• KEPASTIAN JALAN KEHIDUPAN ORANG PERCAYA
  • Mazmur 16
  • Lemah Putro
  • 2022-10-23
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1244-kepastian-jalan-kehidupan-orang-percaya
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Sungguh hidup kita bukan milik kita lagi tetapi milik Bapa Surgawi melalui pengurbanan Putra Tunggal-Nya, Yesus, yang mati disalib demi manusia berdosa termasuk kita. Bahkan kita dilayakkan tinggal di dalam Tabernakel-Nya dan di gunung kudus-Nya. Oleh sebab itu sudah sepatutnya kita menyembah Dia yang mahabesar, memuliakan Nama-Nya dan mengetahui sejarah tokoh-tokoh yang dipakai Allah dan tertulis di dalam Alkitab. Ternyata sehebat dan setenar apa pun posisi mereka seperti: Musa, Daud, Salomo, Paulus dst. tetap hidup mereka berakhir dengan kematian.

Namun bagaimana Daud memastikan jalan kehidupan orang percaya dalam tulisannya di Mazmur 16?

“Miktam (golden poem = syair emas) dari Daud. Jagalah aku, ya Allah sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN” “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!” Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang- orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku.” 

Apa reaksi kita setelah membaca syair emas tulisan Daud di atas? Bila harga emas sekarang begitu mahal, berapa nilai miktam yang kita dengar ini? Apakah kita merenungkan dan menghayatinya dengan serius atau sambil lalu kemudian melupakannya karena menganggap ini urusannya Daud? Kita telah mempelajari Mazmur Daud sebanyak 15 kali (Mzm. 1 – 15), sudahkah kita merasa bosan atau tetap bergairah mendengarkannya? 

Daud mengakui bahwa tidak ada seorang pun (termasuk pasangan hidup kita) baik kecuali Tuhan (ay. 2). Artinya, kalau kita dapat mengasihi istri dan berbuat baik terhadap sesama, ini semua karena Tuhan lebih dahulu mengasihi dan berbuat baik kepada kita juga hanya Tuhanlah yang mampu melindung kita (ay. 1).

Kemudian Daud mengatakan, “Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku.” (ay. 3)

Siapa yang dimaksud “orang kudus” ini?

  • Daud menulis syair ini di tahun 10-5 SM. Orang-orang percaya yang tinggal di Yerusalem saat itu adalah orang- orang kudus.
  • Tidak berhenti di Yerusalem saja, jemaat yang tinggal di Roma (orang kafir) juga dikasihi Allah, mereka dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus (Rm. 1:7). Mereka sebelumnya adalah penyembah berhala dan hidup sembrono.
  • Jemaat Korintus dikuduskan dalam Kristus Yesus dan dipanggil menjadi orang-orang kudus juga semua orang di segala tempat yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus (1 Kor. 1:1-3). Jelas, Nama Yesus berkuasa menguduskan kita.
  • Penulis Ibrani mengakhiri tulisannya, “Sampaikanlah salam kepada semua pemimpin kamu dan semua orang kudus.” (Ibr. 13:24) Semua hamba Tuhan saling memberikan salam walau masing-masing memiliki karakter beda dan mungkin ada yang menjengkelkan tetapi semua dapat menerimanya dengan sukacita. 

Aplikasi: hendaknya kita tidak mudah menjelek-jelekkan orang-orang yang juga dipenuhi Roh Kudus hanya karena kita melihat kekurangannya. Mereka juga milik Tuhan. Waspada terhadap lidah kita yang termasuk anggota kecil dari tubuh tetapi dapat menodai seluruh tubuh sebab dengan lidah kita memuji Tuhan dan dengan lidah yang sama kita mengutuk manusia ciptaan-Nya (Yak. 3:2-10). Siapa pun dapat jatuh tetapi tidak selalu harus jatuh. Mereka jatuh karena meremehkan Nama Yesus. Sebaliknya, bila kita saling menghargai sesama anak Tuhan, gereja Tuhan akan menyatu dan bersatu. 

Rasul Paulus banyak menulis tentang orang-orang kudus dan kita (bangsa kafir) patut bersyukur bila disebut orang kudus; ini merupakan anugerah Tuhan semata. Perhatikan, kalau Tuhan mau memakai kita menjadi alat-Nya dalam pelayanan apa pun (keluar dilihat orang atau di belakang layar), jangan menolak sebab kita akan kehilangan berkat.

Lebih lanjut Daud menulis? “Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku.” Dengan kata lain, akan bertambah besar sukacita orang-orang yang menyebut Nama YHWH; bukankah orang yang berseru di dalam Nama Yesus akan beroleh keselamatan (Kis. 4:12) dan ini sukacita luar biasa? 

Apa makna Daud mengatakan “aku tidak akan ikut mempersembahkan kurban curahan mereka (allah yang lain)? Sebagai raja, Daud diwajibkan menulis ulang kitab Pentateukh (Ul. 17:18-19) yang mana di dalamnya tercantum 10 Hukum dan salah satu perintah-Nya ialah melarang keras adanya allah lain di hadapan-Nya (Kel. 20:3; Ul. 5:7). Daud membuktikan hidupnya diberkati karena mulut bibirnya tidak pernah menyebut allah lain apalagi menyembahnya. Waspada, penyanjungan terhadap seseorang (yang hebat) sama dengan perberhalaan terhadap allah lain. 

Daud sangat memperkenan hati Allah. Dia dipilih oleh Allah menggantikan Raja Saul yang tidak taat pada-Nya (1 Sam. 16:12; 15:11). Daud dipilih bukan karena dia orang pandai, seorang perwira atau panglima perang tetapi dia hanyalah seorang gembala dari beberapa kambing domba milik ayahnya (1 Sam. 17:28) yang berani mati melindungi ternaknya. 

Aplikasi: Tuhan adalah Gembala Agung ditandai dengan salib kematian dalam menggembalakan kita, domba- domba-Nya. Apakah kita ada tanda salib Kristus dalam hidup kita? Rasul Paulus pernah mengatakan bahwa pada tubuhnya ada tanda-tanda milik Yesus (Gal. 6:17).

Dalam pujiannya, Daud mengatakan, “Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku. Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.” (ay. 5) Daud berterima kasih beroleh TUHAN sebagai warisan dan pialanya. 

Introspeksi: warisan apa yang kita inginkan? Apakah aset rumah dan harta yang sering menimbulkan banyak perebutan dan perkelahian dalam keluarga bahkan di gereja? Ketika seseorang datang kepada Yesus meminta- Nya supaya saudara orang itu berbagi warisan dengannya, Yesus menjawab bahwa Ia datang bukan menjadi hakim atau pengantara atas mereka (Luk. 12:13-14). Jangan ribut gara-gara warisan duniawi! Kejarlah warisan Surgawi bersifat kekal sebab warisan kita adalah Tuhan. Itu sebabnya kita tidak perlu takut tetapi malah bersukacita ketika Tuhan memanggil kita untuk kembali kepada-Nya sebab Ia telah menunggu kita. 

Abraham, Ishak dan Yakub juga menantikan tanah yang menjadi milik pusakanya (Ibr. 11:8-9). Tempat yang disediakan oleh Yesus ini (Yoh. 14:2-3) pun ditunggu oleh orang-orang percaya. Nama dua belas rasul (Matias menggantikan Yudas Iskariot) tertulis pada batu dasar tembok dari Yerusalem baru (Why. 21:14). Bagaimana dengan kita?

Lebih lanjut Daud menulis, “Aku memuji Tuhan yang telah memberi nasehat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.” (ay. 7) Daud menerima nasihat melalui hati nurani yang menyuarakan mana yang baik dan yang buruk untuk dilakukan. Jujur, bukankah persoalan sering tidak kunjung selesai karena kita tidak mau mendengarkan nasihat hati nurani? 

Apa dampaknya bila Daud mendengarkan suara hati nurani yang terkadang menegur dan mengingatkan dia?

“Aku senantiasa memandang kepada TUHAN ; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.” (ay. 9-10) 

Memang (tubuh) Daud mati dan kuburannya ada di Israel namun dia berbicara tentang jiwa, roh dan tubuh (yang dimiliki manusia) yang bersukacita dan tenteram. Bagaimana jiwa dapat bersorak-sorak kalau tidak ada Tuhan dan roh bersukaria kalau Roh Kudus tidak ada dalam hidup kita? Rasul Paulus mengatakan, “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Tes. 5:23)

Kalau begitu siapa yang dimaksud Orang kudus yang tidak melihat kebinasaan? Daud mengatakan, “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan.” (ay. 11) Bukankah Yesus sendiri mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”? (Yoh. 14:6) 

Jadi yang dimaksud Orang kudus tidak melihat kebinasaan adalah Yesus yang memberitahukan kita jalan kehidupan.

Petrus di Perjanjian Baru menyitir tulisan Daud, “Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.” (Kis. 2:25-26)

Terbukti Daud dipakai TUHAN untuk menubuatkan Yesus yang akan datang. Siapa Yesus? Ia adalah keturunan Daud (Luk. 1:32). Hal ini ditegaskan oleh Petrus, katanya, “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.” (Kis. 2:22-24) 

Rasul Paulus melengkapi profil tentang Yesus, katanya, “….Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus- Mu melihat kebinasaan. Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan. Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian. Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.” (Kis. 13:30-39).

Sebagai Manusia keturunan Daud, Yesus mati untuk pengampunan dosa manusia namun Ia tidak binasa tetapi bangkit pada hari ketiga menjadi Tuhan dan Kristus (Kis. 2:36). Perhatikan, barangsiapa percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup kekal (Yoh. 3:16). 

Siapa mau mendapatkan kehidupan kekal? Pemuda kaya yang merasa bangga telah melakukan hukum Taurat ternyata lebih mencintai harta kekayaannya ketimbang mengikut Yesus (Mat. 19:16-22). Yesus sendiri mengingatkan setiap orang yang mau mengikut Dia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Dia (Mat. 16:24). 

Kita patut bersyukur telah mendapat kepastian jalan hidup kekal yaitu melalui Yesus yang telah mati disalib demi kita. Marilah kita mengikut Dia dan bersedia memikul salib untuk kelak beroleh warisan kekal bersama-nya. Amin.