• TUHAN RAJA YANG ADIL (JOHOR)
  • Mazmur 10
  • Johor
  • 2022-09-04
  • Pdm. Kasieli Zebua
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1207-tuhan-raja-yang-adil

Shalom, 

Kita belajar dari pemazmur untuk bersyukur kepada Tuhan karena kebaikan dan keadilan-Nya sekalipun dalam kondisi sulit sepertinya tidak ada keadilan dan kecurangan tampak selalu “menang” melawan kebenaran. Memang kenyataannya di dunia ini keadilan sering tidak ditempatkan pada posisi yang benar. 

Bagaimana Raja Daud meluapkan isi hati dalam tulisannya di Mazmur 10 yang berbicara tentang keadilan TUHAN?

A. Ada pergumulan melihat kefasikan seolah jauh dari keadilan TUHAN (ay. 1-11).

Timbul pertanyaan dalam diri Daud melihat sepertinya TUHAN menyembunyikan diri pada saat kesesakan. Ini terlihat dari tulisannya, “Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan? (ay. 1) 

Ketika kita menghadapi kesesakan melihat kejahatan di mana-mana, ke mana kita bertanya dan kepada siapa kita berseru? Pemazmur mengajak kita untuk bertanya dan berseru kepada Tuhan. Ia tidak melarang kita untuk bertanya. Masalahnya, kita mau Tuhan segera menjawab tetapi sepertinya Tuhan tidak segera datang menolong sehingga kita begitu menderita dan merasa sesak menghadapi penderitaan. 

Pemazmur mengungkapkan bahwa orang fasik begitu agresif dan kejahatannya berkembang cepat mulai dari pikiran, hati, mulut dan perbuatan baik terhadap sesama maupun kepada Tuhan. 

Daud sepertinya mengadu kepada Tuhan apa yang sedang dia lihat – orang fasik yang congkak, giat memburu orang tertindas yang mudah tertipu, merasa apa yang diinginkan selalu terwujud, serakah dan suka mengutuki serta menista TUHAN. Mereka tidak membutuhkan/memerlukan Tuhan sebab merasa apa yang menjadi keinginan hati mereka terpenuhi. Bahkan dengan congkaknya mereka mengatakan Allah tidak akan menuntut/menghukum segala perbuatan jahatnya karena tindakannya selalu berhasil. Buktinya semua aman- aman saja, tindakannya selalu berhasil (ay. 2-5). 

Waspada ketika kita melakukan pelanggaran (berbuat jahat dan merugikan orang lain) kemudian kita menganggap itu bukan dosa dan kita mulai nyaman dengannya karena tidak menghadapi hukuman – kita tetap sehat dan usaha pekerjaan kita berjalan baik. Jangan berpikiran seperti orang fasik! Benarkah Allah tidak menuntut? 

Memang kenyataannya kita sering melihat orang yang melakukan kejahatan makin makmur sementara orang tulus yang bekerja dengan jujur sepertinya tidak maju-maju sehingga orang fasik berpikir Allah tidak menuntut bahkan Allah itu tidak ada. Sebenarnya orang fasik ini sudah berpikir di dalam pikirannya dan mereka berusaha membuang keberadaan Allah di dalam pikirannya. 

Tampak tindakan-tindakan orang fasik yang tidak takut akan Tuhan selalu berhasil. Mereka dapat mencapai kedudukan tinggi dan kekayaan melimpah dengan menghalalkan segala macam cara sehingga pemazmur mengeluh mengapa TUHAN menyembunyikan diri dan hukum-hukum-Nya tidak menyentuh mereka. Itu sebabnya mereka meremehkan lawan-lawannya dan dalam hati merasa kuat tidak tergoncangkan serta malapetaka tidak menimpa turun temurun (ay. 6). 

Selain pikiran dan hati bagaimana dengan mulut orang fasik? Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, tipu dan penindasan sementara lidahnya ada kelaliman dan kejahatan (ay. 7). Perhatikan, Firman Tuhan mengingatkan agar jangan terjadi dari mulut yang sama keluar berkat dan kutuk; juga dari lidah yang sama memuji Tuhan sekaligus mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah (Yak. 3:9-10). Hendaknya kata-kata kita bersifat membangun bukan menyakitkan. Mereka bak pembunuh berdarah dingin yang tidak mempunyai belas kasihan terhadap orang tak bersalah, yang lemah dan yang tertindas. Dari tempat tersembunyi mereka melakukan kejahatan – menghadang, membunuh, mengintip, mengendap-endap, membungkuk, meniarap – supaya jatuh dalam cakarnya yang kuat (ay. 8-10). Parahnya, setelah melakukan semua kejahatan tersebut, mereka masih berani mengatakan dalam hati bahwa Allah melupakan dan menyembunyikan wajah-Nya serta tidak melihat untuk seterusnya perbuatan jahat mereka (ay. 11). 

Berkaitan dengan kejahatan yang diperbuat oleh orang-orang fasik, ternyata Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Roma dan menyatakan bahwa semua manusia adalah orang berdosa. Kita tidak mempunyai kelebihan daripada orang lain sebab semua berada di bawah kuasa dosa. Tidak ada seorang pun baik dan benar juga tidak ada seorang pun mencari Allah. Lidah merayu-rayu, bibir mengandung bisa, mulut penuh sumpah serapah, kaki cepat menumpahkan darah dan tidak takut kepada Allah (Rm. 3:9-18). 

Pertanyaan: apa kelebihan kita dibandingkan dengan orang-orang fasik? Bukankah kondisi kita dahulu juga seperti mereka kalau kita tidak diselamatkan dan diubahkan oleh pengurbanan darah Kristus?

Melihat sepak terjang orang-orang fasik ini, pemazmur berdoa/berseru kepada Tuhan. Untuk apa dia berseru kepada-Nya? Apakah Tuhan langsung menghancurkan orang-orang itu? 

B. Berseru agar TUHAN menyatakan keadilan-Nya (ay. 12-15).

“Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas. Mengapa orang fasik menista Allah sambil berkata dalam hatinya: "Engkau tidak menuntut?" Engkau memang melihatnya sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong. Patahkanlah lengan orang fasik dan orang jahat, tuntutlah kefasikannya sampai Engkau tidak menemuinya lagi.” 

Pemazmur berseru kepada Tuhan supaya Ia menyatakan keadilan-Nya untuk menolong orang tertindas dan melenyapkan kefasikan. Ingat, orang fasik dapat melakukan segala hal tetapi bukan berarti Tuhan tidak melihat dan Ia akan menuntut mereka. Seruan supaya Tuhan menolong orang yang tertindas dan mematahkan lengan orang fasik berbicara tentang kekuasaan. 

Bagaimana Tuhan menyatakan keadilan-Nya bagi orang fasik, termasuk kita manusia berdosa, yang patut dihukum? Semua orang telah berbuat dosa dan hidup dalam kefasikan dan merasa tidak membutuhkan Tuhan. Dahulu kita termasuk di dalamnya, kita telah kehilangan kemuliaan Allah. Namun oleh kasih karunia-Nya, kita telah ditebus dari cara hidup fasik dan berdosa itu. Ternyata dosa-dosa yang dahulu sepertinya dibiarkan Allah bertujuan menyatakan keadilan-Nya. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman dalam darah-Nya (Rm. 3:23-26). Keadilan Allah yang diserukan oleh pemazmur dinyatakan melalui Anak- Nya sendiri, Yesus, yang menanggung hukuman akibat dosa. Ia disalibkan sebagai keadilan Allah di dalam kasih-Nya. Allah mengasihi kita tetapi hukuman ditanggung oleh Yesus. Kita yang seharusnya mengalami hukuman karena pikiran, hati, perbuatan dan perkataan yang penuh dengan kefasikan telah dibebaskan oleh pengurbanan Yesus yang ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian bagi kita. 

Kalau kita merasa “aman-aman” dalam dosa, kita harus hati-hati sebab ini bukan berarti Tuhan tidak memperhitungkan tetapi karena kesabaran-Nya supaya kita bertobat. Allah menyatakan keadilan-Nya melalui kematian Yesus disalib sebab terkutuklah orang yang digantung di kayu salib. Yesus menanggung kutukan supaya kita diselamatkan. 

C. TUHAN adalah tempat keadilan bagi yang tertindas (ay. 16-18).

“TUHAN adalah Raja untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa lenyap dari tanah-Nya. Keinginan orang-orang yang tertindas telah Kaudengarkan, ya TUHAN; Engkau menguatkan hati mereka, Engkau memasang telinga-Mu untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak; supaya tidak ada lagi seorang manusia di bumi yang berani menakut-nakuti.” 

Tuhan adalah Raja untuk selama-lamanya. Keadilan-Nya tidak berlaku hanya di zamannya Raja Daud tetapi sampai Ia datang mengambil kesusahan dan sakit hati dengan tangan-Nya sendiri (ay. 14). Kita saat ini sedang menantikan peristiwa yang akan datang itu. Ingat, Tuhan tidak pernah berubah; demikian pula keadilan-Nya. Rasul Paulus pernah menyampaikan hal penting di hadapan banyak orang di Atena bahwa manusia harus bertobat sebab Allah telah menetapkan suatu hari yang mana Ia akan menghakimi dunia dengan adil oleh seseorang yang telah ditentukan-Nya (Kis. 17:30-32).

Rasul Paulus mengingatkan mereka untuk tidak memandang lagi zaman kebodohan – zaman ketika orang fasik tidak membutuhkan Allah bahkan menganggap Allah tidak ada kemudian mereka berbuat segala sesuatu menurut kehendak sendiri. Allah menginginkan pertobatan karena akan ada penghakiman/pengadilan di mana Ia akan menghakimi dunia dengan adil. 

Pertama kali keadilan-Nya dinyatakan di dalam diri Yesus yang mati dan bangkit menanggung dosa manusia tetapi keadilan kedua nanti berlaku bagi setiap orang yang masih hidup di dalam kefasikan, dia akan menanggung dosanya sendiri dan tidak ada seorang pun luput dari penghakiman tersebut. Saat itu Kristus sendiri yang akan mengadili dunia dengan seadil-adilnya. Kalau sekarang pelaku kejahatan seperti koruptor, pembunuh dll. masih dapat lolos dari pengadilan dunia tetapi di pengadilan Tuhan tidak ada seorang pun luput dari hukuman. Itu sebabnya sekarang manusia harus bertobat dan kembali kepada Tuhan. Jangan terus hidup dalam kefasikan tetapi hiduplah di dalam kebenaran Firman Tuhan! 

Perhatikan, TUHAN adalah Raja yang kekal karena itu manusia harus kembali kepada-Nya. Pada akhir zaman, Ia adalah Raja yang adil; di dalam Kerajaan-Nya hanya ada kebenaran dan kefasikan harus dilenyapkan. Di Yerusalem baru tidak lagi ada perbuatan-perbuatan kefasikan dan segala kejahatan serta perbuatan gelap yang tersembunyi. Tuhan akan memerintah dengan adil untuk selama-lamanya (Why. 21:9-10, 22-27). 

Kita patut bersyukur dan bersukacita karena beroleh pengampunan dari segala kejahatan dan kefasikan melalui pengurbanan Yesus disalib menggantikan kita. Sekarang kita menjadi warga Kerajaan Allah yang sudah dibenarkan dan dikuduskan oleh darah-Nya; marilah kita tetap hidup di dalam kebenaran Firman Tuhan sambil memberitakan Injil kepada mereka yang belum/tidak mengenal Tuhan agar mereka meninggalkan kefasikan dan bertobat kembali kepada Tuhan. Sungguh mengerikan kalau jatuh dalam hukuman terakhir dari Allah sebab tidak lagi ada pengampunan tetapi masuk dalam hukuman api kekal selamanya! Oleh sebab itu manfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk hidup dalam kekudusan sambil memberitakan Injil keselamatan supaya makin banyak jiwa diselamatkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.