• ORANG BENAR TIDAK PERNAH DITINGGALKAN
  • Mazmur 12
  • Lemah Putro
  • 2022-09-18
  • Bpk. Hari Gunawan Lianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1218-orang-benar-tidak-pernah-ditinggalkan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Kita patut bersyukur Tuhan sudah memberikan kesehatan dan waktu untuk datang beribadah. Marilah kita terus belajar mengetahui isi hati Tuhan karena Ia tidak pernah dan tidak ingin meninggalkan orang benar. Kalau begitu apa yang menjadi kehendak Tuhan supaya kita tidak ditinggalkan oleh-Nya? Bagi kita yang hidup di zaman kasih karunia ini, orang benar adalah mereka yang telah dibenarkan oleh Yesus melalui iman/percaya kepada-Nya bukan karena melakukan hukum Taurat (Gal. 2:16).

Ilustrasi: rumus matematika sederhana mengatakan jika a = b; b = c maka a = c. Misal: a = orang benar; b = orang beriman/percaya kepada Kristus; c = orang beriman yang timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Rm. 10:17). Jika a = c maka orang benar adalah orang beriman yang selalu mendengar Firman Kristus.

Jadi, agar tidak ditinggalkan oleh-Nya, kita sebagai orang benar (dibenarkan oleh Kristus Yesus) akan suka dan bergembira mendengarkan Firman-Nya (Yer. 15:16).

Bagaimana pendapat Raja Daud berkaitan dengan orang benar dalam tulisannya di Mazmur 12:1-9?

  • Daud mengeluh orang saleh telah habis dan orang setia telah lenyap (ay. 2).

Sebaliknya, umat Allah dikelilingi oleh orang dusta, orang berkata dengan bibir manis dan hati bercabang. Mereka besar mulut, sombong, dibesar-besarkan, perkataannya menjatuhkan dan menindas orang miskin nan lemah. (ay. 2-6a).

Masalah yang kita alami saat ini (hoaks, fitnah, penipuan, kata-kata bersifat menjilat, dst.) sebenarnya bukanlah problem baru sebab sudah dialami oleh Daud di masanya. Misal: sekarang dengan mudahnya orang berbicara tidak berdasarkan fakta tetapi menurut apa yang ada dibenaknya. Juga untuk menghindari terjadinya pengingkaran janji atau kebohongan atau pembatalan kesepakatan secara sepihak maka dibutuhkan perjanjian hitam di atas putih atau kontrak bermeterai dst. Apalagi dengan maraknya selegram, influencer, youtuber, tiktok yang mendengung-dengungkan sesuatu dengan maksud tertentu untuk menggiring pandangan kita kepada apa yang mereka maui. Mereka berharap pembaca maupun pendengar menganggapnya sebagai suatu kebenaran.

  • Daud percaya akan janji Tuhan yang murni bagaikan perak yang teruji tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah (ay. 7).

Di sini Daud ingin mengontraskan kondisi manusia yang suka berbohong, tidak setia, banyak tipu muslihat, kurang dapat dipercaya dll. dengan kondisi Allah yang mana janji-Nya murni dan selalu digenapi.

Jujur, terkadang timbul keraguan akan kepastian janji Tuhan manakala apa yang kita harapkan tidak segera terwujud sementara kita melihat orang yang tidak mengenal/percaya Tuhan malah mendapatkan apa yang lebih baik daripada apa yang kita nantikan dari janji Tuhan. Sering kita tidak sabar menantikan janji Tuhan yang belum/tidak terjawab menurut waktu-Nya kemudian kita membanding-bandingkan dengan kondisi orang tidak mengenal Tuhan yang tidak kita sukai beroleh berkat lebih dari kita.

Apa kriteria orang benar itu? Orang yang suka mendengar, mengingat dan merenungkan Firman Tuhan. Orang macam ini tidak pernah ditinggalkan Tuhan. Apa yang dilakukan oleh orang benar?

  • Dia selalu berdoa memohon pertolongan dari Tuhan (ay. 2-3).

Kali ini Raja Daud dikelilingi oleh orang-orang yang sarat dengan perbuatan dosa antara lain: orang yang tidak setia, orang fasik, orang besar mulut, sombong, suka mencelakakan orang lain dll. yang membuat dia merasa tidak nyaman.

Apa yang dilakukan Daud dalam situasi semacam ini? Dalam kondisi terjepit, tidak mampu berbuat apa-apa dan putus asa, dia berseru minta tolong kepada TUHAN (bnd. Mzm. 5:2-3).

Kondisi yang dialami Daud tidak jauh beda dengan kondisi Lot di tengah-tengah masyarakat berdosa di Sodom Gomora di mana jumlah orang yang percaya kepada Tuhan ternyata kurang dari 10 orang. Itu pun setelah terjadi tawar menawar antara Abraham dengan TUHAN yang berakhir dengan pemusnahan kota itu sesudah Lot sekeluarga diungsikan/dikeluarkan terlebih dahulu (Kej. 18:20-33).

Aplikasi: dalam kondisi apa pun terlebih lagi saat terjepit dan hidup tidak nyaman di tengah-tengah perhimpunan orang-orang yang membuat kita menderita, kita berdoa dan berseru meminta pertolongan dari- Nya bukan kepada manusia siapa pun. Ingat, Tuhan selalu ada dan siap menolong kita.

  • Dia selalu mengizinkan Tuhan menyelesaikan masalah (ay. 4-6).

Biarlah TUHAN mengerat segala bibir yang manis..” Artinya, kita rela mengizinkan Tuhan menyelesaikan masalah kita. Sejauh mana kita merelakan Tuhan menolong dan campur tangan menyelesaikan pergumulan dan masalah kita?

Sebenarnya ada tiga tipe orang dan bagaimana dia merespons suatu masalah, yaitu:

⊕ Orang yang tidak percaya kepada Tuhan tidak menyerahkan pergumulan hidupnya kepada Tuhan.

⊕ Orang yang percaya kepada Tuhan tetapi tidak menyerahkan masalah sepenuhnya kepada Tuhan yang berdaulat menyelesaikan masalahnya. Ilustrasi: seorang petani miskin sedang memikul keranjang berisi buah-buahan hasil pertaniannya untuk dijual ke kota. Sambil berjalan kaki dia berdoa kepada Tuhan agar ada yang membantu meringankan bebannya. Tuhan menjawab doanya melalui kendaraan pick-up yang berhenti dan menawarkan petani untuk ikut dengannya ke kota. Dengan senang hati si petani naik ke bak pick-up di belakang dan berkata dalam hati kalau Tuhan telah mendengar doanya. Namun anehnya, setelah naik di bak, dia tidak menaruh barang dagangannya yang berat itu tetapi tetap memikulnya. Ironis, dia berdoa memohon Tuhan untuk menyelesaikan masalahnya tetapi dia sendiri tidak mau melepaskan beban masalah tersebut.

Beban masalah berat apa yang kita tanggung dan susah dilepaskan dari pikiran maupun hati? Rasa khawatir (1 Ptr. 5:7) akan pekerjaan, keuangan, kesehatan, masa depan dst.

⊕ Orang yang percaya kepada Tuhan dan menyerahkan semua pergumulan hidupnya kepada-Nya.

Bukankah Tuhan bangkit untuk memberikan keselamatan bagi orang yang merindukannya (ay. 6b)?

  • Dia selalu meyakini janji Tuhan yang terlaksana menurut waktu-Nya.

Sebenarnya syarat menjadi orang benar tidaklah terlalu sulit tetapi semua tergantung kita sendiri. Kita melihat Daud menghadapi begitu banyak permasalahan yang datang bertubi-tubi tetapi dia tetap yakin janji Tuhan pasti digenapi. Bahkan dia mengatakan bahwa janji Tuhan itu murni seperti perak yang dimurnikan dan pasti ditepati (ay. 7-8).

Jelas, ketika kita mengalami pergumulan hidup yang berat, Tuhan tidak hanya memberi kekuatan tetapi juga kepastian akan menuntaskannya. Ilustrasi: memang kita tidak dapat menghentikan turunnya hujan lebat tetapi dengan payung yang ada kita dapat bertahan dari hujan. Menghadapi datangnya masalah yang tidak ada hentinya, kita sering berdoa memohon Tuhan untuk menyingkirkan persoalan serta memberikan kita kemenangan. Sebenarnya Tuhan sudah menyediakan “payung” Firman Tuhan agar kita beroleh kekuatan untuk bertahan dalam hujan meskipun hujannya belum berhenti. “Berpayungkan” Firman Tuhan menjadi langkah awal kita bertahan menghadapi derasnya hujan permasalahan sambil menanti Ia meredakan hujan tersebut.

Abraham sebagai bapa orang percaya memberi teladan iman bahwa dia yakin sepenuhnya Allah berkuasa melaksanakan apa yang telah dijanjikan-Nya (Rm. 4:20-21). Kita harus percaya bahwa Allah bukanlah manusia yang dapat berdusta, bila Ia berfirman/berbicara, Ia akan melakukan/menepatinya (Bil. 23:19).

Melalui pemaparan Kitab Mazmur 12, kita makin percaya Tuhan tidak pernah meninggalkan orang benar yang tekun mendengarkan, merenungkan serta melakukan Firman-Nya. Juga jeritan doa kita pasti didengar oleh-Nya dan pertolongan datang menurut waktu-Nya karena Ia tidak pernah mengingkari janji untuk meluputkan kita dari orang-orang jahat yang mau menjerumuskan kita. Amin.