamannya, bagaimana perasaan kita saat membaca Mazmur 38 dan apakah ini juga menjadi pengalaman kita? Pembelajaran apa yang kita peroleh dari Mazmur 38 ini?

  • Kepastian mengenal siapa Tuhan itu (ay. 1).

“Mazmur Daud pada waktu mempersembahkan korban peringatan. TUHAN, janganlah menghukum aku dalam geram-MU dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan murka-Mu;” 

Raja Daud mempersembahkan kurban peringatan; pertanyaannya, peringatan tentang apa? Tentu tentang peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. Daud berumur 30 tahun ketika menjadi raja dan memerintah rakyat Israel selama 40 tahun. Dia pasti mempunyai banyak pengalaman melawan musuh-musuh termasuk pelarian dari Saul, mertuanya, juga dari Absalom, anaknya. 

Namun heran, siapa Daud sehingga dia “berani” meminta TUHAN untuk tidak menghukum dan menghajar dia dalam geram dan murka-Nya. Ilustrasi: kita tidak mungkin berani meminta sesuatu menyangkut kepentingan kita kepada orang yang jauh lebih tinggi kekuasaannya kalau kita tidak mengenal dekat dengan pribadi tersebut. Bukankah Yesus sendiri mengatakan Ia tidak mengenal mereka yang “mengaku” bernubuat, mengusir setan, melakukan banyak mukjizat demi Nama Tuhan (Mat. 7:22-23)? Dengan kata lain, Daud sudah mengenal Tuhan dan mempunyai kepastian siapa Tuhan ini sehingga dia berani meminta-Nya untuk tidak bertindak terlalu keras kepadanya.

Apa buktinya Daud sangat mengenal Tuhan? “Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku! Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!” (ay. 22-23) 

Harus diakui dibutuhkan waktu dan proses untuk mengenal Tuhan. Mazmur ini ditulis ribuan tahun lalu, apakah masih relevan bagi kita sekarang? Rasul Paulus menulis kepada bangsa kafir, “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” (Rm. 15:4) 

Jelas Firman Tuhan yang ditulis ribuan tahun lalu menjadi pelajaran bagi kita agar berpegang teguh pada Kitab Suci untuk berpengharapan beroleh keselamatan. Bila kita telah diselamatkan, kita tidak boleh egois mencari kesenangan diri sendiri tetapi wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat seperti telah dilakukan Yesus (Rm. 15:1-3). Kita harus/wajib memikirkan keselamatan keluarga, famili dan teman-teman yang imannya lemah – kurang/tidak beribadah, tidak membaca Firman Tuhan atau bahkan mencari dan memercayai ilah-ilah lain. 

Kita wajib memerhatikan dan peduli terhadap mereka yang lemah iman agar terjadi kerukunan antarsesama seperti dikehendaki Kristus Yesus (ay. 5). Rupanya ada titik-titik ketidakrukunan di dalam masyarakat; itu sebabnya didorong adanya kepedulian terhadap yang lemah sesuai kehendak Kristus supaya ada kesatuan hati untuk dapat memuliakan Allah (ay. 6). 

Kita harus dapat menerima satu sama lain seperti Kristus juga telah menerima kita untuk kemuliaan Allah (ay. 7). Tahukah kita diterima oleh-Nya justru saat kita berlumuran dosa dan sedang menuju pada kematian kekal akibat dosa?

Jujur kita enggan dan tidak mudah menerima orang lain yang kita anggap sebagai trouble maker. Begitu bertemu orang itu, kita sudah mempunyai prasangka buruk (menghakimi) terhadapnya. Kita lebih mendengarkan omongan orang lain ketimbang Firman Allah padahal Yesus sendiri mengatakan, “…Aku datang bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya.” (Yoh. 12:47) Yesus mengatakan hal ini karena Ia tidak setuju dengan tindakan Yohanes dan Yakobus yang marah kepada orang-orang Samaria yang menolak kedatangan Yesus dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Kemudian Yohanes bertindak “menghakimi” dan bertanya kepada-Nya apakah mereka boleh menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang Samaria (Luk. 9:52-55). Memang murid-murid diberi kuasa untuk menyembuhkan, mengusir roh jahat dll. tetapi sayang sikap sukuisme mereka keluar begitu menghadapi orang-orang Samaria. 

Aplikasi: sebelum Yesus datang kembali gereja wajib menginjil menyampaikan keselamatan di dalam Yesus Kristus dimulai dari keluarga, sanak saudara, teman dst. Kita tidak boleh putus asa mendoakan dan bersaksi tentang Yesus, Juru Selamat dunia; biarlah Roh Kudus yang menjamah hati mereka untuk mengenal Tuhan kita. 

  • Daud mengakui kesalahannya yang disebabkan oleh karena dosa (ay. 2-9).

“TUHAN, janganlah menghukum aku dalam geram-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan murka- Mu; sebab anak panah-Mu menembus aku, tangan-Mu telah turun menimpa aku. Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku; sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku. Luka- lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku; aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita. Sebab pinggangku penuh radang, tidak ada yang sehat pada dagingku; aku kehabisan tenaga dan remuk redam, aku merintih karena degap-degup jantungku.”

Daud dapat menyembunyikan kesalahan di depan manusia tetapi tidak ada satu pun tersembunyi di hadapan Tuhan. Itu sebabnya dia memohon Tuhan untuk tidak menghukum dan menghajarnya di dalam geram dan murka-Nya (ay. 2-9). 

Pengalaman penderitaan Daud mirip seperti dialami oleh Ayub yang mana sekujur tubuhnya dari kepala sampai kaki menjadi busuk. Jujur kita sulit membayangkan penderitaan berat yang dialami oleh Ayub maupun Daud karena mungkin kita tidak mengalami penderitaan separah mereka. Demikian pula dengan keluarnya bangsa Israel dari Mesir yang spektakuler. Agar anak cucu mereka tahu peristiwa Paskah yang tidak pernah mereka alami, melalui Musa Tuhan menyuruh bangsa Israel mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anak mereka di mana pun untuk tidak melupakan TUHAN yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan beribadah hanya kepada-Nya (Ul. 6:7-7,12-13). Mereka harus tahu bahwa TUHAN mereka itu hidup dan berkuasa atas semua; itu sebabnya mereka merayakan Paskah tiap tahun. 

Daud juga mengenal TUHAN (YHWH) yang telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan orang Mesir. Dia hanya mengenal Allah (Elohim), Pencipta alam semesta. Dia kemudian menulis pengalamannya di Mazmur 38 pada saat kurban peringatan supaya siapa pun (orang Yahudi maupun orang kafir) yang membaca tulisannya tahu bahwa Daud mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh dan memiliki sikap rendah hati. 

Aplikasi: orang yang mengenal Tuhan ditandai dengan sifat rendah hati, berani mengakui kesalahan-kesalahan dan dosa. Jangan datang kepada-Nya seperti sikap orang Farisi yang membanggakan kebaikan yang telah dilakukannya! Sebaliknya, datanglah kepada-Nya seperti sikap pemungut cukai yang tidak mahir Alkitab tetapi mendengar Tuhan itu Penyayang dan Pengampun. Dalam doanya, pemungut cukai ini mengakui sebagai orang berdosa dan dia dibenarkan oleh Allah (Luk. 18:10-14). 

  • Daud (dalam kesendirian) tidak menanggapi orang-orang yang membenci dan menjauhinya (ay. 10-15) “Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku dan keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu; jantungku berdebar-debar, kekuatanku hilang dan cahaya mataku pun lenyap dari padaku. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku menyisih karena penyakitku dan sanak saudaraku menjauh. Orang-orang yang ingin mencabut nyawaku memasang jerat, orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku, memikirkan kehancuran dan merancangkan tipu daya sepanjang hari. Tetapi aku ini seperti orang tuli, aku tidak mendengar, seperti orang bisa yang tidak membuka mulutnya; ya, aku ini seperti orang yang tidak mendengar, yang tak ada bantahan dalam mulutnya.”

Tentu tidak semua orang berpihak pada Daud; itu sebabnya dia mempunyai pengalaman pahit dijauhi sahabat, teman dan sanak saudara gara-gara penyakitnya yang menjijikkan. Daud berharap sepenuhnya kepada Tuhan yang mengetahui kebutuhan dan keluhannya. 

Jujur, kita sering tidak tahan mendengar orang membicarakan bahkan menggosipkan kita lalu kita segera merespons untuk membela diri. (Manusia) Yesus memberikan teladan sempurna, ketika ditindas dan dianiaya Ia tidak membuka mulut bagaikan anak domba yang dibawa ke pembantaian dan seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya (Yes. 53:7). Bahkan Yesus tetap diam ketika ditanya oleh Pilatus (Mat. 27:12,14) yang mengakui hingga tiga kali bahwa di dalam Yesus tidak ada kesalahan apa pun seperti yang dituduhkan kepada-Nya (Luk. 23:4,14,22). Semua ini dilakukan-Nya untuk menggenapi kehendak Allah supaya manusia berdosa yang percaya kepada-Nya beroleh keselamatan. 

Aplikasi: hendaknya kita tidak cepat merespons dengan kemarahan karena tersinggung ketika menjadi bahan pembicaraan apalagi kemudian mogok tidak mau pergi gereja. Marilah kita belajar diam, tenang dan tidak grusa-grusu dalam menanggapi omongan atau gosip tentang kita.

  • Menghadapi musuh-musuhnya, Daud berharap hanya kepada TUHAN (ay. 16-21)

“Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku. Pikirku: “Asal mereka jangan beria-ria karena aku, jangan membesarkan diri terhadap aku apabila kakiku goyah!” Sebab aku mulai jatuh karena tersandung dan aku selalu dirundung kesakitan; ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku. Orang-orang yang memusuhi aku besar jumlahnya, banyaklah orang-orang yang membenci aku tanpa sebab; mereka membalas yang jahat kepadaku ganti yang baik, mereka memusuhi aku karena aku mengejar yang baik.” 

Daud menulis pengalamannya bagaimana nyawanya dikejar-kejar untuk dimusnahkan tetapi dia percaya Tuhan sanggup menolongnya sebab dia mengenal TUHAN (YHWH) dan Allahnya (Elohim). 

Aplikasi: walau sangat menderita, kita beroleh penghiburan karena makin mengenal siapa Tuhan yang kita sembah. 

  • Daud percaya TUHAN (YHWH) yang disembah menyelamatkannya (ay. 22-23)

“Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku! Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!” 

Nyanyian peringatan ini membuktikan bahwa Tuhan yang disembah oleh Daud benar-benar mendengar seruannya dan ini tidak perlu diragukan oleh siapa pun yang membaca tulisannya. 

Daud percaya TUHAN (YHWH) adalah keselamatannya. Bagi kita sekarang yang hidup di era Perjanjian Baru, keselamatan ada di dalam Yesus yang mengandung Nama Bapa-Nya (YHWH). Kitab Yoel menubuatkan barangsiapa berseru dalam Nama TUHAN (YHWH) akan beroleh keselamatan (Yl. 2:32; Kis. 2:21). Ketika orang-orang Yahudi mendengar khotbah Petrus yang mengatakan Yesus yang mati disalib dibangkitkan Allah menjadi Tuhan dan Kristus, hati mereka terharu dan bertobat (Kis. 2:36-38). 

Aplikasi: orang tua wajib memberitahu anak dan cucunya tentang Yesus, satu-satunya Juru Selamat dunia. Ia yang mati disalib tetapi dibangkitkan Allah menjadi batu penjuru dan keselamatan hanya ada di dalam Nama- Nya (Kis. 4:10-12). 

Tak dapat dipungkiri, setiap dari kita tidak lepas dari permasalahan dan tekanan hidup tetapi ingatlah Tuhan sanggup memulihkan hidup kita. Kita yang telah beroleh keselamatan melalui pengampunan oleh darah-Nya dan penyucian oleh Firman-Nya wajib memberitakan keselamatan kepada orang-orang di sekitar agar mereka juga mengenal Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk diselamatkan oleh-Nya. Amin.