Terpujilah Allah Oleh Sebab Anugerah-Nya

Pdm. Harijono, Minggu, Johor, 11 Februari 2018

Shalom,

Sama seperti jemaat Efesus (orang kafir) mendapat kemu-rahan mendengarkan Firman Allah melalui para hamba-Nya antara lain Paulus dan Apolos (Kis. 18 – 19) sehingga mere-ka menjadi orang–orang percaya oleh karena kasih karunia; kita juga beroleh anugerah diselamatkan oleh iman berdam-pak adanya pujian dan hormat kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristus.

Kita telah mempelajari bahwa Surat Efesus ditulis oleh Rasul Paulus saat dia berada di penjara mengalami penderitaan dan tekanan namun oleh kasih karunia Allah dia mampu menulis surat Efesus untuk dibaca oleh bangsa kafir.

Dalam pengajaran Tabernakel, surat Efesus terkena pada Meja Roti Sajian. Yesus – Roti hidup (Yoh. 6:35) – berada di atas meja hati kita yang sudah dibenarkan dan dikuduskan. Bila dalam hati kita ada Roti hidup – Firman Allah yang dinamis – kita mampu melewati kehidupan bahkan persekutuan kita dengan-Nya memberikan kita kesempatan untuk hidup, bertumbuh dan men-jadi kuat seperti telah dialami oleh jemaat Efesus yang sebelumnya menyembah berhala namun oleh pemberitaan Injil mereka menjadi orang percaya, dibaptis dan dilimpahi Roh Kudus.

Jemaat Efesus layak memuji dan bersyukur kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristus karena mereka seharusnya mendapat murka hukuman kebinasaan karena menyembah berhala tetapi Allah dengan segala kekayaan-Nya telah menjadikan mereka orang-orang percaya yang diku-duskan melalui Firman dan beroleh berkat rohani bahkan tempat kekal di Surga (Ef. 1:3-6).

Bagaimana kehidupan orang kafir, seperti jemaat Efesus dan kita, sebelum mengenal Tuhan? Kita mati (rohani) karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa sebab kita menaati penguasa kerajaan angkasa yang bekerja di antara orang-orang durhaka/tidak dengar-dengaran (Ef. 2:1-5).

Mengapa orang tidak taat akan perintah/Firman Tuhan? Karena mereka lebih memilih menuruti keinginan hatinya, berakibat kematian/kebinasaan kekal. Namun Allah yang mahakasih tidak ingin seorang pun binasa tetapi berbalik dan bertobat (2 Ptr. 3:9); untuk itu Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal – Yesus – agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal (Yoh. 3:16).

Berkat-berkat rohani yang tersedia di Surga dapat kita peroleh melalui proses pemilihan untuk dikuduskan (Ef. 1:4) melalui Firman Allah dan kuasa salib Kristus agar tak bercacat di hadapan-Nya. Semua ini tergantung sejauh mana hubungan kita dengan Allah, dimulai dari kesungguhan hati dan kerelaan mau diproses oleh Firman menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Allah bukan di hadapan manusia.

Perhatikan, Firman Tuhan bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Tim. 3:16-17).

Introspeksi: bersediakah kita diproses masuk dalam pengalaman salib untuk keluar sebagai pribadi yang diubahkan menjadi kesaksian bagi orang di sekitar kita melalui perkataan, tingkah laku dan kesucian hidup kita (1 Tim. 4:12)?

Hidup disucikan bukan berarti kita hidup ekslusif tidak mau bergaul dengan orang lain tetapi oleh keubahan hidup melalui Firman Tuhan, hidup pribadi, nikah dan rumah tangga kita menjadi teladan bagi orang lain membuat mereka mengenal siapa Tuhan kita.

Hari-hari ini kita diperhadapkan dengan banyak pencobaan dan ujian yang memengaruhi iman kita terutama berkaitan dengan keinginan yang dapat menenggelamkan kita ke dalam ke-binasaan (1 Tim. 6:9). Apa yang harus kita lakukan? Jauhi semuanya dan kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kesabaran dan kelembutan; Roh Kudus yang diam dalam kita menolong membuat kita menjadi manusia Allah (1 Tim. 6:11). Sungguh, kemurahan Allah yang besar telah berlaku bagi kita, bangsa kafir penyembah berhala, yang mengubahkan bahkan mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya (Ef. 1:5).

Bagaimana kedudukan kita sebagai anak-anak Allah?

  • 1 Yohanes 3:9 menuliskan, “Setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa karena ia lahir dari Allah.”
  • 1 Yohanes 3:1,3 mencatat, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita sehingga kita disebut anak-anak Allah dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita sebab dunia tidak mengenal Dia…Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.”

Pertumbuhan rohani secara bertahap, berjenjang untuk masuk dalam kekudusan dan kekekalan dimulai dari dipilih, disucikan kemudian ditentukan menjadi anak-anak Allah yang memiliki gen/benih Allah sehingga tidak dapat berbuat dosa lagi. Oleh kuasa Ilahi-Nya, kita dapat hidup saleh untuk luput dari hawa nafsu duniawi (2 Ptr. 1:3-4). Pengenalan kita akan Dia makin kuat dan bertumbuh dewasa yang dapat menyatukan iman dalam persekutuan.

Berkat rohani yang kita terima tidak berhenti sampai kita menjadi anak-anak Allah yang dikuduskan tetapi kita beroleh hak penuh memasuki Kerajaan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus, (2 Ptr. 1:11) serta tinggal bersama-Nya selama-lamanya. Sungguh merupakan kebahagiaan dan sukacita luar biasa yang tak dapat digantikan oleh dunia dan segala keindahannya! Untuk itu jangan kita sia-siakan anugerah Allah sementara kita masih diberi kesempatan dan waktu untuk hidup, berbaliklah dan bertobatlah untuk dikuduskan oleh Firman-Nya maka hidup di dalam Kerajaan-Nya yang kekal telah menanti kita. Amin.