• SERUAN KEPADA TUHAN SANG PEMULIH (JOHOR)
  • Mazmur 38
  • Johor
  • 2023-03-26
  • Pdm. Besar Hartono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1337-seruan-kepada-tuhan-sang-pemulih

Shalom, 

Tahukah hidup ini bagaikan tayangan siaran langsung yang tidak dapat diulang bila ditemukan adanya kesalahan? Jauh berbeda dengan tayangan sinetron atau film di TV dan bioskop, jika actions dan percakapannya tidak sesuai dengan keinginan sutradara maka dia akan menyuruh para aktor dan aktrisnya mengulang adegan tersebut. Dalam hidup (bagaikan siaran langsung), segala keputusan yang kita ambil pasti mengandung risiko dan ada konsekuensi di dalamnya. 

Mazmur 38 oleh LAI diberi judul “Doa Pada Waktu Sakit”. Kenyataannya, setiap dari kita yang hidup ini pasti mengalami sakit – entah sakit fisik, sakit dompet alias tidak punya uang, sakit hubungan nikah, sakit persahabatan, sakit jiwa dan sakit-sakit lainnya.

Apa awal dari tulisan Daud pada Mazmur 38 ini? “Mazmur Daud pada waktu mempersembahkan korban peringatan.” Daud waktu itu mempersembahkan kurban peringatan, peringatan mengenai apa? Daud mengakui penyakit fisik yang menimpanya, sahabat, teman dan sanak saudara yang meninggalkannya, orang-orang yang mau menghancurkannya adalah akibat dari dosa yang diperbuatnya. 

Daud pernah melakukan dosa sehingga diperingatkan akan menerima hukuman dari Tuhan sebagai konsekuensinya. Daud dihadapkan pada tiga macam hukuman: (1) jatuh sakit (2) jatuh ditawan musuh (3). berhadapan dengan hukuman Tuhan. Daud memilih jatuh di tangan Tuhan sebab besar kasih sayang-Nya; bila Ia menghukum, Ia akan memulihkannya. 

Apa yang dilakukan oleh Daud saat menghadapi konsekuensi dari dosa?

  • Daud menderita fisik begitu hebat (Mzm. 37:4-9) dan memilih menerima hukuman dari Tuhan ketimbang hukuman dari manusia.
  • Bagaimana mengatasi masalah yang timbul akibat dosa.

Ilustrasi: di suatu lorong, seorang ayah memasang tali pembatas horizontal kemudian dia pindah dari satu sisi ke sisi lain dengan menundukkan badan menerobos tali pembatas itu. Anaknya (batita) yang ingin bersama ayahnya hanya mampu memandang dari jauh ayahnya yang berada di seberang. Mulailah anak ini menangis dan makin keras tangisnya makin energinya terkuras. Akhirnya dia meniru ayahnya dengan membungkukkan badan menerobos rintangan tersebut. Dia berhasil dan tersenyum lebar menoleh ke belakang sebelum jatuh di pelukan ayahnya. Pasti si ayah sangat bangga anaknya lulus dari rintangan yang menghalanginya. Ilustrasi ini menggambarkan ketika persoalan besar menerpa hidup kita, reaksi menangis tidaklah cukup apalagi lari dari tanggung jawab. Tuhan mau kita menghadapi masalah tersebut dan bersikap rendah hati untuk menemukan jalan keluarnya. Bila kita lulus dari masalah itu, bukan hanya kita yang berbahagia, Tuhan juga ikut bahagia melihat keberhasilan kita. 

Menghadapi masalah berat, Daud tidak lari dari kenyataan tetapi dengan rendah hati dia mengakui kesalahannya dan memohon agar Tuhan tidak menghukum dalam geram-Nya. 

Perlu diketahui, masalah tetap datang silih berganti selama kita masih hidup di dunia ini; itu sebabnya mata kita harus tetap fokus memandang Tuhan. Kita teguh berpegang kepada kebenaran untuk bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus yang adalah Kepala (Ef. 4:15) apa pun kondisi kita. Jangan karena sakit ekonomi kemudian ada tawaran menggiurkan kita meninggalkan Kristus! Ingat, Ia yang memiliki segala kuasa di Surga dan di bumi (Mat. 28:18) menjamin menggendong kita sampai masa tua kita (Yes. 46:4).

Mazmur 38 ini memberikan peringatan agar kita bertindak hati-hati dan berharap hanya kepada Tuhan yang dapat melepaskan kita dari problema hidup. Kita harus bertindak waspada terhadap segala masukan di medsos termasuk pembicara yang menguraikan tafsiran tentang Alkitab. Kita harus kembali kepada kebenaran Firman Allah, tetap bersekutu dengan-Nya serta memelihara keintiman dalam doa. Perhatikan, doa orang benar yang dinaikkan dengan yakin akan besar kuasanya (Yak. 5:10). Berbanding terbalik dengan doa orang munafik yang hidupnya penuh kepura- puraan dalam ibadah dan pelayanan padahal hatinya jauh dari-Nya, doanya adalah kekejian (Ams. 29:9). 

Tuhan menghajar kita (melalui penyakit, kecelakaan, PHK dll.) oleh sebab pelanggaran dan kesalahan kita agar kita memahami didikan-Nya dan kembali hidup tertib dalam kekudusan (Ibr. 12:6-10). Ia tidak mau kita hidup sembrono yang dapat menyebabkan jatuh dalam dosa penyimpangan mental, spiritual dll. yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Hajaran-Nya mendatangkan kebenaran dan kedamaian (ay. 11). 

Dosa menyebabkan Daud (juga kita) gelisah, cemas, tidak percaya diri menghadapi masa depan (Mzm. 38:19) padahal kita telah digembalakan oleh-Nya. Tuhan tidak memberikan kita roh takut tetapi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Tim. 1:7). Kita kecewa dan cemas akibat pemaksaan kehendak diri sendiri kepada Tuhan yang tidak dikabulkan oleh-Nya. Contoh: tidak semua dari kita ditentukan untuk menikah tetapi kita memaksakan kehendak sendiri menikah dengan orang tidak beriman yang kemudian terjadi pertengkaran, kekecewaan dll. dan berakhir dengan perceraian. Layakkah kita menyalahkan Tuhan padahal kita memilih sendiri orang yang menjadi pasangan hidup kita? 

Yang penting kita harus hidup tertib, benar, kudus dan mengasihi Tuhan. Siapa pun yang hidup tidak tertib akan rugi sendiri, misal: murid yang tidak tertib belajar akan tertinggal kelas sehingga membutuhkan biaya lebih besar, waktu lebih panjang juga tetap berpikir untuk belajar. Oleh sebab itu hendaknya kita hidup tertib sebagai imam-imam, hamba Tuhan, penatua dst. Ketertiban berasal dari Tuhan, kalau kita tidak hidup tertib ini sama dengan kita mengolok Tuhan. Kalau kita tidak mengasihi sesama, kita meremehkan perintah Firman-Nya. Kita juga diajar untuk tidak membalas mereka yang suka mengolok-olok kita; sebaliknya, kita mendoakan mereka. Untuk itu diperlukan kesabaran dan kerendahan hati seperti dilakukan oleh Daud (Mzm. 38:20-21) sehingga keputusan yang kita ambil sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita telah dibeli oleh-Nya dan harganya telah lunas dibayar (1 Kor. 6:20). Maka dari itu kita tidak punya hak untuk melakukan segala sesuatu semau kita tetapi seturut kehendak Tuhan. 

Mazmur 38 juga memberikan pengertian kepada kita untuk mengingat kasih Tuhan dan menjadi pemenang. Dengan menekuni membaca serta melakukan Firman-Nya kita tidak keluar dari rencana Allah. Bila saat ini kita masih gagal dalam merajut kehidupan nikah, rumah tangga, persahabatan, persaudaran seiman dsb. Tuhan sanggup memulihkan dengan cara kita saling merendahkan diri dan mengakui kesalahan. Memang sangat berat untuk mempraktikkannya karena kita melawan ego kita sendiri tetapi Yesus telah memberikan teladan kerendahan hati melawan ego-Nya dengan menyerah pada kehendak Bapa saat diperhadapkan dengan cawan yang dipegang-Nya (Mrk. 14:36). Ia bahkan memberikan nyawa-Nya bagi kita supaya kita menjadi anggota tubuh-Nya yang dipersiapkan satu kali kelak menjadi mempelai-Nya. Untuk itu kita wajib menyatakan kemurahan Allah kepada orang-orang di sekeliling kita agar mereka juga memperoleh kasih yang sama dan terintegrasi menjadi anggota tubuh Kristus. 

Firman Tuhan menuliskan penyimpangan membuat orang tertindas (bnd. Mzm. 119:67). Daud merasa sendirian dijauhi teman, sahabat dan sanak saudara. Itu sebabnya selain rendah hati, diperlukan pengakuan dengan jujur baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan sesama. Bukankah ketidakjujuran sering menyebabkan percideraan, dijauhi sahabat dan tidak punya teman? Daud kemudian memutuskan berpegang pada janji Tuhan. 

Aplikasi: dalam menghadapi tantangan hidup kita perlu memegang janji Tuhan (bukan janji manusia) yang sanggup menolong kita. Janji Kristus sebagai Kepala dan Mempelai Pria Surga tidak pernah berubah. Jangan mengandalkan janji manusia yang dapat berubah membuat kita kecewa dan sakit hati! 

Daud memohon agar Tuhan tidak meninggalkannya tetapi segera menolong dan menyelamatkannya (Mzm. 38:22-23). Sesungguhnya Tuhan itu dekat (imanen) dan mau bersekutu dengan umat-Nya. Namun apa yang menyebabkan Ia jauh dari kita? Apakah karena kita salah dalam mengambil keputusan? Bukan! Namun karena dosa dan kejahatan kita (Yes. 59:1-2).

Aplikasi: marilah kita mendekat kepada Tuhan untuk beroleh keselamatan. Jangan pernah meninggalkan Tuhan yang membuat kita menderita tidak dapat menaklukkan problema dan sakit penyakit kita! 

Tanpa disadari masalah dan penderitaan yang menimpa dapat disebabkan karena kebodohan dan dosa kita. Namun jangan berputus asa, datanglah kepada Tuhan yang sanggup memulihkan keadaan kita bahkan menyelamatkan kita dari hukuman mati kekal sebab Ia mahakasih dan mahapenyayang. Amin.