• TUHAN GEMBALAKU YANG BAIK (JOHOR)
  • Mazmur 23
  • Johor
  • 2022-12-11
  • Pdm. Edi Sugianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1278-tuhan-gembalaku-yang-baik

Shalom, 

Pujian syukur bagi Allah yang telah menggembalakan kehidupan umat-Nya. Raja Daud mengungkapkan keyakinannya akan TUHAN sebagai Gembalanya dalam Mazmur 23. Konsep tentang Gembala dalam Alkitab berarti pembimbing, pemelihara, pelindung, penyedia, pencari, pengatur, dst. 

Daud menulis “TUHAN” dengan huruf besar. Siapa yang dimaksud “TUHAN” ini? Nama ini dinyatakan pertama sekali pada zaman Musa, yaitu ketika Musa bertanya siapa nama Allah yang mengutusnya? Allah menyatakan Diri-Nya dengan nama “TUHAN”, yaitu “AKU ADALAH AKU” (Kel. 3:13-15; 6:1-2). Nama ini berarti bahwa Allah adalah Tuhan yang hidup, yang senantiasa ada baik pada waktu lampau, sekarang dan masa yang akan datang – Ia adalah Alpha dan Omega. Selain itu, nama ini juga menyatakan bagaimana relasi Allah yang dekat dengan umat-Nya. Oleh sebab itu, Daud sedang menulis pengalaman relasi intim dengan Gembalanya yang hidup. 

Daud sendiri mengawali pekerjaannya sebagai seorang gembala yang menggembalakan 2-3 ekor domba ayahnya (1Sam. 16:10; 17:28). Sebagai gembala, dia tahu bagaimana kehidupan seorang gembala dan relasinya dengan domba-dombanya. Daud juga merasakan bagaimana Tuhan menggembalakan dan menolong dia dari permasalahannya. Saat Daud ditahbiskan sebagai raja Israel, dia juga dikatakan menggembalakan bangsa Israel (2Sam. 5:1-3). Artinya, konsep gembala berkaitan juga dengan kepemimpinan. Ketika bangsa Israel membacakan mazmur ini, mereka juga diingatkan bagaimana TUHAN menuntun dan menggembalakan nenek moyang mereka. 

Aplikasi: hendaknya kita yakin bahwa TUHAN yang mengembalakan Daud maupun bangsa Israel juga menggembalakan kita. Yakinkah kita adalah domba-domba-Nya? 

Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia adalah Gembala baik yang rela memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Mereka mengenal suara-Nya. Ia juga menuntun domba-domba lain untuk dijadikan satu kawanan dengan satu gembala (Yoh. 10:14-16). Yang dimaksud domba-domba lain ialah kita, bangsa kafir, yang dahulu mengambil jalan sendiri tetapi Yesus menanggung kejahatan kita (Yes. 53:6) di atas kayu salib. Oleh sebab itu, kita patut bersyukur karena TUHAN mau mencari dan menyelamatkan serta mennuntun kita di dalam penggembalaan-Nya. Oleh darah penebusan-Nya, kita sekarang menjadi kawanan Domba Allah dan TUHAN Yesus Kristus adalah Gembala Agung kita (Ibr. 13:20; 1Ptr. 5:1-5). 

Daud menyebut TUHAN Gembalanya maka dia sedang memosisikan diri sebagai domba. Apa karakter dari domba? Dia termasuk binatang yang tidak berdaya, tidak tahu arah, bodoh, tidak mandiri alias bergantung pada pihak lain. Domba sepenuhnya bergantung kepada gembala untuk memperoleh pengasuhan, bimbingan, dan perlindungan. 

Harus diakui kita, domba-domba Tuhan, sangat bergantung sepenuhnya kepada-Nya dan bersama-Nya kita tidak kekurangan karena dicukupkan oleh-Nya. Frasa “Takkan kekurangan aku”, berarti TUHAN sudah lebih dari cukup, dan kita tidak menginginkan apa-apa lagi atau bergantung pada yang lain. Kita dinasihati untuk senantiasa bersyukur dan cukup dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita, sebab TUHAN Sang Gembala kita yang memelihara (1Tim. 6:7- 10,17; Ibr. 13:5-6; Mat. 6:11). 

Selanjutnya, Daud pada Mazmur 23:2-3 menyaksikan bagaimana TUHAN sebagai Gembalanya telah memelihara dan menuntun hidupnya dengan sempurna. Ia merasa tenang sebab TUHAN membaringkan dia di padang berumput hijau dan membimbingnya ke air tenang yang menyegarkan jiwanya. Gembala mengetahui dan membimbing domba ke tempat yang ada rumput hijau, serta mengetahui dan mengondisikan air yang tenang bagi domba-dombanya.

Aplikasi: Gembala baik memelihara hidup jasmani kita juga mengenyangkan kehidupan rohani kita dengan (makanan) Firman Tuhan dan menyegarkan kita dengan (air) Roh Kudus. 

Daud mengatakan bahwa TUHAN menuntunnya ke jalan yang benar oleh karena Nama-Nya. Mungkin saja jalannya berliku-liku dan terjal tetapi gembala tahu jalan yang benar menuju tempat yang terbaik bagi domba-dombanya. Bukankah Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia adalah jalan, kebenaran dan hidup dan membawa kita ke tempat indah yaitu rumah Bapa-Nya (Yoh. 14:6,2). 

Waspada, jangan kita berjalan menuruti kehendak sendiri tetapi biarlah Firman Tuhan menggembalakan kehidupan kita sebab kita akan tersesat seperti domba yang hilang jika melupakan perintah Firman-Nya (bnd. Mzm. 119:176). 

Selain mendapat pemeliharaan dan tuntunan dari Gembala yang baik, Daud juga merasakan keamanan dan ketentraman di dalam penggembalaan Tuhan (ay. 4-5). Tampak terjadi peralihan penulisan kata ganti orang (“Ia” menjadi “Engkau”), jika ayat 1 – 3 Daud berbicara tentang TUHAN sebagai Gembalanya; ayat 4 – 5 Daud berbicara kepada TUHAN. Jelas adanya relasi yang baik antara gembala dan domba-domba. Itu sebabnya Yesus mengatakan, “Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.” (Yoh. 10:14). 

Perhatikan, Tuhan mengenal setiap dari kita bahkan nama kita tertulis di telapak tangan-Nya (Yes. 49:16). Demikian pula sebaliknya, kita perlu mengenal (suara) Dia dan memiliki hubungan baik dengan-Nya.

Daud sangat mengenal Tuhan dan begitu yakin mengatakan, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku.” (ay. 4) 

Ketika tidak ada jalan lain menuju padang rumput hijau tetapi harus melewati lembah kelam/gelap, Daud sebagai domba tidak takut bahaya sebab TUHAN besertanya. Saat kita berada dalam kondisi terpuruk dan pada titik terendah oleh sebab masalah yang sangat berat, kita tidak sendirian tetapi Tuhan, Gembala yang baik, menyertai kita. Ini bukan berarti Ia meniadakan masalah dan pergumulan hidup kita tetapi menyertai dan menuntun kita melewati pergumulan tersebut menuju tempat yang sudah disediakan-Nya. 

Jelas sekarang, mengikut Tuhan tetap masih menghadapi banyak tantangan tetapi Gembala baik menolong setiap permasalahan yang kita hadapi dan menyelesaikannya indah pada waktu-Nya. 

Tuhan senantiasa mengingatkan kita untuk tidak takut menghadapi tantangan dan bahaya sebab Ia menyertai kita (Imanuel). Sebagai Gembala yang baik, Ia sudah mati bagi kita, bangkit, naik ke Surga dan mengirim Penghibur yaitu Roh Kudus menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman. 

Apa yang perlu kita khawatirkan? Memang domba tidak berdaya menghadapi musuh tetapi dia berani karena mengandalkan gembala yang melindunginya. Dengan kata lain, keberanian yang diperlukan seekor domba bukan untuk menghadapi musuh tetapi percaya kepada gembala. Ilustrasi: ketika seekor domba sedang makan rumput kemudian ada musuh yang mau menyerangnya, domba itu menoleh ke arah gembalanya. Bila gembala ada di dekatnya, dia akan melanjutkan makan rumput dengan tenang. Jadi, sekalipun kita mengalami masalah berat menyangkut kesehatan, keuangan dll., jangan takut karena Tuhan, Gembala kita, beserta untuk menolong kita. Gada-Nya melindungi kita dari “musuh-musuh” dan tongkat-Nya mengarahkan supaya kita tidak tersesat. Jika kita menyimpang dari jalan yang benar, Firman-Nya mengarahkan kita untuk kembali kepada-Nya; bahkan Ia mencari ketika kita terhilang atau tersesat. Tuhan melindungi kita dari ancaman luar maupun dari diri kita sendiri. 

Lembah kelam yang ada di depan kita hanyalah lembah bayang-bayang dari maut sedangkan maut itu sendiri telah dikalahkan oleh Yesus. Kalau Tuhan di pihak kita, siapa akan melawan kita (Rm. 8:31)? Kita bahkan lebih dari pemenang (ay. 37). Takutkah kita menghadapi kematian? Yesus mati untuk memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut dan membebaskan mereka yang takut kepada maut (Ibr. 2:14-15). Kita tidak perlu takut menghadapi kematian sebab sesudah itu kita memasuki kehidupan yang akan datang. Yang masih hidup saat Tuhan datang akan diubahkan sementara yang mati akan dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan (1 Kor. 15:54-58). Jadi, kematian adalah seperti pintu transisi memasuki kehidupan kekal bersama Tuhan.

Daud mengatakan, “Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku penuh berlimpah.” (ay. 5). Apa maksudnya? TUHAN menyegarkan jiwanya dan piala di sini bukan trofi yang diperebutkan bagi sang juara dalam pertandingan tetapi cangkir/gelas yang dikeluarkan seusai menghadapi peperangan. Piala ini dipakai oleh raja dan diisi anggur untuk merayakan pesta kemenangan. Jelas, Daud tidak perlu takut karena Tuhan memberikan jaminan kemenangan kepadanya.

Daud mengakhiri tulisannya, “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (ay. 6). Melihat pengalaman Raja Daud yang penuh dengan permasalahan seperti dikejar-kejar oleh musuh dan maut yang mau membinasakannya, dia mengakui bahwa kebajikan dan kemurahan juga mengikutinya. Jadi ketika kita menghadapi tantangan dan masalah di dalam setiap aspek kehidupan kita, percayalah bahwa kemurahan dan kebajikan Tuhan juga sedang mengikuti kita. 

Di zaman Daud, untuk diam di dalam rumah Tuhan sangatlah sulit sebab Daud bukan imam juga bukan dari suku Lewi, karena yang diperbolehkan masuk ke Bait Suci hanyalah orang-orang lewi dan itupun ada peraturan yang harus ditaati. Namun Daud memiliki kerinduan untuk masuk ke dalam Rumah Tuhan. Hal ini digenapi di dalam Perjanjian Baru yang mana Yesus telah membuka jalan sehingga kita mempunyai keberanian penuh masuk ke Tempat Mahakudus di mana Ia berhadirat (Ibr. 10:19-21). Bahkan tubuh kita adalah Bait Allah (1 Kor. 3:16) di mana Ia berdiam di dalam hidup kita sehingga ke mana pun dan di mana pun kita berada, Ia senantiasa bersama dengan kita. 

Marilah kita menjadi domba-domba ketebusan Tuhan yang digembalakan menuju kepada kekekalan sebab Anak Domba Allah, Yesus Kristus, adalah Gembala Agung kita yang akan menuntun dan menggembalakan kita ke mata air kehidupan. Di sana kita akan selama-lamanya diam di dalam Kemah Allah – Tabernakel, untuk beribadah dan melayani TUHAN (Why. 7:9-17). Kita mulai latihan dengan rajin beribadah sekarang ini sebab latihan badani terbatas gunanya tetapi ibadah berguna dalam segala hal karena mengandung janji untuk hidup sekarang maupun hidup yang akan datang (1 Tim. 4:8). 

Melalui pengalaman Daud dalam tulisannya di Mazmur 23 ini, kita tidak perlu takut menghadapi tantangan dan pergumulan hidup bahkan lembah maut sekalipun karena Tuhan, Gembala agung kita, memelihara, menjaga, melindungi dan menghibur kita. Ia juga menuntun kita untuk memperoleh kesegaran hidup kekal dan kita akan berada di Bait Suci-Nya melayani siang malam tanpa batas bersama-Nya. Amin.