• NYAMAN DALAM PERLINDUNGAN TUHAN (JOHOR)
  • Mazmur 3
  • Johor
  • 2022-07-17
  • Pdm. Wahyu Widodo
  • adfhttps://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1174-nyaman-dalam-perlindungan-tuhan

Shalom, 

Kalau kita masih dapat merasakan sukacita dan rindu untuk beribadah, ini semua karena Roh Tuhan bekerja menggerakkan kita, di mana pun kita berada, untuk mendengarkan Firman Tuhan sebab Ia rindu memberkati dan menaungi kita dalam perjalanan hidup ini. 

Harus diakui perjalanan hidup kita tidak mungkin selalu berlangsung mulus tanpa ada masalah sebab kita hidup di tengah-tengah masyarakat jamak dengan latar belakang dan sikap bermacam-macam. Belum lagi kondisi tempat tinggal yang berbeda-beda – di desa, di pinggiran atau tengah kota – dan semua keanekaragaman ini sering membuat kita tidak nyaman. Mampukah kita memecahkan semua persoalan dengan usaha kita sendiri? Mungkin untuk masalah ringan masih dapat diatasi sendiri tetapi untuk masalah berat nan pelik, hanya Allah di dalam Yesus Kristus yang mampu menyelesaikan dan membuka jalan keluar bagi kita. 

Alkitab memberi contoh salah satu pribadi yang beroleh pertolongan Tuhan dari masalahnya yang rumit, yakni Daud yang membuka hatinya dengan jujur. Dia membuka kejelekan dan kekurangannya ke publik sehingga banyak orang mengetahui kejatuhannya. Ternyata kejujuran tidaklah utuh kalau hanya berbicara menyangkut perkara- perkara yang baik tetapi masih menyembunyikan kekurangannya. 

Tentu tidaklah mudah menerima konsekuensi dari perbuatan yang telah kita lakukan. Orang cenderung menunjukkan bahwa dia sudah melakukan yang baik dan berkenan kepada Tuhan tetapi menyembunyikan sikap buruk yang tidak disukai Tuhan. Berbeda dengan Daud yang membuka kehidupannya melalui nyanyian mazmur yang dibuatnya sendiri. 

Salah satu mazmur yang ditulis oleh Raja Daud memaparkan masalah berat yang dihadapinya yaitu saat dia melarikan diri dari anaknya, Absalom, yang tertulis dalam Mazmur 3, “Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya. Ya TUHAN betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah." S e l a (ay. 1-3) 

Apa latar belakang Absalom sehingga dia berani memberontak dan mengejar ayahnya sendiri? Apakah dia salah didikan/asuhan? Absalom adalah anak Daud dari istri bernama Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur. Daud mempunyai anak-anak dari beberapa istri lainnya (2 Sam. 3:2-5). 

Jelas dalam keluarga, ayah, ibu dan anak mempunyai masalah sendiri-sendiri belum lagi masalah suami-istri, orang tua-anak, anak-anak. Bagi kita yang hidup dalam terang Firman Tuhan, kita tahu bahwa setiap tindakan yang diambil selalu ada dampak dan akibat yang ditanggung walau kita diberi kebebasan oleh-Nya tetapi bukan berarti kebebasan mutlak untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. Misal: Daud sebagai raja dapat berbuat semaunya tanpa seorang pun berani melarangnya. Namun menghadapi anaknya yang memberontak kepadanya, Daud tidak menghadapi dan menghukumnya tetapi malah melarikan diri dari Absalom. Daud justru mengharapkan pertolongan dari Tuhan.

Apa yang dilakukan Absalom setelah membunuh kakaknya, Amnon? Dia melarikan diri dan pergi ke rumah kakeknya, Raja Talmai, di Gesur di mana ibunya berasal dan tinggal di sana 3 tahun lamanya (2 Sam. 13:37-38). Tentu Absalom mempunyai panutan itulah Talmai, raja Gesur, karena dia berasal dari keluarga kerajaan dengan pola didik/asuh berbeda dari kerajaan Israel yang dipimpin oleh Daud. Tampaknya Absalom mempunyai jiwa pemberontak dan Daud harus menghadapi konsekuensi dalam mendidik anak-anak dari istri-istri yang berbeda kultur. Ilustrasi: setiap rumah tangga mempunyai sistem pendidikan berbeda satu sama lain dalam membangun karakter anak-anak. Itu sebabnya hati-hati bila mau menitipkan anak untuk diasuh orang lain karena kebiasaan dan budaya si pengasuh akan memengaruhinya. 

Kejujuran apa yang Raja Daud luapkan dalam tulisannya di Mazmur 3?

“Ya Tuhan, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang yang berkata tentang aku: “Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” Sela (ay. 2-3) 

Raja Daud mengungkapkan masalah pengalaman hidupnya dengan jujur kepada Tuhan dalam bentuk nyanyian. Dia mengaku menghadapi banyak lawan, orang-orang yang menyerangnya dan banyak pula yang memperbincangkan dia. 

Aplikasi: pengalaman hidup yang tidak menyenangkan sekalipun – dimusuhi, diacuhkan, dilecehkan, disalahkan dll. – hendaknya direspons dengan ucapan syukur dan pujian kepada Tuhan. Apabila pengalaman tidak nyaman tersebut terjadi dengan saudara-saudara seiman, jangan kita putus asa lalu meninggalkan persekutuan dalam ibadah. Bersikaplah seperti Daud yang memuji Tuhan, percaya Tuhan tidak pernah meninggalkannya dan berpengharapan penuh kepada-Nya. Jujur, tidaklah mudah melakukan hal ini tetapi marilah kita terus belajar untuk menumbuhkan iman yang diperkenan Tuhan.

Apa respons Daud menghadapi mereka yang melawan, menyerang dan mencibirkan dia? “Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus." (ay. 4-5) 

Mata hati Daud melihat Tuhan bagaikan perisai yang melindunginya dari serangan lawan. Hatinya diperlengkapi perisai untuk menangkis serangan lawan sehingga hatinya tetap tenang dan nyaman. Daud tidak hanya menghadapi serangan fisik tetapi juga serangan verbal yang menusuk perasaan apalagi posisinya sebagai raja yang diurapi Tuhan tidak dihormati tetapi malah direndahkan. Ini benar-benar sangat menyakitkan. 

Selain menjadi perisai yang melindungi, Tuhan juga menjadi kemuliaannya. Batu-batu permata disebut pula batu mulia tetapi kemuliaan Tuhan melebihi semua batu permata seperti diakui oleh Petrus dan Yohanes ketika bertemu orang lumpuh di dekat pintu gerbang Bait Allah. Petrus mengatakan bahwa dia tidak mempunyai emas dan perak tetapi Nama Yesus yang berkuasa menyembuhkannya. Dengan kata lain, Nama Yesus lebih berharga daripada emas dan perak (Kis. 3:1-8) dan kuasa ini menjadi kemuliaan Petrus. Demikian pula kemuliaan Daud ialah kuasa Tuhan yang ada di dalam dirinya. 

Aplikasi: kita patut meniru semangat Daud agar tahan uji menghadapi ejekan, kritikan supaya tidak mudah tersandung dan jatuh. Itu sebabnya kita harus tekun beribadah dalam persekutuan kudus untuk mendengarkan Firman Tuhan yang memberikan kekuatan. 

Apa yang dilakukan Tuhan terhadap Daud? Ia mengangkat kepala Daud. Ilustrasi: sebagai bangsa jajahan, orang Indonesia harus menundukkan kepala tidak boleh memandang langsung penjajah (orang Jepang dan Belanda) yang sedang lewat. Sikap tunduk kepala menunjukkan suatu kekalahan dan kelemahan. Bukankah saat berdoa kita menundukkan kepala untuk menyatakan diri kita lemah di hadapan Tuhan?

Daud sangat bersukacita karena Tuhan menyertainya keluar dari berbagai masalah, katanya, “Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.” (ay. 5) 

Aplikasi: betapa sukacita ketika Tuhan menjawab seruan doa kita sehingga keluhan hidup kita terjawab. Ia memberikan solusi sehingga kita bebas dari kekhawatiran dan ketakutan. Jawaban-Nya membawa kita kepada kekudusan.

Apa yang terjadi pada Daud lebih lanjut? “Aku membaringkan diri lalu tidur; aku bangun sebab TUHAN menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.” (ay. 6-7) 

Bagaimana mungkin di tengah banyaknya masalah yang menyerangnya, Daud masih dapat tidur dan tidak merasa takut? Ini membuktikan bahwa ketenangan dan kenyamanan yang diberikan Tuhan melampaui segala masalah yang dihadapinya. Kekuatan semacam ini diberikan Tuhan kepada Daud juga kepada semua orang yang dikasihi- Nya termasuk kita sebab Ia menopang Daud juga kita.

Sungguh Tuhan menolong Daud terbukti, “Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku dan mematahkan gigi orang-orang fasik. Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela” (ay. 8-9)

Akhir dari nyanyian Daud di Mazmur 3 ialah segala lawannya dihancurkan oleh Tuhan. Logikanya, kalau kita tidak mempunyai lawan dan masalah, kita juga tidak merasa Tuhan menolong kita keluar dari masalah maupun musuh. Demikian pula kalau kita merasa tidak berdosa, kita akan mengatakan pengurbanan Yesus disalib tidak ada gunanya. 

Memang hukum “sebab-akibat” atau “tabur-tuai’ berlaku tetapi Allah mampu mengubahnya sebab apa yang ditabur Daud seharusnya menimbulkan masalah besar sebagai tuaian yang harus diterimanya. Namun Tuhan melebihi dari semuanya. Semua musuhnya dihancurkan oleh Tuhan – orang-orang fasik yang biasanya unjuk gigi melawan siapa saja telah dipatahkan giginya. Siapa orang-orang fasik ini? Mereka adalah orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran Firman Tuhan bahkan malah memutarbalikkan kebenaran. 

Lebih dari itu, Daud beroleh berkat dari Tuhan. Memang Tuhan memberikan berkat (umum) kepada semua orang untuk hidup (Kej. 1:28-30) tetapi berkat spesial hanya berlaku bagi orang-orang yang mau mendengar, menyimpan dan melakukan perintah-Nya sekalipun mengalami jatuh bangun di dalam hidupnya. 

Sungguh kita akan merasa aman dalam perlindungan Tuhan bila kita mengandalkan Dia dalam segala perkara dan percaya bahwa Ia sanggup menghancurkan semua lawan kita serta memberkati kita yang dikasihi-Nya. Amin.