• BERSYUKUR KEPADA TUHAN KARENA KEADILAN-NYA (JOHOR)
  • Mazmur 9
  • Johor
  • 2022-08-28
  • Pdm. Jannen Pangaribuan
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1205-bersyukur-kepada-tuhan-karena-keadilan-nya

Shalom, 

Umumnya ketika bertemu dengan seorang petinggi atau orang penting yang memiliki jabatan tinggi, kita dengan mudah mengeluarkan kata-kata pujian yang cenderung membesar-besarkan dengan maksud-maksud tertentu walau kemudian kita menjadi kecewa ketika mendengar orang tersebut tidak dapat menolong kita atau tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan sebelumnya. Namun kita memuji Tuhan yang memiliki sifat dan karakter teruji yang membuat Allah layak dipuji. 

Apa motivasi dan dasar kita ketika memuji/bermazmur serta bersyukur kepada Tuhan? Apakah karena kita suka melodinya dan menguasai lirik lagunya? Atau karena musiknya enak didengar? 

Raja Daud menulis Mazmur 9 untuk meluapkan rasa syukurnya kepada TUHAN yang telah membela umat-Nya – orang- orang yang mengenal-Nya – juga akan perbuatan-Nya atas bangsa-bangsa. Mazmur 9:1-21 ini terdiri dari dua bagian, yakni ayat 1-11 berisi pujian dari Daud dan ayat 12-21 pujian tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar. 

Apa dasar Daud memuji Tuhan?

  • Karena Daud mengenal TUHAN (YHWH) secara pribadi.

“Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi,” (ay. 2-3)

Apa dasar pujian kita memuliakan Tuhan? Juga dasar pelayanan kita? Pengenalan secara pribadi dengan-Nya. 

  • Daud mengalami perbuatan-perbuatan TUHAN yang ajaib.

Karya keselamatan menjadi dasar dari segala mazmur dan pujian kita kepada Tuhan. Tuhan menyatakan kuasa-Nya tidak hanya pada pribadi Daud tetapi juga sampai kepada bangsa-bangsa. 

Aplikasi: misi Gate melakukan pelayanan ke Rote maupun Peling karena percaya pada El Elyon, Allah mahatinggi, yang menghendaki keselamatan bagi semua orang. 

  • Daud memuji TUHAN karena kuasa-Nya nyata (ay. 4-10).

“sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu. Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta. Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya; musuh telah habis binasa menjadi timbunan puing senantiasa: kota-kota telah Kauruntuhkan; lenyaplah ingatan kepadanya…” 

Tuhan sebagai Hakim yang adil sudah membela perkara dan hak Daud juga memukul mundur semua musuhnya. 

Pertanyaan: apakah orang Kristen juga dapat bermusuhan? Raja Daud mengatakan bahwa musuh-musuhnya adalah mereka yang hidup bertentangan dengan cara hidup orang Israel yang telah diatur oleh Taurat Allah. 

Siapa musuh kita? Alkitab menegaskan bahwa jika hal itu tergantung pada kita hendaknya kita hidup berdamai dengan semua orang (Rm. 12:18). Kalaupun ada musuh karena kita hidup bermasyarakat, kita tidak perlu membalas tetapi memberi tempat kepada penghakiman Allah sebab pembalasan adalah hak-Nya (ay. 19). Sebaliknya, apa yang harus kita perlakukan kepada orang yang memusuhi kita? Jika seteru lapar berilah dia makan, jika haus berilah minum. Jangan kalah terhadap kejahatan tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan (ay. 20-21). 

Aplikasi: sebagai anak-anak Tuhan, kita harus proaktif untuk berbuat sesuatu yang berkenan kepada Tuhan. Yakinlah bahwa Allah itu adil bahkan dalam keadilan-Nya Ia akan menghapus nama lawan untuk selama-lamanya dan membinasakan orang-orang fasik. Ia Hakim adil yang mengadili dengan kebenaran dan keadilan. 

Kenyataannya, pelbagai macam kejahatan sadis dan di luar nalar manusia terjadi (genosida orang Yahudi, tragedi Mei 1998 dll.) tetapi tampaknya semua dibiarkan Tuhan sehingga muncul pertanyaan di mana keadilan Tuhan? Namun kita harus mengerti karena hukuman mereka adalah kebinasaan kekal maka Tuhan masih bersabar dan memberi kesempatan mereka untuk bertobat. Jika mereka tetap tidak mau bertobat, keadilan Allah akan dinyatakan (Rm. 2:4- 5). 

Tak dapat disangkal, karena mengalami kegagalan demi kegagalan di dalam pergumulan atau karena terlalu lama menunggu keadilan Tuhan, tidak sedikit orang Kristen bahkan hamba Tuhan menjadi murtad meninggalkan Tuhan. Namun hendaknya kita tetap memegang janji-Nya bahwa TUHAN akan menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran. Ia adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak dan tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal Nama-Nya dan percaya kepada-Nya tidak akan ditinggalkan- Nya (Mzm. 8:9-11). Bukankah keselamatan ada di dalam Nama Yesus (Mat. 1:23; Kis. 4:12)? Percayalah bahwa Yesus Kristus tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang dan sampai selamanya (Ibr. 13:8). Kita mengenal Dia yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh. 14:6) melalui persekutuan dengan Firman-Nya. 

Rasul Paulus meminta Tuhan untuk memberikan jemaat Efesus (juga kita) Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar (Ef. 1:16-17). Pengenalan yang benar akan Yesus menjadi kekuatan bagi kita untuk tidak meragukan Dia apa pun yang terjadi dalam hidup kita. 

Ingat, saat Tuhan datang kedua kalinya, Ia akan menghakimi manusia dengan adil dan sempurna. 

  • Daud tidak ingin hanya dirinya yang bermazmur, ia juga mau semua bangsa bermazmur bagi Tuhan (ay. 12-13). 

Kalau kita tidak suka memuji Tuhan, bagaimana mungkin kita mengharapkan orang lain memuji Tuhan? Bagaimana kita mengharapkan orang lain diselamatkan kalau diri kita sendiri tidak diselamatkan? Pengalaman keselamatan di dalam Tuhan mendorong kita untuk memberitakan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang-orang di sekitar kita. Kalaupun mereka tidak percaya dan menolak, ini masuk ranah kedaulatan Tuhan. Yang penting nama TUHAN sudah diperkenalkan dan kita bertugas memperkenalkan Injil ulang berulang dengan segala jerih payah, daya dan upaya. Kita harus menabur Injil dengan penuh pengharapan, siapa tahu di antara mereka percaya dan Tuhan berkemurahan menjamah serta menyelamatkannya. Bagaimana mereka dapat percaya jika Injil tidak diberitakan? 

  • Raja Daud menceritakan keselamatan dimulai di pintu gerbang Putri Sion (ay. 17). 

Sion disebut juga kota Daud. Bagi kita sekarang, marilah kita memberitakan Injil dimulai dari (pintu gerbang) rumah kita lebih dahulu agar seluruh keluarga mengenal Tuhan. Apa gunanya kita pergi jauh memberitakan Injil sementara anggota keluarga kita belum/tidak mengenal Tuhan? Tentu mereka mengenal Tuhan melalui kesaksian hidup kita yang sudah mengalami keubahan hidup.

  • Daud bermazmur untuk mengingatkan manusia takut akan Tuhan dan mengakui mereka hanyalah manusia biasa (ay. 20-21). 

Keberhasilan apa yang manusia mau banggakan? Apakah perolehan pendidikan tinggi, jabatan penting, kekayaan melimpah? Sama sekali tidak! Nanti di Surga kita dinilai bukan karena segala prestasi kita tetapi bagaimana kita mengenal Allah dan proses pertumbuhan iman hingga kita berhasil mengenal Yesus Kristus (2 Ptr. 1:3-8). 

Hendaknya kita suka memuji Tuhan oleh sebab kita mengenal Dia secara pribadi juga karena karya keselamatan-Nya. Kita patut mengucap syukur karena Ia membela perkara kita dengan adil dan benar. Juga kita memberitakan Injil di mana pun kita berada serta bersaksi akan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib maka semua langit dan bumi akan dipenuhi oleh kemuliaan Nama Tuhan. Amin.