• SAKSIKAN KEBANGKITAN YESUS YANG MENGGENAPI KITAB SUCI (1) - JOHOR
  • Lukas 24:17-35
  • Johor
  • 2022-06-12
  • Pdm.Jusak Pundiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1148-saksikan-kebangkitan-yesus-yang-menggenapi-kitab-suci

Shalom, 

Sungguh kesaksian hidup yang nyata dibutuhkan bagi mereka yang belum mengenal Yesus Kristus dan kuasa Roh Kudus diperlukan untuk menolong dan menginsafkan mereka supaya mereka dapat mengerti apa tujuan hidup mereka di dunia ini. 

Kesaksian-kesaksian yang menyaksikan Yesus berdasarkan Kitab Suci menjadi dasar untuk dapat memahami siapa Yesus yang kita saksikan. Ia sudah mati, bangkit, naik ke Surga, mencurahkan Roh Kudus-Nya bagi kita dan sekarang kita dipimpin oleh kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam kita seumur hidup kita. 

Apa yang dapat kita saksikan tentang kebangkitan Yesus seperti yang tercantum di dalam Lukas 24:13-35?

  • Yesus melebihi para nabi mana pun (ay. 13-17).

“Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran datanglah Yesus sendiri mendekati mereka lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.” 

Suatu percakapan idealnya dilakukan bukan dengan muka muram karena percakapan dengan kondisi semacam ini melemahkan iman. Hendaknya percakapan yang terjadi bertujuan untuk saling menguatkan karena Yesus sudah bangkit. 

Aplikasi: percakapan macam apa yang diperbincangkan di antara kita, orang percaya? Walau tetap memakai masker sehingga tidak tampak senyum kita, mimik wajah dan mata kita serta perkataan yang kita utarakan hendaknya dapat menimbulkan serta meneguhkan iman bukan malah melemahkan bahkan memadamkan iman. 

Bersyukur di tengah-tengah wajah muram, Yesus yang bangkit hadir dengan cara-Nya untuk membangkitkan iman dengan menjelaskan Kitab Suci walau dua murid ini tidak mengenal-Nya (ay. 16). Ia rindu Diri-Nya ditemukan berdasarkan keutuhan Kitab Suci oleh siapa pun yang menyampaikannya (ay. 27). 

Pembelajaran: kita tidak boleh mengidolakan hamba Tuhan tertentu (betapapun hebatnya dia dipakai Tuhan) tetapi mencermati Kitab Suci tidak hanya ayat-ayat tertentu melainkan seluruhnya dari Kitab Kejadian – Wahyu yang menyatakan seluruh kebenaran Allah. Roh Kudus akan menyatakan siapa Yesus secara utuh – Anak Allah yang mahatinggi, lahir sebagai Mesias untuk mati tetapi bangkit untuk pembenaran kita dan kuasa Pentakosta membuat kita berseri-seri. 

Mengapa dua murid ini tidak mengenal Yesus yang bangkit? Mata (rohani) mereka buta sehingga iman mereka kepada Yesus hanya sebatas nabi (ay. 18-19) yang fokus hanya pada perkara-perkara jasmani seperti: kebebasan, pertolongan dan kesembuhan jasmani (ay. 21). Untuk inilah Yesus yang bangkit hadir mencelikkan mata rohani mereka yang buta. 

Perhatikan, di zaman akhir ini banyak orang mengaku sebagai nabi tetapi mereka adalah manusia biasa ditandai dosa (Mzm. 51:7) sehingga dapat mati karena dosa. Jauh berbeda dengan Yesus yang tanpa dosa tetapi harus mati menanggung dosa manusia termasuk dosa nabi-nabi siapa pun. Yesus berkuasa atas semua karena Dialah yang menciptakan semua yang ada. Ia membebaskan mereka dari dosa dan menyembuhkan mereka dari penyakit-penyakit rohani akibat ikatan dosa. 

Oleh karena kebodohan rohani dan lambannya hati (ay. 22-25), dua murid ini tidak mampu menghubungkan apa yang tertulis dengan peristiwa yang sedang terjadi. Itu sebabnya Yesus yang bangkit hadir untuk menjelaskan segala yang tertulis tentang diri-Nya di dalam seluruh Kitab Suci. 

Aplikasi: oleh anugerah Allah, Firman Tuhan hadir dalam setiap ibadah untuk menolong dan menyembuhkan kebutaan rohani kita sehingga kita mengerti penjelasan ayat-ayat di dalam Alkitab. Pengertian ini kita peroleh bukan karena fasihnya pendeta berbicara tetapi karena karya Roh Kudus yang diam di dalam kita. Ia berkuasa mengubah hati yang lamban dan bodoh menjadi hati yang berhikmat untuk dapat menghubungkan antara peristiwa yang terjadi dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci. Contoh: vaksin yang disuntikkan di lengan kiri untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan virus Corona tidak ada hubungannya dengan chip atau tanda antikristus yang diberikan pada lengan kanan atau dahi; sangat berbeda antara lengan kiri dan lengan kanan belum lagi dahi.

Biasakan membaca Alkitab secara utuh sehingga kita percaya bahwa Yesus memang bangkit untuk menggenapi apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Kita juga menyaksikan bahwa Dia lebih dari nabi mana pun sebab Dia adalah Anak Allah yang berkuasa. 

  • Yesus menyatakan diri secara pribadi (ay. 28-32).

“Mereka mendekati kampung yang mereka tuju lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan- Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.” (ay. 28-29) 

Kata “mendesak” berarti meminta dengan sangat, memaksa untuk segera dilakukan. Dahulu dua murid ini mendesak Yesus untuk tinggal bersama mereka yang pada akhirnya menjadikan mata mereka terbuka sehingga terjadi perjumpaan pribadi dengan Yesus. 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita merasa disentuh oleh Firman Tuhan dalam setiap ibadah? Kalau ya, marilah kita “mendesak” agar Firman yang menyentuh hati kita bekerja lebih lanjut dengan membaca ulang, memeriksa kembali apa yang dijelaskan untuk mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus yang membuat kita makin percaya kepada-Nya. 

Apa yang terjadi setelah dua murid itu mendesak Yesus untuk tinggal bersama mereka? Waktu Yesus duduk makan dengan mereka, mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan dan memberikannya kepada mereka maka terbukalah mata mereka dan mereka mengenal Dia (ay. 30-31). Waktu itu mereka masih memperingati hari-hari roti tidak beragi tujuh hari setelah Paskah untuk memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Selama diperbudak oleh orang Mesir, orang Israel tidak dapat beribadah kepada Allah mereka. Setelah keluar dari Mesir, orang Israel beribadah di padang gurun dengan membuat Tabernakel di mana Allah hadir mau mengenal mereka dan mereka mengenal Allahnya secara pribadi. Bagi dua murid ini bersekutu dengan Yesus sambil makan roti tidak beragi kemudian mengalami pembebasan dari kebutaan dan kebodohan rohani. 

Aplikasi: Kita bagaikan mendesak/memaksakan diri untuk mengenal Tuhan secara pribadi dengan membaca, merenungkan, untuk bersekutu dengan Firman-Nya yang mengubah karakter kita sehingga kita dapat bersaksi kepada orang-orang di sekitar kita tentang pengalaman-pengalaman hidup bersama Yesus yang sudah menyatakan diri secara pribadi kepada kita, apalagi setiap ibadah kita menikmati Perjamuan Tuhan untuk mengingat kurban-Nya. Dengan demikian mata rohani kita makin terbuka untuk mengenal Yesus dengan benar dan utuh berdasarkan Kitab Suci bukan berdasarkan kata orang. 

Dampak pengenalan Yesus secara pribadi membuat hati dua murid itu berkobar-kobar (ay. 32). Perhatikan, hati yang berkobar-kobar ketika mendengar Firman Allah berpotensi pada hari-hari selanjutnya diisi dengan gairah yang mendesak untuk merenungkan Kitab Suci agar lebih jelas memahaminya untuk menuntun langkah- langkah hidup kita sehingga kita mempunyai kesaksian pengalaman-pengalaman pertolongan dengan kuasa kematian-kebangkitan Kristus.

  • Yesus Memulihkan Pengharapan Masa Depan (ay. 33-35)

“Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.” (ay. 33) 

Ini merupakan tindakan dari orang yang pengharapannya dipulihkan. Wajah yang tadinya muram menjadi ceria karena pengalaman perjumpaan pribadi dengan Yesus yang sudah bangkit sebagai penggenapan Kitab Suci. Mereka tidak lagi bodoh yang mengenal Yesus sebatas Nabi tetapi sekarang mata mereka terbuka dan hati berkobar-kobar karena mengalami Yesus secara pribadi. Apa tindakan selanjutnya? Mereka tidak tinggal diam di tempat (di Emaus) tetapi kembali ke Yerusalem untuk bersaksi kepada murid-murid lainnya. 

Aplikasi: hati yang berkobar-kobar karena mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus tidak akan tinggal diam tetapi akan tergerak untuk menyaksikan Yesus yang sudah bangkit berdasarkan Kitab Suci, mendukung kegiatan pelayanan-pelayanan Misi, penjangkauan jiwa-jiwa, baik dalam doa, pemikiran, tenaga dan dana. 

Simon juga dipulihkan dari keragu-raguannya. Siapa yang dimaksud Simon di sini (ay. 34)? Dia adalah Simon Petrus yang pergi ke kubur Yesus setelah diberitahu oleh perempuan-perempuan yang mengunjungi kuburan- Nya (ay. 12), tadinya bertanya-tanya, tetapi kemudian memiliki kepastian. 

Kesaksian dua murid ini ditulis oleh tabib Lukas (ay. 35) yang telah meneliti dengan serius (Luk. 1:3) dengan mewawancarai murid-murid lain juga para saksi mata yang mana kesaksian-kesaksian mereka berkobar-kobar tidak terbendung karena mengalami kebangkitan Yesus dalam menggenapi nubuat Kitab Suci. 

Juga beberapa murid yang dipulihkan pengharapannya menulis tentang kehidupan Yesus dan apa yang dikerjakan-Nya – Dia mati untuk menanggung dosa manusia, bangkit untuk membenarkan, memulihkan dan menyediakan kita masa depan kekal yang penuh harapan. Salinan-salinan tulisan mereka dikumpulkan dan dijadikan satu oleh bapak-bapak gereja menjadi Kitab Perjanjian Baru. Awalnya Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani lalu diterjemahkan oleh tokoh-tokoh gereja yang berkobar-kobar hatinya ke pelbagai bahasa dan sampai ke kita supaya misi Yesus yang sudah bangkit itu tersebar ke seluruh bumi dan kita pun memiliki pengharapan seperti mereka.

Marilah kita menghargai Kitab Suci yang mereka tulis, membacanya dengan mendesak dan dengan hati berkobar- kobar supaya kita juga mempunyai pengharapan tanpa pernah meragukan kebangkitan Yesus. Kita percaya bahwa Yesus melebihi nabi siapa pun karena Ia adalah Juru Selamat dunia; Ia bangkit untuk memulihkan pengharapan akan masa depan di mana kita kelak akan bersama dengan-Nya di dalam kekekalan. Amin.