Shalom,
Hendaknya keselamatan tidak sebatas pengakuan di mulut tetapi keluar dari hati yang percaya penuh kepada Yesus yang sudah bangkit dari kematian menjadi Tuhan dan Kristus. Marilah kita memegang teguh semua tulisan di dalam Alkitab supaya keselamatan yang dijanjikan tidak sirna tetapi makin kuat mendorong kita untuk mencintai Tuhan dan rumah kediaman-Nya.
Kenyataannya, mata kita melihat, telinga mendengar dan perasaan kita merasakan apa yang terjadi di sekeliling kita, apakah iman/percaya kita kemarin masih sama dengan percaya kita sekarang dan berlanjut secara konsisten besok? Kita tidak dapat memastikan tetapi yang terpenting ialah dengan hati kita percaya dan dibenarkan serta dengan mulut kita mengaku dan diselamatkan (Rm. 10:10).
Jujur, bukankah sering pikiran kita dipenuhi pertanyaan apa yang akan terjadi di tahun 2023 ini kemudian mencomot ayat-ayat di Alkitab untuk meneguhkan supaya kita tidak khawatir akan hari esok? Mampukah kita menantikan Dia?
Kita tidak tahu apa yang terjadi ke depan tetapi Alkitab yang tertulis ribuan tahun lalu menegaskan bahwa janji Allah itu “ya” dan “amin” (2 Kor. 1:20). Jangan kita membaca Alkitab tetapi tidak percaya seperti dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sehingga Yesus menegur mereka bahwa mereka memuliakan Dia dengan bibirnya padahal hatinya jauh dari pada-Nya (Mat. 15:8). Mampukah kita memercayai Dia sepanjang tahun 2023 ini? Jangan kita berpura-pura/kamuflase “rajin dan setia beribadah” dengan maksud dipuji orang atau hanya mendengar dari orang lain yang mengakui bahwa Tuhan adalah benteng hidupnya tetapi kita sendiri tidak mengalaminya!
Apa maksud pemazmur menulis, “Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Nantikanlah TUHAN!
Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” (Mzm. 27:1,14)
Mengapa Daud menulis “benteng”? Tentu untuk melindungi diri dari serangan luar yang mau mengganggunya. Daud mengakui bahwa Tuhan benar-benar benteng hidupnya yang telah melindungi dari penjahat-penjahat yang menyerang untuk memakan dagingnya juga dari semua lawan dan musuh serta tentara yang mengepungnya (ay. 2-3). Daud dikepung musuh dari segala penjuru yang berusaha merusak kedudukannya sebagai raja serta mengganggu nikah dan rumah tangganya. Kita telah mendengar siapa musuh-musuh Daud mulai dari dia menggembalakan kambing domba milik ayahnya hingga dia menjadi raja.
Kita pun memerlukan Tuhan membentengi hidup kita sebab kita juga menghadapi serangan dari musuh-musuh. Siapakah mereka? Iblis, dunia dan diri sendiri. Memang kita dapat mengusir roh setan dalam Nama Tuhan Yesus Kristus tetapi Iblis tidak dapat dihancurkan. Hanya Allah sendiri yang dapat menghancurkan dia. Iblis akan muncul terus hingga pada akhirnya dia dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang di mana di situ ada juga binatang dan nabi palsu; mereka tidak mati tetapi disiksa siang malam sampai selama-lamanya (Why. 20:7-10).
Waspada, Iblis adalah musuh kita yang mengaum-ngaum seperti singa siap mencari mangsa untuk ditelannya (1 Ptr. 5:8). Rasul Petrus sendiri sempat dirasuki pikiran Iblis karena menghalangi rencana Bapa Surgawi dengan mengikuti pikiran manusia (Mat. 16:23). Juga Iblis memasuki Yudas Iskariot sehingga dia menjual Gurunya sebesar 30 uang perak kepada imam-imam kepala (Luk. 22:3; Mat. 26:15). Demikian pula Ananias dan Safira diberkati luar biasa tetapi Iblis menguasai mereka sehingga mereka berdusta dan akibatnya kematian menimpa mereka (Kis. 5:3,5,10). Ingat, Iblis adalah pembunuh manusia dan bapa segala dusta (Yoh. 8:44). Kita harus berani mencegah kalau Iblis dan tabiatnya mulai memasuki hidup kita, jangan kita malah menuruti kemauannya!
Aplikasi: hendaknya kita bertobat dan berhenti dari sifat suka berbohong. Jangan memberi kesempatan Iblis untuk memengaruhi hidup kita! Iblis tidak takut kita ke gereja bahkan roh jahat berani masuk ke sinagoge untuk merasuk seseorang yang sedang beribadah dan membuatnya berteriak-teriak (Luk. 4:33). Namun Iblis paling takut dan benci kalau hati kita percaya Yesus itu Tuhan dan Kristus/Mesias yang mana Nama-Nya membawa keselamatan (Kis. 4:12).
Daud mengatakan kepada siapa dia harus takut bila Tuhan adalah terang dan keselamatannya. Dia juga mengingatkan berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (Mzm. 1:1).
Tentu kita tidak mungkin berdiam diri duduk di rumah terus tetapi melakukan aktivitas berdiri dan berjalan ke pasar, sekolah, kantor dll. dan tahu musuh siap mengincar kita. Apa yang harus kita lakukan? Kita harus berani melawan dia; berarti kita harus tahu Iblis dan sepak terjangnya sebagai bapa pembohong dan pembunuh. Di dalam dia tidak ada kebenaran sama sekali sebab kebenaran hanya ada pada Yesus (Yoh. 14:6). Itu sebabnya kita harus mencintai kebenaran Firman Tuhan tanpa pernah meragukannya sebab Iblis mengincar siapa saja tanpa pandang bulu. Tahukah anak muda dapat mengalahkan si jahat oleh sebab dia menyimpan Firman Tuhan (1 Yoh. 2:14)?
Musuh kedua kita ialah dunia. Tentu kita tidak dapat menghindar dari dunia selama kita masih hidup di dalamnya karena kita harus beraktivitas tetapi Alkitab dengan tegas mengatakan kita tidak boleh mencintai dunia karena kita akan menjadi musuhnya Allah (Yak. 4:4). Dengan kata lain, kita berada di dunia tetapi bukan milik dunia (Yoh. 15:19). Itu sebabnya orang Kristen tidak boleh memiliki ciri-ciri meniru/duplikat dunia dan jujur ini tidak mudah sebab kita masih perlu mencari uang dan ingin menikmati ini-itu. Untuk itu kita diminta agar mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan hidup yang kudus dan berkenan kepada Tuhan (Rm. 12:2).
Jangan mencintai dunia dan apa yang ada di dalamnya sebab isi dunia adalah: keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (1 Yoh. 2:15). Ingat, selama kita masih hidup, daging kita menghadapi keinginan-keinginan yang ditawarkan oleh dunia dengan segala fasilitas yang cocok dengan selera anak muda, orang tua, pria, wanita dst. Juga dengan canggihnya teknologi, kita tidak perlu ke luar rumah sebab hiburan dan kenikmatan dunia dapat diakses melalui HP dan laptop kita. Oleh sebab itu kita tidak boleh pasif tetapi harus berani melawan keinginan- keinginan dunia jika kita tidak mau menjadi musuh Allah.
Musuh ketiga yang paling parah ialah melawan diri sendiri. Musuh ini sangat berbahaya sebab di dalam diri kita sebagai manusia tidak ada sesuatu pun yang baik (Rm. 7:18-20). Rasul Paulus mengakuinya setelah ketemu Yesus. Tidak ada seorang pun yang baik (Rm. 3:12); hanya ada satu Pribadi yang layak dipuja itulah Yesus – Firman menjadi manusia dan rela menanggung sengsara mati disalib demi menebus manusia berdosa. Daud juga mengakui dia sudah berdosa sejak di dalam kandungan ibunya (Mzm. 51:7).
Jangan menganggap diri sendiri baik tetapi akui bahwa tidak ada secuil kebaikan pun dalam diri kita sebab hati/batin berkehendak ingin berbuat baik (suka hukum Allah) tetapi anggota-anggota tubuh yang ditawan dosa malah berbuat yang jahat (Rm. 7:21-23). Semua ini terjadi karena dosa yang diam di dalam kita. Oleh sebab itu jangan main-main dengan dosa sekecil apa pun. Awalnya Paulus merasa hebat dan tidak bercacat tetapi setelah ketemu Yesus dia mengaku orang paling berdosa karena telah menganiaya pengikut-pengikut-Nya. Yesus menelanjangi setiap kehidupan yang merasa sangat suci dalam pandangan Taurat hingga yang kotor dalam pandangan masyarakat.
Perhatikan, jika suami/istri menjelek-jelekkan pasangan hidupya, dia telah menyakiti Yesus karena sama dengan menghina anggota tubuh Yesus sendiri.
Daud tidak takut menghadapi musuh-musuh sebab dia berada di dalam benteng. Benteng macam apa? Mazmur 27:4 menuliskan, “Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.”
Kita didorong mencintai rumah Tuhan seumur hidup bukan berarti kita kehilangan kebebasan menjadi seperti robot yang hidup hanya di gereja. Waspada, seumur hidup kita menghadapi dan harus mengalahkan musuh yakni perbuatan daging antara lain: percabulan, hawa nafsu, iri hati, amarah dst. (Gal. 5:19-21). Semua ini berlawanan dengan buah roh: kasih, sukacita, damai, lemah lembut, sukacita dsb. (ay. 22-23). Supaya kita berkemenangan melawan perbuatan daging, kita harus meminta/mencari buah Roh dan Ia berjanji kita akan mendapatkannya (bnd. Mat. 7:7).
Allah mengenal hati Daud dan kerinduannya untuk diam di rumah Allah sebab Ia melindunginya dalam pondok- Nya pada waktu bahaya dan menyembunyikan dia dalam persembunyian di kemah-Nya (Mzm. 27:5). Dengan kata lain, di luar pondok Tuhan tidak ada jaminan perlindungan dan keselamatan. Juga di dalam kemah-Nya, Daud mempersembahkan kurban dengan sorak-sorai, menyanyi dan bermazmur bagi-Nya (ay. 6).
Kita dikelilingi oleh tiga musuh besar yang tiap saat siap “menerkam” kita. Oleh sebab itu jangan kita mengabaikan Roh Kudus yang bekerja menyucikan hidup kita. Juga perlunya Firman Allah di dalam rumah Tuhan sebagai perlindungan.
Lebih lanjut Daud mencari wajah Tuhan dan memohon untuk tidak menyembunyikan wajah-Nya sebab Ia adalah Penyelamatnya (ay. 8-9).
Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel:
- Allah adalah penyelamatku → Pelataran
- Menyanyi dan bermazmur bagi-Nya → Kandil Emas
- Mengikuti Firman-Mu → Meja Roti Sajian
- Memohon Tuhan mendengarkan seruannya → Mazbah Pembakaran Ukupan
- Carilah wajah-Ku → hadirat Allah yang berada di Tempat Mahakudus. Di situlah Allah berbicara dengan Musa, Harun dan imam imam.
Dimulai masuk ibadah (Pelataran) kita harus bersyukur kemudian maju selangkah memasuki Tempat Kudus bersuasanakan Surga hingga melihat hadirat Tuhan di Tempat Mahakudus sebagai puncaknya itulah kesempurnaan.
Hingga dua kali Daud menuliskan “nantikanlah Dia”, mengapa dan apa dampaknya? Orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri (Mzm. 37:9,34) yang dinantikan oleh Abraham, Ishak dan Yakub (Ibr. 11:10).
Daud tidak perlu takut karena Tuhan menjadi Pelindung di dalam kemah-Nya/Bait Allah. Perhatikan, orang-orang yang menantikan TUHAN mendapat kekuatan baru, mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah (Yes. 40:31).
Akan tiba waktunya kita yang menantikan Tuhan akan berjumpa dengan-Nya di tempat yang Mahatinggi. Namun apa yang harus kita lakukan sekarang?
- Kita berlari menuju sasaran yang dituju untuk beroleh mahkota abadi (1 Kor. 9:25-26). Untuk itu kita harus meninggalkan semua di belakang dan lari ke depan mengejar sasaran terakhir memenuhi panggilan Surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Flp. 3:13-14).
- Kita berjalan (walked) bersama Siapa berjalan bersama Tuhan? Henokh berjalan bersama Allah selama 300 tahun kemudian dia diangkat oleh-Nya (Kej. 5:22-24) karena hidupnya berkenan kepada-Nya (Ibr. 11:5). Nuh juga hidup berjalan (walked) dengan Allah (Kej. 6:9).
Aplikasi: hendaknya perjalanan hidup kita berkenan kepada-Nya dan berpadanan dengan Firman-Nya.
- Kita berjalan dengan rendah hati (walk humbly) di hadapan Allah (Mi. 6:8).
Kini tidak hanya Henokh dan Nuh yang berjalan bersama Allah tetapi kita semua juga berkesempatan berjalan bersama-Nya asal kita berlaku adil, mencintai kesetiaan dan berjalan dengan rendah hati bersama-Nya.
Memasuki tahun baru 2023 yang penuh dengan ketidakpastian ini kita tidak perlu takut bila kita percaya Tuhan adalah benteng hidup kita. Untuk itu kita menantikan Dia dengan suka berdiam di rumah Allah mendengarkan Firman-Nya, berjalan bersama-Nya dengan rendah hati, berlari mencapai tujuan terakhir untuk beroleh mahkota abadi dan bertemu dengan-Nya, pusaka jiwa kita. Amin.