Shalom,
Kita telah menyanyikan lagu-lagu yang mana liriknya diambil dari ayat-ayat dalam Alkitab dan kita meyakini semua itu adalah Firman Allah yang memberikan berkat. Kita juga telah mempelajari bahwa Kitab Mazmur tidaklah semata-mata berisikan pujian kepada Tuhan tetapi juga doa seruan permohonan, penyataan kebenaran dll. yang semua dikanonisasi menjadi Firman Allah bersifat kekal.
Bagaimana dengan tulisan Daud dalam Mazmur 28?
- Diawali dengan doa permohonan agar TUHAN tidak berdiam diri kepadanya (ay. 1-2).
“Kepada-Mu ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap aku sebab jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur. Dengarkanlah suara permohonanku apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang mahakudus.”
Umumnya dalam ibadah ada pujian dan doa; itu sebabnya awali kegiatan dengan berdoa terlebih dahulu dan janganlah doa menjadi upacara gerejani.
Bagaimana mungkin Daud tahu bahwa Tuhan bersuara? Apa penyebab Ia berdiam diri? Ilustrasi: amat wajar terjadi suami-istri tidak berbicara satu sama lain atau orang tua lebih memilih diam terhadap anaknya yang nakal dan susah diberitahu oleh sebab kesal dan marah.
Terbukti “kebisuan” Tuhan membuat Daud serasa mati. Itu sebabnya dia meminta Tuhan agar tidak tutup mulut karena “marah”. Tentu Tuhan mempunyai alasan yang membuat-Nya diam tidak responsif.
Introspeksi: pernahkah kita berdoa mengerakkan Tuhan untuk berbicara kepada kita? Jujur, bukankah kita lebih sering berdoa meminta Tuhan menggerakkah hati suami/istri/anak yang mengesalkan hati kita?
Sesungguhnya Allah ingin menjawab; dengan kata lain, Alkitab yang adalah Firman Allah senantiasa berbicara. Sama seperti Daud mengatakan bila Tuhan diam, dia mati; Rasul Paulus juga menegaskan hukum yang tertulis mematikan tetapi Roh menghidupkan (2 Kor. 3:5-6). Buktinya, Paulus sebagai orang Farisi tidak bercacat menaati hukum Taurat (Flp. 3:6) tetapi rohaninya mati. Baru setelah bertemu Yesus, kehidupan rohaninya hidup. Oleh sebab itu dia menasihati Timotius muda untuk tetap berpegang teguh pada kebenaran Kitab Suci yang diajarkan sejak masih kecil (2 Tim. 3:14-15).
Jadi, bila kita mendengar (Firman) Tuhan berbicara, kita akan hidup. Itu sebabnya jangan kita membaca Firman dan menganggapnya sekadar tulisan agama Kristen karena kita akan mati rohani. Sebaliknya, biarlah Roh Kudus yang telah berbicara kepada Paulus, Petrus, Filipus juga berbicara kepada kita, membuat kita percaya bahwa seluruh 66 Kitab (Perjanjian lama dan Perjanjian baru) adalah Firman Allah yang hidup dan berbicara. Contoh: dalam penciptaan hari ke-1: bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudra raya dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Kemudian Allah berfirman, “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi (Kej. 1:1-2). Allah menciptakan dari tidak ada menjadi ada dengan firman-Nya. Penciptaan pada hari kedua hingga hari ke-6 juga berfirman termasuk penciptaan manusia (Kej. 1:26-27).
Saat berdoa, Daud berkiblat/mengarahkan tangan kepada Tempat Mahakudus di mana Allah berhadirat. Saat itu Daud hanya tahu kalau menyembah menghadap ke arah mahakudus sebab dia pernah membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem setelah sempat dirampas oleh orang Filistin kemudian dikembalikan. Masih ingat ketika Daniel berdoa, dia membuka jendela rumahnya ke arah Yerusalem dan berlutut serta memuji Allah (Dan. 6:11).
Ketika bertemu dengan perempuan Samaria yang mempunyai banyak masalah dalam nikah, Yesus menjelaskan bahwa ada saatnya orang Samaria tidak lagi menyembah Bapa di gunung Gerasim juga orang Yahudi tidak menyembah di Yerusalem tetapi menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:21-23). Alhasil, Perempuan Samaria tersebut direstorasi kehidupan nikahnya karena hatinya bertemu Yesus.
Aplikasi: perjumpaan kita dengan pendeta yang hebat sekalipun tidak mampu mengubah kehidupan pribadi maupun nikah kita kecuali kita berjumpa dengan Yesus. Memang hamba Tuhan harus menjadi teladan dengan membuktikan adanya keubahan hidup oleh Firman Tuhan. Bagaimana mengalami perjumpaan dengan-Nya? Dengan tekun membaca Alkitab kita akan menemukan Tuhan di Tempat Mahakudus. Heran, Tuhan bersemayam di tempat tinggi dan kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati (Yes. 57:15).
Yesus mengatakan bahwa Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang benar. Di mana Ia bertakhta? Di Tempat Mahakudus, di atas Tutup Pendamaian (fisik) tetapi Ia ingin kita menyembah-Nya di dalam roh dan kebenaran. Oleh sebab itu jangan terjebak dengan penyembahan fisik yang malah mematikan rohani kita!
- Isi doa Daud yang memohon supaya Tuhan membalas perbuatan orang-orang fasik yang tidak mengindahkan pekerjaan-Nya (ay. 3-5).
“Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya tetapi yang hatinya penuh kejahatan. Ganjarilah mereka menurut perbuatan mereka dan menurut kelakuan mereka yang jahat; ganjarilah mereka setimpal dengan perbuatan tangan mereka, balaslah kepada mereka apa yang mereka lakukan. Karena mereka tidak mengindahkan pekerjaan TUHAN dan perbuatan tangan-Nya; Ia akan menjatuhkan (destroy = menghancurkan) mereka dan tidak membangunkan mereka lagi.”
Daud minta tolong Tuhan untuk tidak menyeret dia bersama-sama orang fasik dan pelaku kejahatan sebab dia tahu Tuhan berkuasa menghukum siapa pun termasuk dia yang telah melakukan banyak kesalahan.
Introspeksi: beranikah kita dengan jujur mengakui kesalahan kita dan memohon Tuhan menolong kita untuk tidak lagi terlibat dengan kejahatan yang pernah kita lakukan? Kita harus hati-hati dalam bersikap karena semua itu ada ganjaran/balasannya.
Memang kita tidak berhak mengutuki orang lain tetapi kita tahu Tuhan tidak mau ada kejahatan di dalam rumah-Nya. Daud meminta Tuhan membalas orang-orang fasik dan pembuat kejahatan menurut perbuatan dan kelakuan mereka sebab mereka tidak mengindahkan pekerjaan Tuhan dan perbuatan tangan-Nya.
Apa pekerjaan Tuhan dan perbuatan tangan-Nya yang harus kita perhatikan?
• Allah menciptakan langit dan bumi dan isinya termasuk Adam dan Hawa yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Itu sebabnya kita tidak boleh menjelek-jelekkan siapa pun – istri /suami, anak/orang tua dst.
• Bait Allah di mana Roh Allah ada di dalamnya (1 Kor. 3:16). Waspada, Allah akan membinasakan orang yang membinasakan bait-Nya (ay. 17).
• Bahan-bahan untuk membangun bagian atas Bait Allah sebab Rasul Paulus telah meletakkan dasar (Yesus Kristus) dan orang lain membangun di atasnya (ay. 10-11). Apakah menggunakan bahan emas, perak, batu permata atau kayu, rumput kering atau jerami yang mudah terbakar dan hancur dengan api (ay. 12-13)?
Tahukah bangunan fisik Bait Allah yang pernah dibangun dengan megah dan kukuh – Tabernakel Musa, Bait Allah Salomo – hancur juga Bait Suci Zerubabel yang dibantu oleh Herodes selesai pada tahun 64 M tetapi hancur pada tahun 70 M?
Kalau begitu siapa Bait Allah yang sesungguhnya? Kita adalah Bait Allah. Dan tahukah manusia bagaikan rumput dan kemuliaannya seperti bunga rumput yang cepat kering dan gugur (1 Ptr. 1:24)? Oleh sebab itu hendaknya kita memerhatikan kehendak Tuhan, jangan malah merusak pola dan maunya Tuhan.
Introspeksi: kalau kita menolak menjadi rumah Allah, mau menjadi apa kita? Menjadi Bait Allah bukan berarti kita harus menjadi pendeta tetapi kita setia berada di dalam rumah Allah seperti dilakukan oleh Simeon tua juga Hana (Luk. 2:25-27, 36-37). Masing-masing dari kita dibangun menjadi rumah Allah dan tempat kediaman Roh Kudus. Untuk itu dalam setiap ibadah hendaknya kita mengutamakan (Firman) Tuhan berbicara kepada kita.
- Daud memuji Tuhan karena doanya didengar dan meminta Ia menggembalakan serta mendukung umat-Nya (ay. 6-9).
“Terpujilah TUHAN karena Ia telah mendengar suara permohonanku. TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi- Nya! Selamatkanlah kiranya umat-Mu dan berkatilah milik-Mu sendiri, gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka untuk selama-lamanya.”
Kita tidak boleh takut berdoa di dalam Nama Yesus yang menyelamatkan sebab Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Kita akan kehilangan keberanian jika kita menganggap Yesus hanyalah sejarawan dan revolusioner.
Daud sangat bersukacita doa permohonannya dijawab Tuhan. Dia yakin Firman Tuhan adalah “ya” dan “amin” maka dia mengakui bahwa Tuhan adalah kekuatannya.
Aplikasi: pengalaman pertolongan Tuhan yang menjawab doa kita membuat kita bersukacita tanpa dipaksa. Kita diberkati Tuhan oleh sebab kita adalah milik-Nya yang dibeli dengan darah Anak Domba Allah.
Berkat pertolongan Tuhan, Daud mengakui TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya. Daud memohon agar Tuhan menggembalakan dan mendukung mereka untuk selama- lamanya.
Mengapa kita perlu digembalakan tidak sekadar keluar masuk kebaktian? Kita perlu digembalakan supaya ketika ada yang lemah, yang kuat mendukung bukan malah menindas atau mencari kesenangan sendiri (Rm. 15:1). Yesus begitu peduli dengan penggembalaan; itu sebabnya setelah bangkit, Ia menyuruh Petrus menggembalakan domba-domba-Nya (Yoh. 21:15-17).
Jangan pula untuk memuaskan kesenangan sendiri kita menjadi batu sandungan gara-gara makanan (Rm. 14:15)! Bukankah sering terjadi tubuh kita menjadi berpenyakitan (kolestrol tinggi, diabet, dll.) gara-gara mengonsumsi makanan tidak sehat? Memang semua makanan itu halal tetapi tidak semuanya berguna (1 Kor. 6:12).
Siapa dapat menopang/mendukung kita sampai selama-lamanya? Hanya Tuhan yang sudah mati, bangkit dan sekarang mempersiapkan tempat bagi kita.
Aplikasi: Tuhan memilih kita untuk “memberi makan” domba-domba-Nya. Tuhanlah yang memilih seseorang menjadi gembala sidang, penatua, diaken, pimpinan Kaum Wanita, Kaum Muda dll. walau ada peraturan gereja tetapi janganlah peraturan itu melebihi Alkitab. Ilustrasi: kita diberikan hikmat untuk membangun tetapi kalau bangunan itu berdasarkan kemauan sendiri melampaui Firman Allah maka bangunan itu akan runtuh.
Hendaknya kita membiarkan Tuhan berbicara melalui Firman-Nya supaya kita tidak terseret dengan perbuatan orang-orang fasik tetapi kita digembalakan untuk tetap berada di dalam keselamatan yang dianugerahkan oleh- Nya. Amin.