• MULIAKAN NAMA ALLAH DI SELURUH BUMI (JOHOR)
  • Mazmur 8
  • Johor
  • 2022-08-21
  • Pdm. Wahyu Widodo
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1200-muliakan-nama-allah-di-seluruh-bumi-2

 

Shalom, 

Ketika menyanyikan puji-pujian di kebaktian, sungguhkah kita menyanyi karena dorongan Roh Kudus untuk memuliakan Nama Tuhan? Atau menyanyi karena mengikuti acara liturgi gereja? 

Bagaimana Raja Daud memuji dan memuliakan Tuhan? Dia meluapkan isi hatinya berdasarkan pengalamannya dengan menulis mazmur, “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan- Mu untuk membungkamkan musuh dan pendendam. Jika aku melihat langit-Mu buatan jari-Mu bulan dan bintang-bintang yang Kau Tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang- binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu diseluruh bumi!” (Mzm. 8:1-10) 

Ayat-ayat di atas dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

  • Pencipta.

Allah adalah Pencipta dari segala sesuatu yang ada termasuk kita, manusia. Perlu dipahami adanya batasan antara Pencipta dan ciptaan. 

  • Yang diciptakan.

Kita perlu bersyukur karena sekalipun ciptaan, manusia adalah ciptaan istimewa yang beda dengan ciptaan lainnya. Untuk apa keistimewaan yang ada pada manusia? Manusia diperlengkapi dan dipenuhi segala kebutuhannya karena Allah menghendaki adanya pujian dari kita (Mzm. 8:2-3). Tuhan layak dipuji untuk kemuliaan dan kebesaran-Nya karena telah menciptakan langit, bumi dan seisinya. 

Pertanyaan: dapatkah kita mengetahui seluruh ciptaan Tuhan? Kenyataannya tidak ada seorang pun dapat menyebut seluruh ciptaan-Nya. Para ahli sampai sekarang belum mendapatkan jawaban tentang planet-planet yang mengisi langit bahkan meneliti keadaan planet Mars dan Bulan tetap tidak dapat menemukan jawaban pasti meskipun sudah mengeluarkan biaya begitu banyak. Sungguh kita tidak dapat mengenali seluruh ciptaan-Nya secara penuh dan utuh. Contoh: kita tidak mengetahui sel-sel dalam tubuh kita, kehidupan di dalam laut dst. Tidak ada satu orang pun dapat mengenali secara utuh baik benda terbesar maupun yang terkecil. Hal inilah yang membuat Daud memuji kebesaran-Nya. Kalau seandainya Allah tidak memiliki hikmat dan kuasa luar biasa, Dia tidak akan mampu menciptakan semuanya dan manusia tidak akan dapat menikmati hasil semua ciptaan- Nya untuk dikonsumsi dan dipakai. 

Roh Kudus berperan penting menggerakkan kita untuk memuji nama-Nya sehingga kita melakukannya tanpa keluh kesah dan omelan walau mengalami kesulitan sebab Roh Kudus yang ada di dalam kita lebih besar dari roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh. 4:4). Roh Kudus yang sama juga mengajar kita bagaimana berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan (Rm. 8:26-27). 

Kenyataannya, dunia ini penuh dengan kepalsuan, apa yang dipuji oleh dunia tidak sesuai dengan kebenarannya. Bahkan pengajaran Firman dan Yesus pun dipalsukan. Oleh sebab itu marilah kita belajar menaikkan puji-pujian berasal dari hati nurani di mana Roh Kudus berdiam yang menjadi dasar kekuatan untuk memuji Dia. Tuhan meletakkan dasar kekuatan dalam diri bayi dan anak-anak untuk dapat memuliakan dan menyembah Dia (Mzm. 8:3; Mat. 21:16). Apa tujuannya? Untuk membungkam lawan/musuh dan pendendam.

Perhatikan, hati menjadi tempat menampung perkara yang baik maupun yang tidak baik. Maukah Roh Tuhan bersanding dengan roh kejengkelan dan iri hati? Coba bayangkan anak-anak lagi memuliakan Yesus di Bait Allah kemudian direspons dengan hati penuh kejengkelan oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat? Ternyata Yesus membela anak-anak itu, kata-Nya, “Belum pernahkah kamu baca; dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu engkau telah menyediakaan puji-pujian?” (Mat. 21:16) 

Terbukti hati orang dewasa sudah terkontaminasi dengan kejengkelan ketika mendengar anak-anak memuji Tuhan lalu Yesus menegur mereka. Waspada, makin kita menginjak dewasa dan tua, hati kita makin terisi oleh banyak hal (kecewa, sungutan, marah, iri hati, dendam dst.) yang sering kali merugikan oleh sebab pelbagai macam masalah hidup. 

Raja Daud mengagumi kekuasaan Tuhan dalam menciptakan benda-benda penerang dengan jari-Nya (Mzm. 8:4). Manusia diciptakan Allah dengan mulia dan berharga baik organ-organ tubuh yang dapat dilihat (otak, usus, kaki, tangan dll.) maupun yang tidak kelihatan (pikiran, hati nurani, kemauan, kehormatan, kemuliaan dll.). 

Bicara tentang jari, manusia dapat “menciptakan” benda-benda konkrit yang berguna untuk dipakai seperti alat- alat transportasi, gedung-gedung pencakar langit, satelit luar angkasa dst. dengan jari-jari mereka. Dengan jari manusia berkomunikasi satu sama lain dengan memencet-mencet tombol. Namun sayang, dengan jari-jari pula manusia menyalahgunakannya berakibat celaka baginya, misal: tindakan mencopet, menembak membabi buta karena emosi dll.

Mengapa Daud mengatakan, “apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya?”? Karena manusia yang diciptakan Tuhan tidak semuanya baik tetapi ada juga manusia jahat. Manusia baik akan tahu berterima kasih dan memuliakan Tuhan. Sebaliknya, bagi manusia yang jahat, hendaklah merendahkan diri memohon pengampunan dari Allah yang mengasihi dan berbelas kasihan telah menyediakan Putra Tunggal-Nya berkurban mati disalib bagi manusia berdosa.

Bahwa Tuhan mengingat manusia ini menunjukkan sifat kesetiaan-Nya. Ilustrasi: orang yang tidak setia tidak akan ingat teman dan kerabatnya. Terbukti Allah, Sang Pencipta, mengingat manusia apapun kondisinya. Bahkan Ia membuat manusia hampir sama (serupa) dengan-Nya, memahkotai dengan kemuliaan dan hormat (Mzm. 8:6). Semua ini dilakukan-Nya oleh sebab keagungan dan kasih yang ada di dalam diri-Nya. Ilustrasi: ketika orang penting punya gawe menikahkan anaknya, dia akan all-out menyelenggarakan pesta mewah nan meriah untuk menyenangkan anaknya. 

Pemberian Allah kepada manusia sebenarnya bersifat kekal. Contoh: manusia diciptakan Allah dari debu tanah dan mengembuskan napas hidup ke dalam hidungnya (Kej. 2:7). Napas ini keluar dari diri Allah yang kekal maka kemuliaan yang ada dalam diri manusia juga kekal. Namun sayang, manusia jatuh ke dalam dosa dan meninggalkan kemuliaan serta kehormatan yang ada dalam dirinya. Orang jahat meninggalkan kebenaran untuk melakukan kejahatan. Manusia sendiri mengalihkan dirinya masuk ke tempat-tempat yang tidak ada kemuliaan dan kehormatan untuk melakukan perbuatan melawan perintah Allah. Sebaliknya, alangkah bahagianya kalau kita berhimpun memuji Tuhan karena di situlah kemuliaan-Nya dinyatakan. Kita masuk dalam suasana kekekalan dan kita memuliakan Tuhan di dalam Kerajaan-Nya.

Di dalam Perjanjian Baru, penulis surat Ibrani menyatakan, “Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya atau anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada sesuatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya.” (Ibr. 2:6–8) 

Yesus Kristus telah memberikan diri-Nya bagi kita dan menempatkan kita sebagai saudara-saudara-Nya menjadi anak-anak Allah. Apabila kita adalah anak-anak Allah, kita akan melakukan apa yang dilakukan Allah. Dengan demikian kita akan menghargai hidup kita untuk tidak berbuat sembarangan tanpa memikirkan konsekuensinya. 

Yesus rela mati dan tidak malu mengakui kita saudara-Nya di hadapan Bapa (Ibr. 2:11). Sungguh luar biasa nilai manusia itu! Marilah kita belajar hidup sederhana dan menerima kondisi apa adanya. Kita menikmati apa yang boleh dinikmati. Jangan bertindak seperti Adam-Hawa di Taman Eden yang makan buah terlarang padahal sudah disediakan buah-buah lain dengan limpah. 

Kita tidak mengetahui berapa banyak, besar dan bentuk dari seluruh ciptaan Tuhan tetapi yang pasti manusia diberi otoritas untuk berkuasa atas semuanya. Oleh sebab itu kita patut memuliakan Nama-Nya ke seluruh bumi dan biarlah Nama Tuhan senantiasa berada di tengah-tengah kita karena Nama-Nya memiliki kuasa. Buktinya anak-anak Skewa menginginkan kuasa Nama-Nya tetapi tidak hidup benar di dalam Yesus, akibatnya mereka dipermalukan di muka umum (Kis 19:13-16). 

Kita telah dimerdekakan dari belenggu doa oleh darah Yesus, dijadikan saudara-saudara-Nya dan sebagai anak- anak Allah sudah selayaknya kita memuliakan Nama Allah ke seluruh bumi supaya jiwa-jiwa yang terhilang mengenal Nama-Nya yang berkuasa dan beroleh keselamatan di dalam Nama-Nya. Amin.