• KEPASTIAN JALAN HIDUP ORANG PERCAYA (JOHOR)
  • Mazmur 16
  • Johor
  • 2022-10-23
  • Pdm. Kasieli Zebua
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1243-kepastian-jalan-hidup-orang-percaya

Shalom,

Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa orang yang percaya kepada Kristus mempunyai perjalananan hidup yang pasti. Kita tahu ke mana tujuan kita melangkah, datang beribadah dan melayani kepada siapa dst.

Bagaimana keyakinan Daud berkaitan dengan kepastian hidup orang percaya?

A. Kepastian bahwa TUHANlah yang terbaik (Mzm. 16:1-6)

“Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau !" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat- tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.”

Sebagai raja dan pemimpin bangsa, Daud memiliki kedudukan, kekuasaan, kekayaan dll. tetapi dia tetap mengakui bahwa Tuhanlah yang terbaik dari semuanya dan tidak ada seorang pun lebih baik dari-Nya.
Pengakuan bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang terpenting dalam hidup pemazmur dinyatakan dalam keseharian hidupnya. Buktinya, ketika diperhadapkan pada pilihan orang-orang mengikuti allah lain, Daud tetap memilih TUHAN. Dia tidak ikut-ikutan mempersembahan kurban curahan darah kepada allah lain seperti dilakukan oleh orang-orang lain. Daud hanya percaya kepada TUHAN, Pencipta langit dan bumi. Terbukti iman dan praktik hidup pemazmur sejalan – imannya kukuh juga komitmennya tinggi kepada TUHAN.

Introspeksi: adakah pengakuan dari mulut kita bahwa Tuhanlah yang terbaik dalam hidup pribadi, nikah dan juga dalam pekerjaan kita? Ia yang terutama dan melebihi dari segalanya, semua yang terbaik bersumber dari- Nya. Mungkin kita tidak mempersembahkan kurban untuk berhala tetapi kalau kita mengutamakan kekuatan lain yang bukan Allah, ini sama dengan pemberhalaan. Misal: kalau kita mengutamakan pekerjaan/bisnis lebih dari Tuhan, kita akan menginvestasikan tenaga dan waktu kita pada pekerjaan yang seharusnya untuk Tuhan karena kita menganggap pekerjaan ini lebih penting daripada Tuhan. Sebaliknya, kalau kita mengutamakan Tuhan dan menjadikan-Nya prioritas dalam kehidupan kita, kita akan mempersiapkan diri untuk beribadah dengan sungguh-sungguh dan pujian yang keluar dari mulut bibir kita hanya ditujukan kepada Tuhan karena tidak ada seorang pun yang baik kecuali Dia.

Pengakuan dari hati bahwa Tuhan itu baik akan terekspresikan melalui ucapan syukur bukan sungutan. Mulut kita akan suka menyebut Nama Yesus yang berkuasa menyelamatkan (Kis. 4:12) bukan sekadar latah ikut- ikutan tanpa memahami makna dari Nama itu. Dengan demikian, ucapan kita penuh berkat karena ada Tuhan di dalamnya.

Pemazmur begitu yakin bahwa perlindungan itu datangnya dari Tuhan yang baik; itu sebabnya dia berlindung kepada-Nya tidak kepada yang lain.

Pemazmur juga suka bergaul/bersekutu dengan orang-orang kudus di tanah Israel (ay. 3). Perhatikan, orang yang mengutamakan Tuhan (yang baik) dalam hidupnya akan menjaga kekudusan dalam pergaulan hidupnya. Ini bukan berarti kita hidup eksklusif hanya bergaul dengan orang-orang kudus lalu menjauhi orang-orang yang berdosa. Kalau kita menyadari bahwa Tuhan itu baik, kita akan suka bergaul dan hidup di dalam kumpulan orang-orang percaya bukan hidup sembarangan di kumpulan orang-orang yang berdosa. Bukankah Tuhan sudah menyediakan wadah persekutuan orang-orang percaya di ibadah doa, ibadah Kaum Wanita, ibadah Pendalaman Alkitab, ibadah Kaum Muda, komsel? Jangan gairah beribadah menjadi kendor karena sudah merasa nyaman beribadah via live streaming!

Daud juga mengatakan, “Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.” (ay. 5-6)

Perolehan piala bukan seperti pemenang mendapatkan piala tetapi lebih cenderung pada sesuatu yang memuaskan.

Berbicara mengenai warisan, apakah kita mengejar warisan harta dan tanah dari orang tua kita apalagi kalau mereka kaya raya, kita akan sangat senang mendapat warisan banyak? Daud memiliki kekayaan berlimpah tetapi dia mengaku Tuhanlah bagian warisannya sebab Ia lebih dari semua kekayaan yang ada. Kita dapat memiliki apa pun di dunia ini tetapi suatu waktu kita akan meninggalkan semuanya namun Tuhan warisan kita tetap tinggal bersama kita. Jangan terkecoh, mengikuti allah lain kelihatan dapat menolong dan memberikan jawaban tetapi sebenarnya malah menambah besar kesedihan.

B. Kepastian bahwa karya TUHANlah yang terbaik (ay. 7-11).

“Aku memuji TUHAN yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN ; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.”

Pemazmur menanggapi nasihat Tuhan dengan suatu pujian. Bagaimana kita merespons suatu nasihat? Apakah dapat menerimanya dengan lapang dada atau malah tersinggung dan marah? Nasihat Tuhan seharusnya membuat kita bersyukur dan memuji Dia walau terkadang nasihat-Nya berupa teguran keras untuk meluruskan jalan kita yang sudah mulai menyimpang.

Sebagai Tuhan yang baik, apa yang dilakukan-Nya terhadap orang-orang percaya/kudus?

  • Ia memberikan nasihat kepada kita supaya jalan kita tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari jalan kebenaran.
  • Ia berdiri di sebelah kanan kita alias selalu menyertai kita (ay. 8). Mata Daud selalu memandang Tuhan berarti dia tidak beralih pada orang atau kekuatan lain. Daud mengalami penyertaan Tuhan sehingga dia tidak takut berjalan dalam lembah kekelaman sebab gada dan tongkat-Nya menghibur dia (Mzm. 23:4).

Aplikasi: penyertaan Tuhan membawa kita pada suatu kepastian bahwa perjalanan orang percaya itu merupakan perjalanan yang pasti. Kalau kita yakin akan penyertaan-Nya, iman kita tidak akan mudah goyah walau melewati jalan kehidupan yang terjal dan sulit sebab Tuhan menuntun kita.

  • Ia tidak menyerahkan kita ke dunia orang mati dalam kebinasaan (ay. 9-10) tetapi menyelamatkan kita.

Petrus menyitir ayat 9-10 saat dia berbicara tentang kebangkitan Yesus (Kis. 2:24-37) juga Paulus dan Barnabas berbicara di Antiokhia mengenai kebangkitan Yesus dari antara orang mati (Kis. 13:34-39). Ternyata Daud menulis bukan untuk dirinya sendiri tetapi menubuatkan tentang kebangkitan Yesus yang mati dan dibangkitkan pada hari ketiga untuk pengampunan dosa dan keselamatan. Mendengar pemberitaan Petrus ini, orang-orang di Yerusalem waktu itu tertusuk hatinya dan Petrus meminta mereka bertobat, memberi diri dibaptis untuk menerima pengampunan dosa. Respons positif juga terjadi pada jemaat di Antiokhia, Pisidia.

  • Ia adalah jalan kehidupan (ay. 11) sebab Yesus sendiri mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6)
    Jalan Yesus ditandai dengan kematian dan kebangkitan. Rasul Paulus meyakinkan bahwa Yesus yang sudah bangkit menjadi jaminan bahwa kita nanti juga dibangkitkan (1 Kor. 6:14). Kita yakin orang-orang percaya yang sudah mati, termasuk Daud, tidak selama-lamanya berada di kuburan tetapi akan dibangkitkan ketika Ia datang kembali (1 Kor. 15:52). Percayalah kepastian jalan hidup orang percaya itu ditentukan oleh kematian dan kebangkitan Kristus!

Pemazmur begitu yakin tidak ada seorang pun dapat memberitahukan jalan kehidupan kecuali Yesus. Memang banyak jalan menuju ke Roma tetapi tidak ada seorang pun tahu jalan ke Surga selain Yesus yang memberi tahu. Ia sekarang pergi ke rumah Bapa-Nya untuk menyediakan tempat bagi kita di sana (Yoh. 14:2).

Aplikasi: kita yang sudah mengetahui jalan kehidupan jangan pernah meninggalkan jalan kebenaran ini sebab masih banyak orang meraba-raba dan berusaha mencari jalan itu tetapi tidak menemukannya.
Lebih lanjut Pemazmur mengatakan, “……di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu
ada nikmat senantiasa.” (ay. 11)

Kalau kita berada di hadapan Tuhan (bukan di tempat resort terindah mana pun), kita akan menikmati sukacita. Mengapa kita tidak mau datang ke hadapan Tuhan padahal di situ ada sukacita? Untuk apa mencari sukacita semu seperti orang-orang mencari allah lain yang mana mereka tidak mendapatkan sukacita tetapi malah kesedihan.

Kita patut bersyukur dan bersukacita memiliki Tuhan yang baik karena tidak ada seorang pun yang baik (Rm. 3:12). Kita tidak perlu takut menghadapi jalan kesulitan apa pun sebab Ia menuntun dan melindungi kita melewati lembah maut untuk mengalami kemenangan.

Terimalah nasihat Firman-Nya agar kita tetap berada di jalan kebenaran yang menuju pada kehidupan kekal. Dengan demikian kita sudah tahu dengan pasti ke mana jalan hidup orang percaya berakhir yaitu tinggal bersama dengan-Nya dan menikmati sukacita selamanya. Amin.