• BERSYUKUR KEPADA TUHAN KARENA KEADILAN-NYA
  • Mazmur 9:1-21
  • Lemah Putro
  • 2022-08-28
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1206-bersyukur-kepada-tuhan-karena-keadilan-nya-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Biarlah kita bermazmur memuliakan Tuhan tiap saat bukan hanya pada waktu-waktu tertentu ketika beribadah. Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena keadilan-Nya. 

Kita tahu bahwa Allah tidak pernah berubah, Dia selalu mengawali dan mengakhiri semua yang dilakukan- Nya dengan baik. Apa yang Raja Daud (juga kita) perbuat untuk merespons kebaikan-Nya? Roh Kudus mengurapi (bnd. 2 Tim. 3:16) Raja Daud untuk menulis Mazmur 9 berdasarkan pengalamannya bukan karena didikte.

Apa yang ditulis Daud? Dia menuliskan kerinduannya, “Aku mau bersyukur kepada TUHAN (YHWH) dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, (I will = aku mau) bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi,…” (ay. 2-3) 

Hendaknya kita mempunyai kerinduan untuk selalu mau memuji Tuhan. Namun bagaimana mau memuji Tuhan kalau kita tidak mempunyai pengalaman bersama-Nya?

Ilustrasi: seandainya Presiden Joko Widodo datang ke gereja kita, kita pasti antusias berebut dan berdesakan ingin dekat dan berfoto dengan beliau. Bagaimana perasaan kita ketika datang beribadah, adakah perasaan antusias mau bertemu Tuhan dan mau memuji Dia? Atau kita hanya menggebu-gebu mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pembicara favorit? Kalau tidak senang dengan khotbah pendeta, kita tidak mendengarkannya lalu sibuk mengotak-atik HP. Atau kita ke gereja karena ajakan orang tua untuk pergi ke gereja? 

Alkitab telah mengingatkan bahwa kita menghadapi musuh bukan manusia (darah dan daging) tetapi melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia gelap ini yaitu roh-roh jahat di udara (Ef. 6:12). Rasul Petrus juga menegaskan bahwa kita harus berjaga-jaga melawan Iblis yang berjalan keliling seperti singa mengaum-aum mencari orang yang dapat ditelannya (1 Ptr. 5:8). Memang di zaman Daud, musuh yang dihadapinya saat itu manusia (fisik) antara lain dia dikejar-kejar mau dibunuh oleh Raja Saul, mertuanya, oleh Absalom, anaknya sendiri, juga oleh orang-orang Filistin. Di era Perjanjian Baru, orang-orang Yahudi menyalibkan Yesus karena mereka tidak mengerti makna yang tercantum di dalam Kitab Suci. 

Raja Daud bersyukur kepada TUHAN (YHWH) – AKU ADALAH AKU (Kel. 3:14) – Sang Pencipta berulang- ulang dalam Mazmur 9. Pengalaman demi pengalamannya mengungkapkan bagaimana TUHAN menyertainya di mana pun dia berada.

Daud memulai tulisannya dengan keinginan untuk bermazmur bagi TUHAN dan diakhiri dengan, “ Biarlah mereka menjadi takut, ya TUHAN, sehingga bangsa-bangsa itu mengakui bahwa mereka manusia saja.” (ay. 21) 

Mengapa Daud berkata seperti itu? Tampaknya manusia yang tidak mengenal TUHAN makin sombong dan hebat oleh sebab pengetahuan mereka makin canggih. Daud ingin manusia mengenal siapa dirinya. Bagaimana dia menyadarkan manusia agar takut kepada TUHAN dan mau mengenal Dia?

  • Dengan menceritakan perbuatan TUHAN yang ajaib (ay. 1-4).

Jujur, kita hanya berani berbicara tentang Tuhan di gereja padahal Ia ingin kita mendeklarasikan Nama- Nya di luar gereja – di masyarakat dan tempat umum. 

Ingat, jika Allah mengambil roh manusia, dia akan mati dan kembali menjadi debu. Sebaliknya, jika Ia memberikan Roh-Nya, manusia tercipta dan bumi menjadi hidup serta bergerak (Mzm. 104:29-30). Apabila Tuhan berkenan memberi hidup seonggok tanah liat, jangan bungkam tidak mau bersaksi sebab Ia sanggup menghidupkan batu-batu untuk memuji-Nya.

  • Memuji keadilan Tuhan (ay. 5).

Roh Allah memimpin Daud untuk menulis tentang penghakiman. Dia memuji Tuhan sekaligus menantikan penghakiman. Dia begitu yakin TUHAN akan membela perkara dan haknya. 

Kalau kita tahu Tuhan adalah Hakim yang adil, kita tidak perlu ngotot mencari peradilan dunia dengan pengacara hebat. Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus yang sedang berselisih kemudian mencari keadilan kepada orang-orang yang tidak beriman (1 Kor. 6:1). Paulus menegur mereka mengapa mereka tidak mau dirugikan padahal mereka sendiri melakukan ketidakadilan dan mendatangkan kerugian terhadap saudara-saudara mereka. Dia menegaskan bahwa orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah (ay. 9). 

  • TUHAN menghakimi dunia dengan keadilan dan kebenaran

“Tetapi TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.” (ay. 8-9) 

Tuhan yang kita puji dan muliakan adalah Hakim adil yang mengadili bangsa-bangsa (dunia) dengan kebenaran yang sudah melampaui ribuan tahun. Tidak mungkin Ia menjadikan kita rugi di dalam mengikuti Dia. 

Perlu diketahui, Allah selalu memberikan yang terbaik kepada bumi tetapi manusia merusak kebaikan tersebut sehingga muncullah peradilan yang tidak adil sebab manusia mengabaikan Allah yang adil. Untuk itu Allah mengutus Putra tunggal-Nya yang dipersiapkan menjadi Hakim adil yang menghakimi dunia. 

Matius 25:31-46 menuliskan tentang penghakiman terakhir. Dijelaskan bahwa Anak Manusia, Yesus, datang dalam kemuliaan-Nya di atas takhta kemuliaan-Nya. Ia mengumpulkan semua bangsa dan akan memisahkan mereka seorang daripada seorang sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Pada saat penghakiman berlangsung, yang menjadi kambing tidak dapat diubah atau berubah lagi. Sekarang masih ada kesempatan untuk berubah, kalau bersalah mintalah ampun kepada Tuhan untuk dimasukkan dalam kelompok domba-domba penggembalaan. 

Introspeksi: berada di posisi mana kita, apakah sebagai kambing atau domba? Jangan sampai terjadi dua orang (suami-istri, kakak-adik dst,) di tempat tidur kemudian yang satu diangkat dan satunya ditinggalkan. Oleh sebab itu marilah kita mempersiapkan diri mulai dari sekarang mengantisipasi Yesus yang datang sebagai Raja sekaligus Hakim yang adil dan takhta-Nya telah dipersiapkan oleh-Nya (Why. 11:16-18; 20:11; 21:5; 22:1). 

  • TUHAN (YHWH) telah memperkenalkan diri-Nya dan menjalankan penghakiman (ay. 17).

TUHAN memperkenalkan diri sebagai “AKU ADALAH AKU” (Kel. 3:14). Tidak ada allah lain seperti YHWH yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Ia menciptakan dari tidak ada menjadi ada dan menjalankan penghakiman. 

  • TUHAN menghakimi bangsa-bangsa supaya mereka tahu mereka hanyalah manusia belaka (ay. 20-21). Apa pun posisi dan kedudukannya – intelektual-buta huruf, kaya-miskin, professor-tukang becak dst. – tetaplah manusia biasa di mata Namun Ia memerhatikan manusia sebab Ia mau mempertahankan ciptaan-Nya menurut gambar dan rupa-Nya. Ia tidak rela gambar dan rupa-Nya di dalam manusia dirusak oleh dosa pelanggaran juga karena andil dari Iblis. Oleh sebab itu Ia menunjukkan keadilan dengan menghakimi semua bangsa di dunia. Siapa dapat menghindar dari-Nya? Semua orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka dan setiap orang yang namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan akan dilemparkan ke dalam lautan api (Wy. 20:11-12, 14-15). 

Perhatikan, tidak ada Juru Selamat lain kecuali Allah menjadi manusia di dalam diri Yesus. Yesus – Sang Firman – menjadi manusia tanpa dosa. Hal ini dibuktikan ketika Ia diadili, Pilatus mengakui sampai tiga kali bahwa dia tidak menemukan kesalahan di dalam diri Yesus. Namun orang-orang Yahudi yang iri hati tetap menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya. Yesus mati supaya manusia yang di bawah ancaman maut/kematian dapat hidup. Faktanya, manusia takut mati dan Yesus datang justru untuk membebaskan mereka dari perhambaan takut kepada maut (Ibr. 2:14-15).

Kepada Rasul Yohanes yang dikucilkan di Pulau Patmos, Tuhan mengatakan, “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Hidup. Aku telah mati namun lihatlah Aku hidup sampai selama- lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.” (Why. 1:17-18) 

Yesus, Anak Allah, Mempelai Pria Surga hidup selama-lamanya. Sebagai Mempelai Pria, Yesus pasti mencintai dan membela gereja-Nya yang adalah mempelai perempuan-Nya. Yesus juga memegang kunci maut dan kerajaan maut di mana di pengadilan akhir nanti maut dan kerajaan maut dilemparkan ke dalam lautan api (Why. 20:14). 

Daud tahu dia akan mati sebagai upah dari dosa (Rm. 6:23). Itu sebabnya dia memohon belas kasihan Tuhan akan sengsara yang disebabkan oleh orang-orang yang membencinya. Dia yakin Tuhan mengangkatnya dari pintu gerbang maut (Mzm. 9:14). 

Setelah ribuan tahun berlalu, Yunus ditelan ikan besar (Yun. 1:17). Saat tenggelam di dasar bumi, Yunus teringat akan TUHAN dan berdoa kepada-Nya (Yun. 2:6-7). TUHAN berkemurahan kepadanya, dia yang sudah mati dihidupkan kembali. Seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam (Mat. 12:40). Yunus mati dan dibangkitkan; begitu pula Yesus mati dan kebangkitan terjadi pada hari ketiga. 

Marilah kita mau senantiasa bersyukur kepada TUHAN oleh sebab keadilan-Nya. Jangan mengandalkan peradilan dunia yang sering membelokkan perkara yang benar tetapi andalkan Tuhan sebagai Hakim yang memutuskan perkara dengan adil dan benar. Beritakan keadilan-Nya tidak hanya di dalam gereja tetapi juga di luar gereja di mana masih banyak orang tidak tahu ke mana mereka harus mengadukan perkaranya! Dengan demikian mereka akan mengenal Tuhan yang mahaadil dan Nama Tuhan Yesus dipermuliakan. Amin.