• SAKSIKAN KEBANGKITAN YESUS YANG MENGGENAPI KITAB SUCI
  • Lukas 24:13-35
  • Lemah Putro
  • 2022-06-12
  • Pdm. Jusuf Wibisono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1149-saksikan-kebangkitan-yesus-yang-menggenapi-kitab-suci-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Kita bersyukur dapat beribadah baik di dalam rumah Tuhan maupun melalui live streaming untuk menerima berkat Firman Tuhan dari tempat mahatinggi agar hidup kita siap memuliakan Nama-Nya. 

Berkat apa yang akan kita terima melalui pemberitaan Firman-Nya? Tema yang diambil dari Lukas 24:13-35 mengisahkan tentang kebangkitan Yesus yang harus disaksikan sebagai penggenapan dari Kitab Suci. Apa tujuannya? Untuk memberitakan salib dan Kerajaan Surga. Kepada siapa kebangkitan Yesus ini disaksikan?

  • Perempuan-perempuan (Luk. 24:10).

Melihat perempuan-perempuan yang bingung dan ketakutan, dua malaikat bertanya kepada mereka mengapa mereka mencari Dia yang hidup di antara orang mati (di kuburan). Setelah diberi nasihat dan pengertian, mereka sadar dan segera menyaksikan kepada murid-murid apa yang telah dilihatnya. 

Kuburan merupakan tempat penghabisan bagi manusia yang terbuat dari tanah untuk kembali ke tanah. Kita tahu tanah dikutuk Allah karena pelanggaran Adam-Hawa berakibat Adam bersusah payah mencari rezeki dari tanah seumur hidupnya (Kej. 3:17). Manusia harus bekerja keras untuk memperoleh uang dan harta tetapi semua akan menjadi tidak berarti ketika manusia mati dikubur dan menjadi tanah kembali. Untuk itu Tuhan mau mengangkat kita supaya kita tidak fokus pada kuburan tetapi kepada Yesus yang sudah bangkit. 

Perempuan-perempuan ini merupakan saksi-saksi pertama yang dipakai Yesus untuk memberitakan kebangkitan-Nya kepada 11 murid Yesus lainnya (Mrk. 16:5-6, 9-14). Salah satu dari mereka ialah Maria Magdalena yang pernah dibebaskan Yesus dari roh-roh jahat (Luk. 8:1-3). 

Terbukti Tuhan memakai perempuan-perempuan untuk memberitakan kebangkitan Yesus kepada teman- teman mereka. Tuhan juga memakai nenek Lois dan ibu Eunike untuk mendidik Timotius supaya mengenal Kitab Suci sejak kecil (2 Tim. 3:15). 

Aplikasi: perempuan-perempuan beriman dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil salib kepada anak dan keluarga serta orang-orang di sekitarnya. 

  • Sebelas murid (ay. 9).

Ketika perempuan-perempuan itu menceritakan semuanya kepada 11 murid, para murid tidak percaya dan mengatakan omong kosong (ay. 11). 

  • Dua murid dalam perjalanan ke Emaus (ay. 13).

Bila kita perhatikan lebih cermat, ada satu nasihat penting bagi dua murid yang dikasihi Yesus ini berkaitan dengan mata (rohani) agar dipergunakan dengan baik supaya berhasil menyaksikan kebangkitan-Nya. Ilustrasi: HP sudah menjadi barang sehari-hari yang dipakai oleh anak-anak hingga orang tua di era digital ini. Saat ibadah mendengarkan Firman Tuhan, tangan memegang HP, apa yang dilihat oleh mata? Apakah melihat tulisan ayat-ayat Alkitab di dalam HP atau membaca WA atau main game? 

Dua murid ini sedang bercakap-cakap dengan muka muram tentang peristiwa kematian Yesus yang awalnya mereka harapkan menjadi Pelepas bangsa Israel tetapi telah ditangkap dan diserahkan oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi untuk diadili dan dihukum mati disalib. Yesus datang mendekati mereka dan berjalan bersama mereka sebagai bukti kasih-Nya agar mereka percaya dan tidak binasa (bnd. Yoh. 3:16). Ternyata mereka tidak mengenal siapa yang sedang berbicara kepada mereka dan menganggapnya orang asing. Yesus menegur mereka (1) bodoh dan (2) lamban hati sehingga tidak percaya segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi. Kemudian Yesus menjelaskan apa yang tertulis tentang Dia yang terdapat di kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Hati mereka mulai setengah terbuka dan mereka membutuhkan info lebih banyak dari Orang ini lalu mendesak-Nya untuk tinggal bersama mereka. Ketika Yesus duduk makan dan mengambil roti, mengucap berkat lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, mata mereka terbuka dan mengenal Dia. Mereka segera kembali ke Yerusalem menemui 11 murid yang sedang berkumpul dan bersaksi bahwa Yesus telah bangkit. 

Mengapa dua murid ini tidak mengenal pribadi Yesus yang sudah bangkit? Mata mereka dihalangi/dirintangi oleh semua beban dan dosa (Ibr. 12:1-3). 

Sesungguhnya hidup kita bagaikan dalam perlombaan yang mana kita tidak boleh lamban-lamban tetapi mata tertuju kepada Yesus yang memimpin kita dalam iman. Kita harus cepat mendengar tetapi lambat berkata-kata dan lambat marah (Yak. 1:19). Tahukah pola hidup orang yang ikut perlombaan? Jauh sebelum pertandingan dimulai, mereka sudah mempersiapkan diri dengan disiplin dalam latihan, mengonsumsi makanan sehat nan bergizi, pola tidur teratur. Bagaimanapun juga latihan badani terbatas gunanya tetapi ibadah berguna dalam segala hal dan mengandung janji untuk hidup yang akan datang (1 Tim. 4:7). 

Murid-murid ini dinasihati agar lari cepat dalam perlombaan untuk mencapai kesempurnaan. Mereka diproses lebih dahulu untuk mengenal Tuhan dengan baik sebelum dipakai oleh-Nya. Mata (rohani) dan pikiran mereka dibukakan untuk dapat melihat bahwa Yesus itu hidup seperti telah dinubuatkan oleh Kitab Suci. 

Murid-murid bersedia ditegur kesalahannya dan diajar kebenaran Firman Tuhan untuk menjadi anak sah yang dididik oleh orang tuanya. Contoh: Samuel kecil dipakai Tuhan karena telinganya dilatih untuk mendengar suara-Nya; beda dengan Hofni dan Pinehas yang tidak mau dinasihati dan ditegur akibatnya mereka dihukum mati. 

Aplikasi: anak muda yang bersedia dinasihati, ditegur bahkan dihajar kalau masih keras hati akan menjadi anak yang dikasihi bukan anak-anak gampang/illegitimate = tidak sah alias haram (Ibr. 12:8). 

Mata dua murid tersebut terbuka ketika makan perjamuan bersama Yesus. Perhatikan, orang yang berbalik maka mata hatinya akan terbuka (Kis. 28:26-27). 

Jelas, murid yang mau dinasihati, ditegur kelakuannya supaya diperbaiki, dinyatakan kesalahannya serta mau dididik untuk dilengkapi dengan perbuatan baik maka mata hati yang awalnya tertutup akan terbuka dan dapat melihat perkara-perkara di atas di mana Kristus duduk di sebelah kanan Allah (Kol. 3:1-4). Dia tidak lagi “bungkuk” dan fokus pada perkara-perkara duniawi yang menuju pada “kuburan”. 

Beban apa yang harus dibuang? Matikan segala perkara duniawi (Kol. 3:5-17). Kita tidak boleh lamban dan stagnan/mandeg tetapi maju menuju pada kedewasaan (rohani) yang mana pancaindranya terlatih untuk membedakan yang baik dan yang jahat (Ibr 5:11-14). 

Tuhan dapat memakai siapa pun tidak terbatas pada gender (perempuan, laki-laki), usia (muda-tua), pendidikan (buta huruf-bergelar banyak), untuk memberitakan Kerajaan Allah dan Injil keselamatan asal mereka bersedia dinasihati dan ditegur kalau salah bahkan dihajar (bila perlu) supaya tidak keras hati. Juga mereka harus membuang segala beban dan dosa supaya dapat fokus memandang perkara-perkara di atas. Dengan mengerti kehendak Tuhan dan menuruti perintah-Nya, mereka akan mampu menyaksikan kebangkitan-Nya sebagai kegenapan dari Kitab Suci. Amin.