• AMAN DALAM PERLINDUNGAN TUHAN (JOHOR)
  • Mazmur 31
  • Johor
  • 2023-02-05
  • Pdm. Agus Mulyono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1310-aman-dalam-perlindungan-tuhan

Shalom, 

Rasa aman adalah salah satu aspek penting dalam hidup manusia dan manusia memiliki banyak cara untuk mencari rasa aman dengan mengumpulkan harta dan kepandaian. Namun badai COVID yang melanda hampir di seluruh belahan bumi membuktikan bahwa semuanya sia-sia – baik yang pandai, yang kaya maupun yang kekurangan merasa tidak aman. 

Daud menemukan keamanan sejati yang menjamin hidupnya sampai pada kehidupan kekal. Apa yang ditulis Daud berkaitan dengan “aman dalam perlindungan Tuhan” dalam Mazmur 31?

  • Daud percaya kepada Tuhan (ay. 2-9).

Daud mengakui ketergantungannya kepada Tuhan; dia tidak mengandalkan akal dan kekuatannya sendiri tetapi bergantung penuh kepada Tuhan. 

Daud mengisahkan bagaimana dia mengalami kesulitan berat yang membuatnya menderita (ay. 10-14). Namun dalam kondisi demikian, dia tetap percaya penuh kepada Tuhan bahkan dengan berani dan penuh keyakinan mengatakan bahwa Tuhan tidak akan membuat hambanya malu. Dia mengatakan, “..Luputkanlah aku karena keadilan-Mu.” (ay. 2b) 

Daud menyadari bahwa manusia diselamatkan bukan karena kebaikan atau kebenarannya sendiri karena sesungguhnya tidak ada manusia yang benar dan baik (Rm. 3:10,12) tetapi semata-mata karena kebenaran dan keadilan Tuhan yang menjadi karakter-Nya. Jadi Tuhan menyelamatkan manusia dan melakukan apa yang benar bagi manusia sesuai dengan kebenaran-Nya sendiri (Yeh. 36:22-23) bukan karena kebenaran manusia. 

Tuhan memilih bangsa Israel dan tetap teguh memegang perjanjian-Nya dengan setia kepada mereka dalam kondisi suka maupun duka namun mereka membuat banyak alasan untuk memutuskan perjanjian dengan Tuhan. Akibatnya Tuhan membiarkan mereka menderita kekalahan bahkan dibuang ke pengasingan tetapi Ia tidak pernah meninggalkan mereka. Setiap penderitaan yang dialami oleh bangsa Israel bertujuan untuk penebusan dan Tuhan menyelamatkan mereka yang percaya kepada-Nya. 

Daud sangat membutuhkan karya pembebasan Tuhan dan mengatakan bahwa Tuhan adalah gunung perlindungan dan benteng pertahanan (ay. 3-4). Kepercayaan Daud kepada Tuhan tidak memerlukan pertimbangan lebih dahulu tetapi merupakan kebutuhan mutlak saat itu. Daud meminta Tuhan menjadi Pelindung dan benteng yang kuat baginya. 

Daud begitu percaya kepada Tuhan sebab dia mempunyai pengalaman pribadi dengan-Nya, tertulis di ayat 4- 6, “Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.” Daud tidak minta keselamatan oleh karena kebaikannya tetapi karena Nama-Nya. 

Daud tahu banyak musuh ingin menjebak dan membinasakan dia; untuk itu dia memohon Tuhan menyelamatkan dia dari musuh yang mau menjebak, memfitnah bahkan dari rencana licik yang biasa dilakukan oleh orang-orang fasik. Apa katanya? “Ke dalam tanganmu kuserahkan nyawaku, Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.” (ay. 6) Bukankah Yesus juga mengatakan kalimat sama – “ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Luk. 23:46)– sebelum mengembuskan napas terakhir di kayu salib? 

Pernyataan Daud “Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku” bukanlah bentuk keputusasaan tetapi karena percaya akan kasih setia Tuhan yang telah menebusnya. Pernyataan Daud ini disempurnakan oleh Yesus pada saat penyerahan-Nya di kayu salib.

Introspeksi: sudahkah kita merasakan kesetiaan Tuhan dalam hidup kita? Dan bagaimana kesetiaan kita kepada-Nya? 

Kepercayaan Daud kepada Tuhan membuat dia benci kepada orang-orang yang memuja berhala (ay. 7). Daud menolak berhala yang tidak memiliki kekuatan untuk menyelamatkannya. Demikian pula seharusnya kita membenci pemujaan berhala yang sia-sia dan tidak berguna. 

Penundukan dan kesetiaan Daud kepada Tuhan tidak membawanya ke dalam kesengsaraan meskipun dia mengalami penderitaan. Sebaliknya, Daud merasakan kebahagiaan karena hatinya dipenuhi dengan rasa syukur bahwa Tuhan yang tidak mengabaikan dia di masa kesulitan. Bahkan Tuhan tidak hanya melindunginya dari musuh-musuh tetapi juga menempatkannya di tempat yang aman dan terjamin (ay. 9).

  • Daud menulis kondisi dan masalah yang dilakukan oleh orang-orang fasik (ay. 10-14).

“Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah kekuatanku merosot karena sengsaraku dan tulang-tulangku menjadi lemah. Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku. Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, ada kegentaran dari segala pihak! mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.” 

Daud mengalami musim tenang, damai dan ucapan syukur (ay. 2-9) kemudian beralih pada musim kesulitan/kesusahan (ay. 10-14). Terlihat kesengsaraan dan penderitaan yang Daud alami secara fisik – tulang- tulangnya menjadi lemah; secara sosial dia tercela di hadapan lawannya; secara mental, hatinya sakit harus melarikan diri dari ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh anaknya sendiri, Absalom. 

  • Daud mengalami perlindungan dan kebaikan Tuhan (ay. 13-15).

Di tengah kesengsaraan, Daud tetap yakin bahwa kepercayaannya kepada Tuhan tidaklah sia-sia seperti tertulis, “Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! TUHAN, janganlah membiarkan aku mendapat malu, sebab aku berseru kepada-Mu; biarlah orang-orang fasik mendapat malu dan turun ke dunia orang mati dan bungkam. Biarlah bibir dusta menjadi kelu, yang mencaci maki orang benar dengan kecongkakan dan penghinaan!” (ay. 15-19) 

Masalah yang dihadapi Daud sangatlah besar tetapi kepercayaan Daud kepada Tuhan lebih besar dari masalah yang dihadapinya. Lebih lanjut Daud mengatakan, “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu” (ay. 16). 

Aplikasi: hendaknya kita percaya bahwa seluruh waktu dan hidup kita ada di tangan Tuhan. Ketika kita mengalami kesulitan atau persoalan, percayalah Tuhan turun tangan menolong kita dengan ajaib. Ingat, Tuhan memegang kendali dan pasti memberikan yang terbaik sebab Ia tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya.

Daud menulis, “Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu…” (ay. 17) mengutip Bilangan 6:25-26 yang berbicara “Tuhan menghadapkan wajah-Nya memberi mengenai berkat kasih karunia dan damai sejahtera bagi umat-Nya”. Daud meminta kebaikan dan kemurahan Tuhan dicurahkan kepadanya; sebaliknya, biarlah orang fasik mendapat maut dan diam di dalam kubur (ay. 18) serta bibir pendusta dan orang sombong menjadi kelu (ay. 19). 

Daud memuji kebaikan Tuhan terhadap orang yang berlindung pada-Nya dan menyembunyikan mereka dari persekongkolan orang jahat dan perbantahan lidah (ay. 20-21). Tuhan melindungi mereka yang takut akan Dia dalam naungan wajah-Nya.

Harus diakui, sebagai manusia Daud tidak terus dalam kondisi yang kuat, ada saatnya dia merasa lemah ditinggalkan Tuhan; Tuhan terasa begitu jauh darinya (Mzm. 28:1-2). Namun Daud tidak menuruti perasaannya tetapi percaya Tuhan yang telah setia di masa lalu, setia di masa sekarang dan akan setia di masa depan. Daud mengalami kasih setia Tuhan saat dia dalam kesesakan, Tuhan mendengar teriakannya minta tolong (ay. 22- 23). 

Aplikasi: Tuhan tahu waktu dan cara yang terbaik untuk menolong kita. Walau terasa sendirian saat menghadapi kesusahan dan pergumulan, kasih Tuhan tetaplah teguh dan tidak pernah berubah untuk selama- lamanya. Mata Tuhan tidak pernah lepas dari kita dan telinga-Nya tidak pernah tertutup dari permohonan kita. 

Pengalaman Daud yang luar biasa bersama Tuhan membuat dia tidak berdiam diri tetapi menyaksikan apa yang Tuhan telah perbuat dalam hidupnya untuk memotivasi agar orang-orang percaya yang sudah ditolong Tuhan juga mengasihi-Nya (ay. 24). 

Aplikasi: kita yang telah mengalami kasih Tuhan dan perbuatan-Nya yang ajaib tidak boleh menutup mulut tetapi bersaksi memuliakan Nama-Nya. Kita mengasihi Tuhan oleh sebab Pribadi-Nya yang lemah lembut, yang setia serta karya penebusan-Nya dalam menyelamatkan kita. Ia juga menyucikan kita untuk hidup dalam kebenaran dan tidak pernah meninggalkan kita di masa kesulitan. Jangan malah sombong/congkak dan merasa tidak perlu Tuhan karena menganggap diri sendiri kuat dan mampu. Waspada, orang-orang yang congkak akan diganjar dengan tidak tanggung-tanggung.

Daud mengakhiri Mazmur 31 dengan mengatakan, “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada Tuhan!” (ay. 25)

Daud mendorong orang-orang yang percaya kepada Tuhan untuk menaruh pengharapan kepada-Nya sebab hanya ada satu fondasi paling aman di dunia ini, itulah Allah, Pencipta dan Penguasa alam semesta, yang berkemenangan. Ia tidak berubah dan tidak ada sesuatu pun yang jahat di dalam diri-Nya. Daud mendorong kita untuk bersandar sepenuhnya kepada Tuhan (Ams. 3:5-6). 

Marilah kita percaya hanya kepada Tuhan dan jangan beralih pada apapun dan siapapun walau di tengah kesulitan, penganiayaan dan serangan musuh yang kuat sekalipun. Ingatlah kepada Tuhan, gunung batu dan benteng perlindungan kita yang mampu membebaskan dan menyelamatkan orang yang percaya dan bersandar kepada- Nya. Amin.