Shalom,
Kita bersyukur masih dapat mengikuti ibadah untuk mengenal lebih dekat Tuhan, sumber kehidupan kita, yang menawarkan keselamatan bagi manusia yang sedang menuju kebinasaan agar percaya kepada-Nya. Ia rela menanggung segala dosa kesalahan kita agar kita dibebaskan dari belenggu dosa untuk beriman kepada-Nya.
Selain sebagai Juru Selamat dunia, Yesus juga Gembala yang baik. Bagaimana Raja Daud mengagungkan Tuhan sebagai Gembala dalam tulisannya di Mazmur 23?
- Tuhan adalah Gembala baik yang memuaskan domba-domba-Nya (ay. 1-3)
Daud remaja, anak bungsu dari delapan bersaudara dipercaya menggembalakan kambing domba ayahnya, Isai (1 Sam. 16:10-11).
Sebagai gembala, Daud tahu persis bagaimana sifat dari domba yang digembalakannya, yakni:
♦ Berpenglihatan rabun, hanya dapat melihat jarak dekat.
♦ Tidak pandai mencari makan sendiri, kalau dilepas akan makan sembarangan tidak dapat membedakan rumput yang baik atau semak duri.
♦ Mudah tersesat karena daya ingatnya jelek.
♦ Jika terluka perlu perawatan dari gembala yang mengolesinya dengan minyak.
♦ Tidak bertanduk sehingga tidak dapat melawan. Misal: diam saja tidak melawan ketika bulunya yang tebal dicukur.
Singkatnya, domba adalah binatang bodoh dan lemah yang mutlak memerlukan pengawasan seorang gembala. Daud bertanggung jawab terhadap keselamatan domba kambing yang dijaganya. Ketika binatang buas (singa, beruang) berusaha menerkam dombanya, Daud bergegas mengejar, menghajar dan membunuhnya (1 Sam. 17:34-35). Daud mampu mengalahkan binatang-binatang buas karena dia mengandalkan Tuhan.
Aplikasi: kita adalah domba yang digembalakan oleh Yesus, Gembala yang baik. Jangan sok pintar dan mengira dunia dengan kemegahannya adalah “Surga” oleh sebab rabun penglihatannya!
Suatu saat bangsa Israel menghadapi tentara Filistin yang diwakili oleh Goliat (± 2,73 m tingginya). Daud tidak terima Goliat menghina orang Israel, barisan dari Allah yang hidup. Mendengar hal ini Raja Saul memanggil Daud dan khawatir apakah Daud kecil dengan tongkat gembala mampu mengalahkan raksasa Goliat. Dilihat dari penampilan, suatu perkelahian yang sama sekali tidak seimbang tetapi Daud begitu percaya diri dengan pengalamannya sebagai gembala menghadapi binatang buas terlebih karena dia maju dengan Nama TUHAN semesta alam (1 Sam. 17:45). Hanya dengan satu batu yang diumban mengenai dahi Goliat, terjerumuslah dia dengan muka ke tanah lalu mati (ay. 49).
Setelah mengalahkan Goliat, Daud sangat dielu-elukan oleh bangsa Israel dan dalam peperangan selalu menang. Akhirnya Daud diurapi oleh Samuel menjadi raja menggantikan Saul yang ditolak Tuhan akibat tidak dengar-dengaran.
Kita lihat perjalanan Daud diawali dari seorang gembala dan berakhir menjadi raja. Ini merupakan karir yang luar biasa. Namun justru ketika berada di posisi puncak sebagai raja, Daud mengakui bahwa Tuhan adalah Gembalanya padahal dia sudah memiliki kekuasaan, ketenaran dan kekayaan. Daud dianggap sebagai raja terbaik sepanjang sejarah tetapi tetap rendah hati dan perlu digembalakan oleh Gembala Agung.
Introspeksi: sudahkah kita digembalakan sejak kecil di Sekolah Minggu, Kaum Muda hingga sekarang? Sama seperti tubuh jasmani perlu asupan makanan tiap hari, kehidupan rohani juga perlu dipelihara oleh makanan dari Surga itulah Firman Tuhan. Itu sebabnya kita harus rajin dan setia beribadah di gereja yang Tuhan sudah tetapkan. Jangan ke gereja seperti turis yang suka pindah-pindah karena pendetanya cocok dengan selera kita!
Jiwa kita harus digembalakan dan dipuaskan oleh Firman Tuhan seperti dilakukan oleh jemaat Berea yang setiap hari menyelidiki kitab Suci (Kis. 17:11).
Tahukah Yesus memperkenalkan diri sebagai Gembala baik sekaligus pintu, barangsiapa masuk melalui-Nya akan selamat dan masuk-keluar menemukan padang rumput (Yoh. 10:9-11).
Gembala sangat tahu domba perlu dicarikan padang rumput hijau sebab domba mudah tersesat kalau mencari sendiri apalagi perjalanannya tidak selalu datar – turun ke lembah atau naik ke lereng gunung. Bila domba yang bodoh ini tidak hati-hati, dia akan tersesat/hilang atau jatuh. Gembala yang baik selalu siap siaga mencari dombanya yang hilang walau hanya satu ekor (Mat. 18:12-13).
Walau domba bermata rabun tidak mengetahui siapa pencuri, gembala sewaan atau gembala sesungguhnya, dia memiliki pendengaran tajam sehingga dapat mengenal suara gembalanya yang siap untuk mati bagi domba- dombanya (Yoh. 10:16, 11).
Raja Daud mengakui bahwa TUHAN adalah Gembala yang memeliharanya (Mzm. 23:1-3). Ia membaringkannya ke padang berumput hijau dan membimbingnya ke air yang tenang.
Aplikasi: Tuhan, Gembala agung, memelihara kehidupan rohani kita dengan makanan roti dari Surga – Firman Tuhan – dan air yang memuaskan dahaga – Roh Kudus – seperti Yesus menawarkan air yang memuaskan kehidupan nikah perempuan Samaria (Yoh. 4:14-18). Ia juga menuntun kita di jalan yang benar sebab Ia sendiri adalah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6). Perhatikan, bila ibadah disertai rasa cukup memberi keuntungan besar sebab kita tidak membawa apa pun ke dunia – asal ada makanan dan pakaian cukuplah (1 Tim. 6:6-10). Jangan bersikap seperti pemuda kaya yang menginginkan kehidupan kekal tetapi tidak mau melepaskan harta kekayaannya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin (Mat. 19:16)! Juga jangan bertindak seperti orang kaya bodoh yang mendirikan lumbung-lumbung lebih besar untuk menyimpan gandum lebih banyak padahal malam itu jiwanya diambil (Luk. 12:15-20)! Waspada, kalau kita tidak tergembala, diberi berkat seberapa pun kita tidak akan merasa cukup. Contohlah Abram yang disuruh keluar dari negerinya, dari sanak saudaranya dan dari rumah bapanya pergi ke suatu negeri yang ditunjuk Tuhan untuk menjadi berkat (Kej. 12:1-2). Seandainya Abram tidak tergembala, dia tidak akan ada kepuasan, mana mungkin dia dapat menjadi berkat bagi orang lain?
Yesus yang menggembalakan telah mati, bangkit dan akan kembali sebagai Hakim yang memisahkan domba atau kambing. Apa karakter dari seekor domba? Peduli dan suka berbagi (menjadi berkat) bagi orang-orang yang paling hina (Mat. 25:33-36). Jadi, kita yang digembalakan oleh Yesus diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain.
- Tuhan adalah Gembala baik yang memberikan ketenangan saat domba berjalan dalam lembah kekelaman, menyediakan hidangan dan mengurapi dengan minyak (ay. 4-5). Ia rela menanggung dosa kesesatan domba- domba-Nya.
Minyak di dalam Tabernakel dipakai untuk menyalakan Kandil Emas dan menjadi satu-satunya penerang di dalam tempat Kudus. Minyak juga dibawa oleh gembala untuk mengobati luka.
Aplikasi: (minyak) Roh Kudus menghibur dan mengobati hati saat kita difitnah, dihina, dicaci maki bukan karena kesalahan kita sehingga kita tetap tenang.
Bukankah Yesus sebagai Gembala telah memberikan teladan dengan membiarkan diri dibawa ke pembantaian untuk “disembelih” tanpa bersuara demi domba-domba-Nya yang tersesat (Yes. 53:5-8)? Kalau Dia berperang menggantikan kita, siapa lawan kita? Kita menjadi tenang oleh karena gada dan tongkat-Nya bahkan Ia menyediakan makanan Firman-Nya saat kita dalam pergumulan sehingga kita kuat menghadapi pelbagai tantangan.
Kita menjadi orang-orang yang berbahagia karena kita tidak perlu lagi mati binasa akibat dosa kesalahan kita. Ia telah memikul dosa kita di kayu salib supaya kita hidup dalam kebenaran. Kita yang dahulu sesat seperti domba telah kembali kepada Gembala yang memelihara jiwa kita (1 Ptr. 2:24-25).
- Oleh kebajikan dan kemurahan, domba suka berdiam di dalam rumah Tuhan (ay. 6).
Kebajikan mempunyai pengertian: sesuatu yang mendatangkan kebaikan, kebahagiaan; berakhlak, tingkah laku yang baik.
Dahulu kita adalah domba-domba sesat namun Yesus, Gembala baik, rela “disembelih” di kayu salib menggantikan dosa kita sehingga kita menjadi orang yang berbahagia. Bila kita mau digembalakan tiap hari dengan rela diitegur oleh (suara) Firman-Nya, kebajikan dan kemurahan mengikuti kita dan di mana pun kita berada, kita menjadi berkat untuk dinikmati oleh orang lain. Bila kita tergembala, kita akan suka tinggal di dalam rumah Tuhan hingga suatu saat (rumah) tubuh yang bersifat sementara ini dihancurkan, kita akan pindah kepada langit dan bumi baru dan tinggal bersama-Nya sepanjang masa.
Aplikasi: hendaknya kita hidup dalam penggembalaan dengan rajin beribadah, tekun melayani, merenungkan Firman Tuhan tiap hari dan rela menerima teguran dari-Nya. Jujur, kita tidak lepas dari kesalahan seperti Daud juga pernah berbuat kesalahan fatal. Ketika dia tidak mengakui kesalahannya, tulang-tulangnya serasa remuk oleh sebab tangan Tuhan yang kuat menekan dia. Namun begitu dia mengakui dosanya, Tuhan membarui batinnya dan dia dipulihkan (Mzm. 51). Bila Daud yang berkedudukan sebagai raja begitu rendah hati masih perlu digembalakan, siapa kita yang hanya rakyat jelata? Justru kita harus berusaha untuk masuk dalam penggembalaan agar rohani kita bertumbuh dari iman – kebajikan – pengetahuan – penguasaan diri – ketekunan – kesalehan – kasih akan saudara-saudara dan semua orang. Dengan demikian kita berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus (2 Ptr. 1:5-9).
Marilah kita bersedia digembalakan dengan tekun beribadah dan rajin dalam pelayanan sebab Gembala baik, Tuhan Yesus, telah rela mengurbankan nyawa untuk menyelamatkan kita dari kematian kekal akibat upah dosa. Sebagai Gembala baik, Ia memuaskan domba-domba-Nya dengan makanan Firman Tuhan dan kesegaran Roh Kudus. Dengan tongkat dan gada-Nya, Ia menjadi Pembela saat kita menghadapi musuh yang merongrong kita. Dengan demikian kita dibuatnya menjadi domba-domba yang setia digembalakan dalam ibadah maupun di rumah masing- masing. Amin.