Shalom,
Roh Kudus menolong kita untuk mampu memandang Tuhan selama-lamanya sebab dunia dengan kemegahan maupun godaannya dapat mengalihkan arah pandangan kita kepada-Nya untuk melemahkan iman kita. Biarlah hati dan pikiran kita diperbarui juga mata rohani kita dapat melihat Dia di dalam Firman-Nya.
Memang Allah hadir di mana-mana tetapi jangan kita dengan sengaja tidak beribadah ke gereja dengan alasan sudah nyaman mengikuti ibadah live streaming. Pada hari ini juga kita berbahagia karena adanya penahbisan para penatua baru seperti yang tertuang dalam Alkitab (bnd. Im. 8).
Apa pesan Firman Tuhan dalam ibadah hari ini?
“Dari Daud pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh sehingga ia diusir lalu pergi.”
Apakah Daud menulis Mazmur 34 ini dalam kondisi pura-pura gila? Bagaimana dengan “Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya TUHAN itu!” (ay. 9) juga “Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku” (ay. 2)? Apakah ayat-ayat ini hanya pura-pura karena ditulis oleh orang yang tidak waras pikirannya? Sesungguhnya Tuhan tidak pernah berpura-pura dan Ia mengizinkan Daud mengalami peristiwa tidak mengenakkan bahkan tulisannya dikanonisasi menjadi Firman Tuhan setelah melalui perdebatan 3 – 4 abad.
Mengapa Daud berpura-pura gila? Karena dia ketakutan dikejar-kejar oleh mertuanya, Saul, dan lari minta perlindungan/suaka ke Akhis, raja kota Gat. Ketika menghadap raja, dia masih bersikap normal namun begitu pegawai-pegawai Akhis memuji-muji dia yang mengalahkan berlaksa-laksa, Daud ketakutan lalu berpura-pura gila sehingga dia diusir (1 Samuel 21:10-15).
Raja Saul sangat membenci Daud, menantunya, karena iri hati padahal Daud tidak mempunyai kesalahan apapun terhadapnya hingga dia menanyakan kepada Yonatan, anak Saul, mengapa ayahnya begitu membenci dan ingin mencabut nyawanya (1 Sam. 20:1). Bahkan Daud mengatakan kalau nyawanya hanya satu langkah dengan maut (ay. 3).
Daud harus berpura-pura gila karena kalau ketangkap, dia akan dikembalikan ke Raja Saul untuk dibunuh. Dengan pura-pura gila, Daud pergi dan melarikan diri ke gua Adulam (1 Sam. 22:1).
Introspeksi: apa yang akan kita lakukan ketika maut sudah di depan mata seperti dialami oleh Daud?
Rasul Paulus juga mengalami penderitaan berat dipukuli, dipenjara, dikejar-kejar untuk dibunuh hingga tiba saatnya dia tidak mau dihalangi untuk memasuki Yerusalem sebab dia tahu waktunya tiba untuk mencapai garis akhir (Kis. 21:11-14). Hal sama dialami oleh Yesus, Ia dikejar-kejar oleh orang-orang yang membenci-Nya. Ia melarikan diri hingga tiba waktunya Ia diam saja ketika ditangkap dan disalib untuk menunaikan tugas Bapa Surgawi. Daud juga mengalami hal serupa; dalam tulisannya dia mengungkapkan kebahagiaan karena hatinya penuh dengan Firman Allah dan hendak memuji Tuhan pada segala waktu walau nyawanya sedang terancam. Dan Tuhan benar-benar melindunginya dan memberikan waktu 40 tahun menjadi raja Israel menggantikan Saul yang mati dalam peperangan.
Apa pesan Daud selanjutnya? “Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!” (ay. 4)
Jujur, kita belum/tidak mengalami penderitaan hebat karena Nama Tuhan, marilah kita memuliakan Nama Tuhan dan meninggikan salib-Nya karena Ia mati demi kita yang berdosa.
Rasul Paulus pernah berkata kepada Timotius, pengerjanya, untuk tidak malu menderita bersamanya karena Tuhan (2 Tim. 1:8). Hendaknya kita juga mengajak keluarga kita untuk memuliakan Tuhan seperti dilakukan oleh bangsa Israel yang keluar dari Mesir. Anak-anak mereka selalu diingatkan akan peristiwa Paskah supaya mereka tahu Siapa yang telah melepaskan mereka dan memuliakan Nama-Nya.
Tuhan menjawab Daud yang mencari-Nya dan melepaskan dia dari segala kegentaran/ketakutan (ay. 5). Sangatlah manusiawi Daud dicekam ketakutan karena dia mempunyai keluarga dan begitu bahagianya dia ketika Tuhan mendengar teriakannya.
Aplikasi: sudah sepatutnya kita memuji Tuhan ketika kita beroleh pertolongan dari-Nya tidak hanya sesaat tetapi setiap waktu dan di mana saja.
Daud menegaskan bila kita menujukan pandangan kita kepada Tuhan, muka kita akan berseri-seri tidak malu tersipu-sipu (ay. 6) seperti dialami oleh Musa ketika turun dari gunung Sinai membawa dua loh hukum Allah setelah bertemu dengan Tuhan (Kel. 34:29).
Aplikasi: bila Roh Kudus menulisi loh hati kita dengan Firman Allah (2 Kor. 3:3), wajah kita akan diubah menjadi semakin mulia.
Heran, dalam pelariannya ke gua Adulam, Daud tidak sendirian tetapi seluruh keluarga dan saudara-saudaranya malah ikut bersamanya (1 Sam. 22:1-2). Mengapa? Karena Tuhan menyertai dia. Tuhan telah menyelamatkan dia dari kesesakan dan malaikat Tuhan mengelilingi orang yang takut akan Dia. Itu sebabnya dia mengatakan betapa baiknya Tuhan dan berbahagia orang yang berlindung pada-Nya (ay. 7-9). Bahkan orang yang takut akan Tuhan tidak akan kekurangan (ay. 10-11), buktinya Daud tidak mempunyai rumah/tempat berpijak tetapi dia tahu Tuhan memelihara dia.
Aplikasi: orang-orang di sekitar kita akan melihat/menyaksikan Tuhan melalui kehidupan kita yang disertai dan dilindungi oleh-Nya.
Daud ingin menjadi orang baik dengan takut kepada Tuhan. Apa katanya? “Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya! Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar dan telinga- Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.” (ay. 13-17)
Tahukah ayat-ayat di atas disitir oleh Rasul Petrus, seorang nelayan yang belajar langsung pada Guru besar, Yesus? Apa katanya? “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat. Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?" (1 Ptr. 3:10-13)
Daud telah memberikan contoh baik dalam memperlakukan Saul, mertuanya. Dia menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik berdampak dia diberkati Tuhan.
Aplikasi: hendaknya kita menjaga mulut kita terhadap orang yang jahat kepada kita. Kita belajar mencari perdamaian bukan menambah musuh.
Perhatikan, Tuhan dapat memakai Daud yang nantinya menjadi raja juga Petrus, seorang nelayan, dalam menulis yang akhirnya dikanonisasi menjadi Firman Allah. Sebagai orang Yahudi, Simon Petrus pasti menghafal 5 kitab Musa (Pentateukh) juga kitab Mazmur (Perjanjian Lama). Jangan kita lebih menyukai kitab tertentu daripada kitab lainnya (dalam Alkitab) sebab penulis siapapun bekerja sama (Paulus menanam, Apolos menyiram) tetapi Allah yang memberi pertumbuhan (1 Kor. 3:6). Setiap dari kita diberi karunia beda-beda tetapi untuk kepentingan bersama (1 Kor. 12:4-7).
Dapat dibayangkan begitu Tuhan memalingkan wajah-Nya dari kita, kita akan kembali menjadi debu tanah, tidak ada artinya.
Jelas Daud mengatakan Tuhan sangat dekat dengan orang-orang yang patah hati dan menyelamatkan mereka yang remuk jiwanya (ay. 19).
Apa kata Petrus selanjutnya?“Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus menjadi malu karena fitnahan mereka itu.” (ay. 14- 16)
Aplikasi: kita harus belajar berbuat baik walau harus menderita. Jangan malah mudah tersinggung dan pikiran terganggu bila (pelayanan) kita dicemooh, difitnah, dicerca! Jujur ini tidak mudah tetapi jalani saja sebab Tuhan akan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya yang berlindung kepada-Nya.
Khusus bagi para penatua yang dilantik hari ini untuk menerima jabatan mulia ini, walau risikonya besar dibalik risiko ini ada kemuliaan yang Tuhan sediakan (1 Ptr. 3:17-18). Yesus menjadi teladan sempurna dalam menderita tanpa salah bahkan mati demi dosa kita. Ia satu-satunya Orang benar bagi orang-orang yang tidak benar untuk membawa/memperdamaikan mereka dengan Allah. Kita harus percaya Yesus – Firman menjadi manusia – mati dan bangkit menjadi Tuan di atas segala tuan dan Raja atas segala raja.
Hendaknya dari mulut kita selalu keluar puji-pujian “kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan” oleh sebab Ia peduli dan menolong kita saat dalam kesesakan untuk beroleh pertolongan tepat pada waktu-Nya. Amin.