• SAMBUTLAH RAJA KEMULIAAN
  • Lemah Putro
  • 2022-12-18
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1283-mazmur-24
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Hari ini tampak berbeda dengan ibadah biasanya karena ada tiga macam kegiatan yang dilakukan tetapi masing- masing berkaitan satu sama lain yakni: ibadah penyerahan anak, pemberitaan Firman Tuhan dilanjutkan dengan penahbisan calon imam-imam. Semua ini ada hubungannya dengan Kerajaan Allah. Buktinya? Yesus, Pemilik Kerajaan Alllah, mengatakan bahwa yang empunya Kerajaan-Nya ialah anak-anak kecil yang berdiam di dalamnya (Luk. 18:15-17; Mrk. 10:16) dan Ia menahbiskan kita dengan darah-Nya untuk melayani menjadi imam-imam dan raja-raja bagi Bapa-Nya (1 Ptr. 2:9-10; Why. 1:5-6). Jelas tahbisan juga berkaitan dengan Kerajaan Allah dan kita yang dipanggil keluar dari kegelapan berkewajiban memberitakan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar. Kita harus makin hari makin bertambah terang sampai rembang tengah hari (Ams. 4:18).

Apa kata Daud dalam tulisannya di Mazmur 24 berkaitan dengan Pemilik Kerajaan Allah? “TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya dan dunia serta yang diam di dalamnya….Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad supaya masuk Raja kemuliaan! Siapakah itu Raja kemuliaan?” TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan! ” 

Pemazmur menulis berulang-ulang siapa yang dimaksud Raja kemuliaan, itulah TUHAN (YHWH). Mazmur ini ditulis 1.445 SM dan dibaca hingga saat ini (tahun 2022), bagaimana kita menanggapinya? 

Mengapa penulis ini mengatakan, “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan dan yang tidak bersumpah palsu.” (ay. 3-4) 

Ketika orang-orang Israel datang ke Jerusalem, ke Gunung Sinai dan tempat-tempat khusus secara fisik, mereka diperiksa oleh imam-imam. Sudahkah bersih tangannya? Namun siapa dapat mengenal hati manusia? Hati manusia lebih licik dari pada segala sesuatu (Yer. 17:9). Hanya Allah yang mampu melihat hati manusia; hal ini dibuktikan ketika Samuel memilih salah satu anak Isai untuk menggantikan Raja Saul yang ditolak-Nya. Ternyata Allah berkenan pada Daud remaja, penggembala domba, ketimbang kakak-kakaknya yang prajurit sekalipun (1 Sam. 16:7,12). 

Aplikasi: hendaknya kita tidak cepat-cepat menilai dan menghakimi orang lain menurut perasaan kita sendiri karena kita tidak mengetahui hatinya; demikian pula mereka tidak mengetahui hati kita sebenarnya. Hanya darah Kristus (bukan darah lembu atau domba) yang dapat menyucikan hati nurani kita dari perbuatan sia-sia/dead works = perbuatan mati (Ibr. 9:13-14). Bukankah upah dosa adalah maut (Rm. 6:23)? Semua manusia telah berdosa kecuali satu Pribadi itulah Yesus menjadi manusia yag tidak berdosa. Perlu diketahui Yesus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi Manusia.

Waspada, jangan main-main dengan dosa sebab dosa itu berkembang; bila sudah matang ia melahirkan maut (Yak. 1:15). Kematian di sini bukan sekadar kematian fisik masuk liang kubur tetapi kematian kekal yang mengerikan. Itu sebabnya Yesus datang untuk menolong manusia berdosa dengan menyerahkan nyawa-Nya demi penebusan dosa. Jadi, sudah selayaknya kita menghargai kurban Kristus bukan karena peraturan gereja yang sering bersifat munafik. Bila darah-Nya menyucikan kita dari perbuatan-perbuatan yang membawa kematian, kita dapat melayani Dia dan diperkenan oleh-Nya. 

Hendaknya kita mengenal siapa Tuhan yang mau kita undang untuk masuk ke dalam kehidupan kita. Ia adalah Raja kemuliaan, jaya dan perkasa dalam peperangan. Sesungguhnya hidup kita bergantung sepenuhnya dari Tuhan. Buktinya? Bila Ia memalingkan wajah-Nya kemudian mencabut roh kita, matilah kita. Apa yang mau kita banggakan? Siapa musuh-Nya? Iblis. Ia telah menang di atas kayu salib untuk penebusan dosa dan akan menang melawan Iblis dan antek-anteknya (Why. 17:14; 19:16). Bila Tuhan ada di pihak kita, kita akan berkemenangan (Rm. 8:31,37). Musuh kita bukanlah manusia seperti dilakukan oleh negara-negara yang sekarang bersaing membuat senjata nuklir dan pamungkas untuk mempertahankan diri jika perang terjadi. Yang mampu mengalahkan kuasa kegelapan dosa hanyalah Tuhan yang perkasa bukan senjata nuklir. Musa mengakui bahwa TUHAN (YHWH) adalah Raja yang memerintah selama-selamanya (Kel. 15:16-18). 

Selain perkasa dalam peperangan, TUHAN juga Raja kemuliaan. Ingatkah ketika malaikat Gabriel datang kepada Maria mengatakan,“…sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. ….dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama- lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Luk. 1:31-33) 

Sementara itu Injil Matius menulis silsilah Yesus Kristus berkaitan dengan Kerajaan Allah. Injil ini menyebut nama Yusuf karena secara hukum Yusuf (keturunan raja Daud) adalah calon raja namun sudah hilang kekuasaannya. Ketika mendengar Maria hamil, Yusuf ingin menceraikan dia tetapi malaikat mencegahnya dan menyuruh mengambilnya menjadi istrinya sebab anak yang dikandungnya adalah dari Roh Kudus (Mat. 1:20). Hal ini diperkuat dengan pengakuan orang-orang Majus yang sedang mencari raja orang Yahudi yang baru dilahirkan untuk disembah (Mat. 2:2). 

Di akhir pelayanan-Nya (± 3½ tahun), Yesus (33 tahun) ditangkap dan diadili oleh Pilatus yang bertanya kepada- Nya, “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus, “Engkau sendiri mengatakannya.” (Mat. 27:11) 

Umumnya di hari Natal kita sering mengatakan Yesus lahir sebagai Juru Selamat tetapi lupa bahwa Ia juga Raja yang memiliki kekuasaan kekal sampai selama-lamanya. Di hadapan Pilatus, Yesus mengatakan, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini pasti hamba-hamba-Ku telah melawan supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini. Kata Pilatus kepada-Nya: “jadi Engkau adalah Raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh. 18:36-37) 

Demikian pula sebelum naik ke Surga, Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” (Mat. 28:18) Sangat jelas Yesus adalah Raja di atas segala raja sebab hanya Ia satu-satunya Pribadi yang rela mati untuk seluruh rakyat/bangsa ciptaan-Nya yang telah dirusak oleh ketidakpercayaan dan pemberontakan terhadap-Nya. 

Kini kita menyadari bahwa Yesus datang ke dunia bukan hanya sebagai Juru Selamat bagi manusia berdosa tetapi Ia adalah Raja yang perkasa dalam peperangan mengalahkan Iblis dan kuasa maut. Ia juga Raja kemuliaan yang layak kita sambut untuk tinggal bersama di dalam Kerajaan-Nya yang tidak berkesudahan. Amin.