Shalom,
Kita merayakan Natal dari tahun ke tahun dan tahu bahwa 2.000 tahun lalu Yesus datang ke dunia menjadi manusia – bayi tumbuh dewasa, masuk dalam pelayanan dan akhirnya ditolak dan disalib namun justru pengurbanan kematian-Nya diterima oleh Bapa Surgawi. Ia dibangkitkan dan dijadikan Tuhan dan Kristus (Kis. 2:36).
Kedatangan Yesus ke dunia sebagai Juru Selamat membawa kesukaan besar bagi seluruh bangsa (Luk. 2:8-11). Namun ingat, Ia tidak hanya Juru selamat tetapi juga Raja di atas segala raja. Berbicara tentang Juru selamat berarti ada orang-orang yang sedang menuju kematian/kebinasaan dan membutuhkan keselamatan bukan sekadar kesembuhan dari penyakit jasmani. Siapa Yesus itu? Ia adalah Jehoshua (bhs. Ibr.) = Allah Juru Selamat
Introspeksi: apakah kita bersukacita di mana pun kita berada? Atau kita hanya berani memuji dan menyembah Dia dengan semangat di dalam gereja tetapi tidak berani mengaku terus terang sebagai pengikut Kristus di depan umum?
Apa kata Daud tentang Allah? “Kepada-Mu ya TUHAN (YHWH) kuangkat jiwaku….Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari….Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu oleh karena kebaikan-Mu ya TUHAN….. Oleh karena Nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku sebab besar kesalahan itu….Tiliklah sengsaraku dan kesukaranku dan ampunilah segala dosaku….Ya Allah, bebaskanlah orang Israel dari segala kesesakannya.” (Mzm. 26:1-22)
Jelas Daud mengatakan Allah semesta alam – TUHAN (YHWH) – adalah Penyelamat. Ia menyelamatkan dan mengampuni semua kesalahannya yang besar dan membawanya berjalan dalam kebenaran-Nya. Bahkan pemazmur memohon supaya TUHAN tidak mengingat dosanya pada masa muda. Musa pernah mengatakan kalau Tuhan mengingat kesalahan kita maka kita akan binasa dan Daud mengerti tentang hal ini. Itu sebabnya dia meminta pengampunan hingga dua kali karena dia juga banyak kesalahannya walau dia seorang raja.
Aplikasi: kita juga membutuhkan Juru Selamat untuk mengampuni semua dosa kesalahanan kita. Untuk itu akui semua kesalahan dengan jujur. Rasul Paulus, orang Farisi sekaligus ahli Taurat paling hebat, memberikan contoh baik kepada kita. Ketika bertemu Yesus dan bertobat, dia mengakui bahwa dia orang paling besar dosanya; oleh sebab itu dia beroleh kasih karunia paling besar pula (1 Tim. 1:12-13). Perhatikan, setiap kesalahan yang diampuni oleh kurban Kristus pasti memberikan dampak seperti Paulus yang sebelumnya adalah penghujat dan penganiaya pengikut-pengikut Kristus diakui setia serta diberi kepercayaan dalam pelayanan memberitakan Yesus yang disalib (1 Kor. 1:23). Terjadi keubahan hidup drastis setelah Paulus bertobat; dia tidak sakit hati, dendam atau membalas ketika ditolak, dipenjara, bahkan ketika orang-orang memberitakan Kristus dengan dengki untuk memperberat bebannya di penjara (Flp. 1:15,17). Dia tetap memberitakan Injil dengan sukacita tanpa kemunafikan. Terbukti hanya ada satu Pribadi itulah Allah Juru Selamat dan Pengampun dosa yang datang ke dunia menjadi manusia, Yesus Kristus.
Kesetiaan kita dalam bergereja maupun pelayanan tidak ditentukan oleh sinode atau pendeta siapa pun tetapi Tuhan sendiri yang menilai dan Roh Kudus mendorong bahkan mengingatkan kalau kita mulai malas dan tidak setia kepada-Nya. Tuhan mau kita setia sebab Ia setia adanya. Roh Kudus yang ada di dalam kita memampukan kita mempermuliakan Kristus bukan mempermuliakan manusia. Kalau kita mempermuliakan seorang pendeta lalu menjelek-jelekkan pendeta lain, ini berarti bukan lagi Roh Kudus diam di dalam kita tetapi roh pemecah belah (Yud. 1:18-19). Oleh sebab itu jangan pindah-pindah gereja hanya karena ketidaknyamanan gedung atau karena ketenaran seorang pendeta.
Bersyukurlah kalau kita diberi kepercayaan oleh-Nya karena ini hanyalah anugerah Tuhan semata. Jangan merasa kita lebih baik daripada orang lain seperti sikap orang Farisi yang berdoa di Bait Allah. Dia begitu membanggakan perbuatan baiknya kemudian merendahkan pemungut cukai yang berdosa (Luk. 18:9-14). Namun apa kata Yesus? Allah membenarkan sikap pemungut cukai yang berdiri jauh-jauh dan tidak berani menengadah kelangit memohon belas kasihan kepada-Nya. Ingat, Allah menentang orang congkak/sombong tetapi mengasihani orang yang rendah hati (Yak. 4:6). Tuhan menunjukkan kesabaran-Nya kepada Paulus (juga kita) bila dia (juga kita) memosisikan diri sebagai orang paling berdosa yang perlu diselamatkan oleh-Nya.
Introspeksi: apakah kita masih sabar ketika doa kita untuk pertobatan maupun keubahan hidup dari orang-orang dekat yang tidak mengenal Tuhan belum juga dikabulkan? Jujur, kita sering kehilangan kesabaran melihat suami/istri belum sungguh-sungguh beribadah, anak-anak masih suka memberontak dll.
Rasul Paulus menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada Tuhan (1 Tim. 1:17). Siapa mereka itu? Jemaat Korintus sebelum bertobat adalah orang cabul, penyembah berhala, pezina, banci, pemburit, pencuri, kikir, pemabuk, pemfitnah, penipu yang tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (1 Kor. 6:9-10).
Sebagai raja, Daud wajib membaca Kitab Pentateukh (lima Kitab Musa) seumur hidupnya (Ul. 17:19) sehingga dia tahu Allah yang memberikan kekuatan, pengampunan dan pertolongan dengan sukacita. Daud mengakui bahwa TUHAN adalah bukit batu, kubu pertahanan, Penyelamat, gunung batu, kota bentengnya (Mzm. 18:3). Melalui pengampunan dari-Nya, dosa pada masa mudanya dihapuskan. Di Perjanjian Lama ada peraturan kurban penghapus dosa yang mana orang berdosa datang ke Tabernakel membawa kurban lembu, domba atau burung tekukur (Im. 4). Pada waktu itu Allah adalah Juru Selamat dan mereka beribadah (fisik) dengan tata cara Tabernakel. Sekarang kita hidup di era Perjanjian Baru dan Yesus lahir sebagai Juru Selamat. Darah binatang tidak dapat menghapus dosa tetapi darah Yesus (Ibr. 10:4-6).
Yesus datang ke dunia sebagai Juru Selamat untuk mengampuni manusia berdosa tetapi mereka menolak Dia dan menyalibkan-Nya. Yesus, Anak Domba tanpa cela, adalah kurban sempurna. Tidak ada Juru Selamat lain kecuali Yesus yang datang ke dunia berbaring di palungan dan bala tantara Surga memuji serta memuliakan Allah (Luk. 2:10-15). Suasana sorak-sorai di malam hari itu (bukan sunyi senyap supaya bayi Yesus tidak terganggu) membuat sekelompok gembala ketakutan tetapi seorang malaikat menenangkan dan memberitakan kepada mereka kesukaan besar bagi seluruh bangsa. Ada sukacita besar karena keselamatan terjadi.
Aplikasi: nyanyian-nyanyian dalam ibadah seharusnya juga menimbulkan sukacita luar biasa. Bukankah orang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah melompat-lompat memuji Tuhan dan masuk ke dalam bait Allah tanpa dapat dicegah ketika disembuhkan di dalam Nama Yesus (Kis. 3:6-8)? Terbukti Nama Yesus berkuasa mengampuni dan menyelamatkan!
Manusia mendapat sorotan Allah yang luar biasa ketimbang malaikat-malaikat; manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Tritunggal (Kej. 1:26) sementara malaikat adalah roh yang diciptakan dari api yang menyala (Ibr. 1:7; Mzm. 104:4). Malaikat bersukacita tetapi tidak dapat merasakan dan mengerti bagaimana sukacita seorang pendosa di bawah ancaman kematian kekal beroleh keselamatan. Itu sebabnya Yesus menjadi Manusia untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, termasuk kita, bukan malaikat.
Yesus sudah datang ke dunia 2.000 tahun lalu menggemparkan kota Betlehem. Ia adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa dari ancaman hukuman mati untuk beroleh hidup kekal dan tinggal bersama-Nya di dalam Kerajaan-Nya yang kekal penuh sukacita selamanya. Amin.