• Orang Benar Tidak Pernah Ditinggalkan (Johor)
  • Mazmur 12
  • Johor
  • 2022-09-18
  • Pdm. Edi Sugianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1219-orang-benar-tidak-pernah-ditinggalkan-2

Shalom,

Tuhan berjanji bahwa orang benar tidak pernah ditinggalkan; bila Ia berjanji, Ia pasti menepatinya sebab Firman- Nya tidak pernah gagal.

Ingat, janji Tuhan sangat kontradiktif dibandingkan janji manusia. Ia berkuasa dan mampu menepati setiap Firman yang dijanjikan-Nya sementara manusia berjanji di tengah-tengah keterbatasannya sehingga sering tidak menepatinya. Bahkan ada yang sudah berjanji tetapi sengaja tidak menepatinya karena hanya sekadar pemanis bibir & hatinya bercabang/mendua. Bagaimanapun juga keterbatasan manusia tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak menepati apa yang sudah kita janjikan.

Berbicara mengenai janji, Paulus memberikan teladan yang sangat baik (2Kor.1:13-24,17-20). Dia mengatakan bahwa janji manusia adalah “ya” dan “tidak” tetapi dia dan rekan sekerjanya menegaskan bahwa di dalam Tuhan hanya ada “ya” yang direspons dengan “amin untuk kemuliaan Tuhan”. Artinya, sebagai anak Tuhan, hanya ada “ya” ketika berjanji.

Raja Daud mengakui bahwa janji Tuhan itu murni (= tidak ada campuran lain, asli) bagaikan perak yang teruji tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah & Ia pasti menepatinya (Mzm. 12:7-8). Dengan kata lain janji Tuhan dapat dipercaya.

Dari mana kita dapat mengetahui janji Tuhan? Melalui Firman-Nya (bnd. Ams.30:5) yang tertulis di dalam Alkitab. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk membaca, mendengar dan merenungkan Firman Tuhan siang malam (bnd. Mzm. 1:2) karena dari sini kita dapat melihat janji-Nya yang disediakan bagi umat-Nya. Perhatikan, janji Tuhan menguatkan dan memampukan kita melalui hari-hari pengiringan kita kepada-Nya.

Janji TUHAN yang dinyatakan di dalam Mazmur 12:7-8 adalah janji penjagaan/perlindungan, “Janji TUHAN adalah janji yang murni, …. Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini”. Tuhan berjanji akan senantiasa menjaga/melindungi kita, artinya Ia tidak pernah meninggalkan orang-orang benar. Tuhan bangkit dan datang menyelamatkan orang benar dari angkatan yang fasik (Mzm.12:6).

Mazmur 12 merupakan doa permohonan & keyakinan Daud terhadap janji Tuhan. Dalam doanya, dia menyatakan keprihatinan melihat orang-orang benar habis lenyap. Mereka beralih dari kebenaran kepada kefasikan karena terseret oleh kefasikan orang-orang jahat di sekitar mereka. Ternyata orang benar dapat ikut-ikutan hidup di dalam kefasikan; oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan supaya tidak ikut terseret dan tergelincir oleh kefasikan yang merajalela.

Apa kriteria orang fasik seperti dikatakan oleh pemazmur? Mereka berkata dusta seorang kepada yang lain, artinya: mereka saling menipu, berbohong, manis bibir dan hati bercabang (= apa yang keluar melalui mulut tidak sesuai dengan isi hatinya alias munafik), bercakap besar (= sombong), tidak mengakui Tuhan sebagai Tuan di atas segala tuan (menghujat Tuhan), suka menindas orang dengan perkataan (tidak mau kalah dalam berdebat padahal salah), menindas orang lemah dan orang miskin (ay. 3-6a), berjalan ke mana-mana menimbulkan kebusukan di antara anak-anak manusia (ay. 9). Singkatnya, mereka ke mana-mana menimbulkan permasalahan bukan perdamaian dan kesejahteraan. Dalam kondisi semacam ini, Tuhan pernah berfiman kepada Nabi Yeremia terkait dengan pehukuman (Yer.6:28-30). Tuhan menilai umat-Nya sebagai pendurhaka yang berjalan kian kemari memfitnah. Mereka tidak menyatakan kebenaran tetapi menimbulkan permasalahan karena busuknya perkataan-perkataan yang jahat. Bukankah perkataan yang tidak benar bagaikan kanker yang menyebar dengan cepat dan sulit ditarik kembali (bnd. 2Tim.2:17)?

Daud sebagai orang benar merasa tersiksa jiwanya ketika melihat kondisi kefasikan semacam itu. Dia menjadi minoritas orang benar saat itu. Ternyata kondisi kefasikan tidak hanya dialami oleh Daud dan Yeremia tetapi juga oleh Nabi Yesaya yang mengaku hidup di tengah-tengah bangsa yang najis bibir. Namun Yesaya beroleh kemurahan Tuhan, mulutnya dikuduskan dengan bara yang diambil dari mazbah (Yes.6:5-7).

Aplikasi: mulut bibir kita yang jahat perlu disucikan dengan (mazbah) kurban Kristus di atas kayu salib agar kesalahan kita dihapus dan dosa kita diampuni.

Sesungguhnya kefasikan berkaitan dengan lidah mulut bibir yang berkata-kata dusta melanggar hukum kasih ke 9 (Kel.20:16). Jujur, tidak ada seorang pun mampu melakukan hukum Taurat sebab pelanggaran terhadap satu hukum sama dengan melanggar seluruh hukum (Yak.2:10). Jadi hanya karena kasih karunia Tuhan, kita dimampukan melakukan setiap perintah-Nya.

Introspeksi: apa reaksi kita yang hidup di lingkungan orang-orang yang gemar berdusta, menyebarkan berita hoaks yang memutarbalikkan fakta? Apakah kita tetap hidup dalam kebenaran atau malah ikut-ikutan terseret dengan kefasikan mereka? Waspada, setiap perkataan kita menentukan kehidupan orang yang mendengarkannya – dapat merusak reputasi, membunuh karakter seseorang, dapat menentukan terdakwa dihukum atau malah dibebaskan (di peradilan). Oleh sebab itu jagalah mulut bibir dengan berkata jujur karena kita telah dibenarkan oleh Tuhan maka kita harus hidup dalam kebenaran. Rasul Paulus menasihati agar kita membuang dusta dan berkata benar satu sama lain karena kita adalah sesama anggota (Ef.4:25). Kita harus berani menyatakan kebenaran apapun konsekuensinya – mungkin merugikan kita namun percayalah Tuhan berjanji akan menolong kita.

Alkitab memberikan contoh orang yang hidup di tengah-tengah orang fasik, seperti:

  • Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang hidup di negeri Babel. Mereka kaum minoritas di tengah-tengah orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Karena mereka mengambil sikap tidak mau ikut-ikutan menyembah patung yang dibuat oleh Raja Nebukadnezar, mereka dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Namun iman mereka sangat besar, mereka yakin Tuhan sanggup melepaskan mereka dari perapian tetapi seandainya Ia tidak menolong, mereka tetap tidak mau menyembah patung itu (Dan.3:17-18). Dan benar Tuhan menolong mereka untuk tetap hidup walau masuk dalam perapian yang sangat panas itu. Orang fasik merencanakan kejahatan dan tipu muslihat tetapi orang benar dilindungi Tuhan.
  • Di era pemerintahan Darius, Daniel memiliki kedudukan tinggi membuat para pejabat iri hati kepadanya. Mereka kemudian membuat rencana jahat untuk menjatuhkan Daniel. Diusulkanlah undang-undang untuk menyembah raja selama kurun waktu 30 hari tetapi Daniel tidak melakukananya. Dia tetap berdoa tiga kali sehari kepada Tuhan. Kesempatan ini tidak disia-siakan, mereka menangkap Daniel dan memasukkannya ke dalam gua singa. Apapun boleh terjadi tetapi orang benar tetap dibela Tuhan, Daniel tetap hidup tidak dimakan oleh singa-singa yang kelaparan itu (Dan.6:23).
  • Lot dan keluarganya hidup di tengah-tengah orang tidak benar di kota Sodom dan Gomora. Tuhan mau memusnahkan kota itu oleh sebab kejahatan mereka. Namun Abraham berdoa kepada Tuhan dan menawar supaya tidak membinasakan kota tersebut kalau ada 10 orang benar di sana (Kej.18:23-32). Ternyata jumlah orang benar di kota itu tidak mencapai 10 orang, namun mereka diselamatkan sebelum kota itu dibumihanguskan (Kej.19:1-29).
  • Nuh orang benar dan tidak bercela di antara orang yang hidup sezamannya (Kej.6:9). Dia sekeluarga diselamatkan dari hukuman air bah yang menenggelamkan seluruh makhluk oleh sebab kejahatan (kefasikan) anak-anak manusia (Kej.6:5-8).
  • Rasul Petrus menasihatkan jemaat mula-mula yang adalah orang benar minoritas untuk tetap hidup sebagai anak Tuhan walaupun berada di tengah kefasikan (2Ptr. 2-3). Ia menyatakan bahwa di akhir zaman ini banyak orang hidup fasik, yaitu dikuasai hawa nafsu dan menghujat Jalan Kebenaran. Muncul pula banyak guru palsu dengan pengajaran sesatnya yang membinasakan dan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka. Mereka serakah dan berusaha mencari untung dengan cerita-cerita isapan jempol untuk menyenangkan telinga (2Ptr. 2:1-3, 5-8). Akar segala kejahatan adalah cinta akan uang (1Tim.6:10) sehingga orang bermain kata dan bersilat lidah memutarbalikkan kebenaran untuk memuaskan keserakahannya. Orang-orang seperti ini adalah orang fasik yang akan dihukum TUHAN seperti di zaman Nuh dan Lot. Mereka selalu melakukan kejahatan; mereka menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah; hidup foya-foya; mabuk dalam hawa nafsu; mata penuh zina dan tidak jemu berbuat dosa; memikat orang-orang lemah; hatinya terlatih dalam keserakahan. Singkatnya mereka adalah orang-orang terkutuk dan akan menerima penghukuman TUHAN (2 Ptr. 2:3-14). Akibatnya jiwa orang-orang benar yang hidup di tengah-tengah kefasikan tersiksa karena ketidakbenaran.
  • Lebih lanjut Petrus menyatakan akan ada banyak orang terseret ikut arus pengajaran palsu, mereka hidup menuruti hawa nafsunya. Mereka bahkan mempertanyakan di mana janji kedatangan Tuhan sebab sejak bapa leluhur meninggal segala sesuatu tetap seperti semula (2Ptr.3:3-4). Namun sebenarnya Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya, Ia belum datang sebab Ia menghendaki semua orang berbalik dan bertobat. Untuk itu kita harus hidup suci dan saleh (ay. 8-13), jangan sampai terseret oleh kefasikan dan bibir mulut yang memutarbalikkan kebenaran. Kalaupun lidah kita sempat tergelincir, Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri sebab jangan terjadi dari lidah yang sama kita memuji Tuhan tetapi juga mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah (Yak. 3: 9-10). Ingat, mulut orang benar mengeluarkan kata-kata hikmat yang membangun dan memuliakan Alah; sebaliknya, perkataan orang fasik penuh dusta yang membinasakan dan menghujat Allah (Ams. 10:31-32; Yes. 50:4; Yer. 9:1-9; Yak. 3:9-10).

Contoh-contoh kehidupan orang benar minoritas di tengah kefasikan tersebut senada dengan kondisi yang dialami oleh pemazmur. Daud dalam keprihatinan tetap percaya akan janji TUHAN. Dia memberikan teladan kepada kita dari Mazmur 12:

  • ⊕. Di tengah kefasikan yang merajalela, kita berdoa meminta pertolongan kepada TUHAN dan menyerahkan masalah yang dihadapi serta membiarlah Tuhan bertindak. Kita juga berdoa meminta kekuatan untuk tetap dapat menjadi orang benar.
    ⊕. Oleh karena penindasan, kita yang lemah berdoa menyuarakan segala beban hidup kepada Tuhan yang sudah berjanji akan menolong kita. Bukankah keluhan bangsa Israel yang ditindas di tanah Mesir didengar TUHAN oleh sebab Ia ingat akan janji-Nya kepada Abraham. Juga, ketika kita yang berdosa memohon pemulihan-Nya, Dia berjanji memulihkan kita.
    ⊕. Kita perlu menghauskan/merindukan keselamatan dari TUHAN dan jangan bimbang terhadap janji keselamatan kekal dari-Nya. Allah Tritunggal tidak pernah meninggalkan kita, orang benar.

Amin.