Shalom,
Dengan iman kita datang menghadap hadirat Tuhan untuk mendengarkan Firman-nya yang berkuasa menghidupkan sehingga kita kuat menghadapi pergumulan hidup di tengah kondisi dunia yang makin sulit ini.
Sebagai orang beragama, doa tidaklah asing tetapi sudah menjadi “makanan sehari-hari” yang mana kita selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan rutin antara lain: bangun tidur, sarapan pagi/siang/malam, bepergian, menghadapi masalah, mau tidur dst.
Doa menurut KBBI berarti: permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Doa adalah komunikasi verbal antara manusia dengan Tuhan. Bagi agama monoteisme (Yahudi, Islam, Kristen/Katolik), doa adalah inti dari apa artinya menjadi orang percaya. Mereka berdoa dengan tekun menurut cara masing-masing dan dilakukan baik secara pribadi maupun bersama. Secara universal, semua orang mengenal apa itu doa bahkan mereka yang mengaku ateis pun berdoa saat menghadapi masalah serius. Sebenarnya Allah juga menjawab doa dari orang- orang yang tidak percaya kepada-Nya (bnd. Yun. 1:14).
Kita tahu bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Trinitas (Kej. 1:26-27) berarti kita dirancang untuk mencerminkan Allah dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu kita harus memiliki relasi dengan-Nya karena di dalam kita ada unsur keilahian dari-Nya. Namun sayang, terkadang manusia dalam pikiran dan nalurinya tidak menyadari adanya keilahian tersebut.
Apa isi doa Daud kepada TUHAN dalam tulisannya di Mazmur 17?
- Daud berbicara tentang hadirat TUHAN, Allah Israel, yang siap mengampuni dan menyucikan orang yang mengakui kesalahannya (ay. 1-3).
“Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku dari bibir yang tidak menipu. Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. Bila engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam dan menyelidiki aku maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.”
Daud memiliki pengalaman pribadi bersama TUHAN dalam kehidupan sehari-hari yang mana dia berani membunuh singa atau beruang yang mau menerkam kambing domba ayahnya (1 Sam. 17:34-35) juga melawan Goliat yang menghina nama TUHAN semesta alam, Allah barisan Israel (ay. 44-47). Sebagai orang Israel, Daud pasti telah dididik orang tuanya untuk memelihara hukum Allah dan takut kepada TUHAN, Allah Israel, yang telah mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir untuk menjadi milik-Nya (Ul. 4). Dia juga tahu bahwa TUHAN begitu dekat setiap kali mereka memanggil-Nya (ay. 7). Mereka mendengar suara-Nya bahkan Musa diberi kesempatan melihat bagian belakang-Nya karena tidak ada seorang pun dapat tahan hidup kalau melihat wajah-Nya (Kel. 33:20-23).
Daud yakin TUHAN mendengarkan dan memerhatikan seruannya serta mengerti masalah yang dihadapinya. Ia juga Hakim yang adil, jauh berbeda dengan hakim-hakim dunia yang terkadang memutuskan perkara tidak tepat berdasarkan saksi-saksi dusta karena disuap. Tuhan menguji hati dan batin orang (Mzm. 7:10) termasuk hati Daud (Mzm. 17:3). Ia tidak dapat dibohongi dengan perkataan-perkataan indah dalam doa.
Dalam doa pribadi, Daud berkata apa adanya dan jujur kepada TUHAN. Sebelum menghadap Tuhan, Daud yang berdosa harus menyucikan hidupnya terlebih dahulu sehingga dia ada keberanian berseru kepada-Nya. Dia meyakini kitab Taurat yang menuliskan perintah dan peraturan TUHAN bahwa siapa pun yang berdosa boleh datang ke Tabernakel untuk memohon pengampunan.
Aplikasi: Tuhan memerhatikan setiap doa permohonan, doa ucapan syukur dan penyembahan kita kepada- Nya. Katakan kepada-Nya dengan jujur dan apa adanya sebab Ia sudah mengetahui semua permasalahan kita dan mengenal isi hati kita.
- Daud menjaga diri terhadap orang-orang yang melakukan kekerasan (4-7).
“Tentang perbuatan manusia sesuai dengan firman yang engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan; langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang. Aku berseru kepada-Mu karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang- orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.”
Daud mempunyai pengalaman menghadapi kekerasan yang dilakukan oleh anaknya sendiri, Absalom, yang memberontak kepadanya sehingga dia mengalah dan keluar dari istana. Bahkan ketika Simei, keturunan Saul, mengutuk dan melempari Daud yang berjalan diiringi tentara dan semua pahlawan di kiri kanannya, Daud tidak menggunakan kekuasaannya untuk menangkap Simei. Dia melanjutkan perjalanannya, tidak menuruti egonya dengan main hakim sendiri tetapi menyerahkan pembalasan kepada Tuhan. Memang Daud pernah melakukan perbuatan dosa fatal dengan merebut Batsyeba dan membunuh suaminya, Uria. Namun ketika ditegur oleh Nabi Natan, Daud menyadari dan meminta ampun kepada Tuhan.
Daud tidak mau melakukan kesalahan yang sama dan memutuskan mengikuti jejak Tuhan dengan menuruti ketetapan dan peraturan-peraturan yang ditulis Musa dalam Kitab Pentateukh. Kakinya “tidak goyang” sebab dia yakin Tuhan telah mengampuni, menyertai bahkan melindunginya dari tangan-tangan orang yang jahat kepadanya.
- Daud yakin TUHAN menjauhkan dia dari musuh-musuhnya, memelihara dan melindunginya (ay. 8-12).
Daud ingat akan perkataan Musa yang menyatakan bahwa bangsa Israel dijaga TUHAN sebagai biji mata-Nya (Ul. 32:10). Dapat dibayangkan bagaimana kita begitu ekstra hati-hati menjaga mata kita dari kemasukan debu atau benda-benda lain yang dapat mengganggu penglihatan kita; begitu pula cara Tuhan menjaga kita!
Siapa menjadi musuh Daud? Orang-orang fasik yang menggagahi, mengepung dan tidak menunjukkan belas kasihan (ay. 9). Mereka membuntuti/mengikuti Daud bagaikan singa kelaparan yang siap menerkam dari tempat tersembunyi.
Dan siapa musuh yang kita hadapi sekarang? Pemerintah, penguasa dan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini juga roh-roh jahat di udara (Ef. 6:11-12). Waspada, Iblis berjalan keliling seperti singa mengaum-aum mencari orang yang dapat ditelannya. Selain itu musuh kita ialah kekhawatiran (1 Ptr. 5:7-11). Itu sebabnya Yesus mengingatkan agar kita tidak khawatir akan hidup kita sebab Ia memelihara kita (Mat. 6:25-34). Kekhawatiran menyebabkan kita tidak dapat berdoa dan iman kita goyah sebab kekhawatiran yang berlebihan akan menjurus pada keputusasaan bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Kita harus selalu ingat bahwa melalui kasih karunia Tuhan kita diselamatkan oleh iman (Ef. 2:8) dan Yesus adalah Juru Selamat kita. Ia memelihara kita menghadapi kekhawatiran dunia yang makin mencekam.
- Daud berdoa di dalam kebenaran (ay. 13-15).
Daud begitu yakin waktu bangun (pagi) dia akan memandang wajah-Nya. Kenyataannya, tidak ada seorang pun tahan memandang wajah Tuhan, dia pasti mati. Daud pada akhirnya juga mati. Namun kitab Daniel menubuatkan, “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.” (Dan. 12:2)
Daud yakin dia akan dibangkitkan dari kematian untuk mendapat hidup kekal dan melihat wajah Tuhan. Demikian pula dengan kita; Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa kita dan melalui kematian Yesus Kristus kita dapat memandang cahaya kemuliaan Allah (Ibr. 1:1-3). Ilustrasi: kita tidak dapat melihat matahari secara langsung tetapi melalui filter/kaca mata khusus, kita dapat melihat matahari dengan cahayanya yang begitu indah nan cemerlang. Satu kali kelak kita akan melihat takhta Allah dan takhta Anak Domba juga melihat wajah-Nya dan Nama dari Anak domba Allah yang tertulis di dahi hamba-hamba-Nya yang beribadah kepada-Nya (Why. 22:3-4).
Marilah kita berdoa di dalam kebenaran, mengatakan permohonan pertolongan maupun ucapan syukur dengan jujur dan apa adanya sebab Tuhan sangat mengenal isi hati kita. Yakinlah Ia mendengar doa umat kesayangan- Nya dan mengasihi serta melindungi kita bagaikan biji mata-Nya. Ia akan menjemput kita kelak untuk dapat melihat kemuliaan wajah-Nya dan tinggal bersama-Nya selamanya di Yerusalem baru. Amin.