• TETAP BERTAHAN MENANTIKAN KESELAMATAN (JOHOR)
  • Johor
  • 2022-03-27
  • Pdp. Edi Sugianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1094-tetap-bertahan-menantikan-keselamatan-2

Shalom,

Hari-hari ini kita hidup di tengah-tengah dunia yang tidak menentu di mana pandemi belum berakhir, muncul peperangan antara Rusia dengan Ukraina yang berdampak ke negara- negara lain termasuk Indonesia. Sementara di negara kita sendiri sedang heboh minyak goreng langka dan permasalahan lainnya. Inilah dunia yang kita hadapi saat ini. Namun sebagai orang yang telah ditebus dan diselamatkan oleh anugerah Tuhan, kita yakin akan pertolongan-Nya.

Memang kita sudah diselamatkan tetapi kita masih menantikan keselamatan sepenuhnya di akhir zaman saat Tuhan datang menjemput kita. Dalam menantikan keselamatan, apa yang perlu kita lakukan untuk tetap dapat bertahan menurut Lukas 20:5-28?

  • Kita perlu fokus pada perkara-perkara Surgawi (Ay. 5-6).

“Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang kamu lihat di situ – akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Seusai Yesus berbicara tentang persembahan dari janda miskin (ay.1-4), beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu-batu indah itu. Ini merupakan Bait Allah kedua yang dibangun oleh Zerubabel dengan orang- orang Israel yang pulang dari pembuangan. Kemudian Herodes yang memerintah di Yudea merenovasi Bait Allah ini untuk mengambil hati orang-orang Israel/Yahudi agar mereka tidak menentang dia. Herodes memperluas dan memperindah Bait Allah ini dengan batu yang indah-indah membuat banyak kekaguman bagi orang yang melihatnya.

Namun ketika Yesus mendengar orang-orang mengagumi Bait Allah ini, Ia berkata, “Apa yang kamu lihat di situ – akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Nubuatan ini benar-benar terjadi yang mana pada tahun 70 M, Romawi di bawah pimpinan Jenderal Titus menyerang Yerusalem dan membakar Bait Allah hingga tidak ada satu batu pun berdiri di atas batu yang lain, semua diratakan untuk mengambil barang emasnya.

Dari peristiwa ini, Yesus mau menekankan bahwa kita perlu berfokus pada perkara Surgawi bukan jasmani agar kita dapat bertahan menantikan keselamatan. Ia juga mau menekankan agar umat tidak fokus pada bangunan fisik tetapi Siapa yang diam di dalam Bait Allah itu.

Kalau Bait Allah/rumah Allah yang merupakan tempat kediaman Allah dihancurkan, ini pasti ada masalah. Apa penyebabnya? Karena mereka mengagumi bahkan memberhalakannya. Mereka lebih mementingkan (bangunan) Bait Allah ketimbang Pemiliknya. Di Perjanjian Lama, Bait Allah pertama yang didirikan oleh Salomo dengan begitu megah juga dibiarkan Tuhan dihancurkan padahal Tuhan menyayangi tempat kediaman-Nya (2 Taw. 36:14-19). Mengapa? Karena orang Israel telah menajiskan Bait Allah. Mereka melanggar ketentuan Tuhan dan menolak Firman-Nya sehingga bangunan megah itu dihancurkan, semua perabot yang indah dibawa ke Babel dan umat-Nya ditawan. Dua Bait Allah yang berdiri sudah diruntuhkan dan ada kabar Bait Allah ketiga akan dibangun tetapi kepastian pembangunannya tidak ada yang tahu namun Alkitab mengatakan akan ada penggenapan.

Dengan dihancurkannya Bait Allah (fisik), Yesus ingin mengarahkan adanya Bait Allah yang lebih besar itulah Dia (Mat. 12:6) dan tubuh-Nya (Yoh. 2:21). Lebih jauh Rasul Paulus mengatakan bahwa kita adalah Bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita (1 Kor. 3:16). Jadi sudah selayaknya kita fokus pada hal-hal rohani dan semua itu sudah digenapi di dalam Yesus sebagai Bait Allah yang sejati dan kudus.

Kalau kita fokus pada pembangunan Bait Allah rohani, masih perlukah mendirikan bangunan gereja jasmani? Perlu! Jika tidak, bagaimana kita berkumpul untuk beribadah? Fokus kepada hal rohani bukan berarti kita tidak melakukan perkara-perkara dunia karena kita masih tinggal di dunia.

Bagaimana kita membangun diri sebagai Bait Allah? Dengan mengerjakan keselamatan yang sudah kita peroleh (Flp. 2:12) agar rohani kita bertumbuh. Sebagai tubuh Kristus, kita harus mengerjakan keselamatan untuk pengembangan tubuh-Nya sehingga Tuhan berkenan atas hidup kita.

Rasul Paulus juga menasihati agar kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah (Rm. 12:1). Ini adalah ibadah yang sejati. Jadi ibadah bukan sekadar berkumpul dan memuji Tuhan tetapi lebih dari itu yaitu persembahan hidup kita. Selain itu, pola pikir kita harus diubahkan. Contoh: Ketika menggunakan HP, apa yang ada dalam pikiran kita? Apalagi dengan pesatnya perkembangan teknologi dan dunia informasi saat ini. Bagaimana kita menggunakan media ini? Apakah mengarah kepada perkara rohani atau justru perkara duniawi? Kita harus menjaga diri dan tidak sarat serta fokus dengan kepentingan duniawi (Luk. 21:34) tetapi yang rohani.

Aplikasi: walau kita memerlukan dan melakukan hal-hal dunia karena masih hidup di bumi ini, kita harus memikirkan apa yang di atas di mana Kristus ada (Kol. 3:1). Kita mengasihi Tuhan lebih dari segalanya sehingga kita dapat terlepas dari hal-hal duniawi.

  • Kita perlu memahami dan menyikapi tanda-tanda kedatangan Tuhan (Ay. 7- 11).

“Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya: “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan mema- kai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.” (ay. 7-11)

Mendengar jawaban Yesus bahwa Bait Allah akan diruntuhkan, murid-murid bertanya kapan dan apa tandanya hal itu akan terjadi. Injil Matius dan Markus menuliskan Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas bertanya sendiri kepada Yesus di Bukit Zaitun yang berhadapan dengan Bait Allah tentang kapan, apa tanda kedatangan-Nya juga tanda kesudahan dunia (Mat. 24:3; Mrk. 13:3-4).

Yesus merespons pertanyaan mereka dan mengingatkan:

(1). Supaya waspada karena akan ada penyesatan (Luk. 21:8).

Menjelang kedatangan-Nya, muncul nabi-nabi palsu yang datang memakai Nama Tuhan. Dalam sejarah satu abad setelah peristiwa itu, seorang pemimpin Yahudi bernama Simon Bar Kokhba menganggap dirinya sebagai Mesias. Dia berusaha melakukan pemberontakan terhadap Romawi tetapi akhirnya ditumpas. Berita tentang “Mesias ada di sana, Mesias ada di sini” tetap bermunculan tetapi Yesus meningatkan agar kita tidak percaya dan tidak mengikuti mereka.

Saat ini pun nabi-nabi palsu mengajarkan ajaran yang tidak sesuai kebenaran Firman Tuhan. Contoh: saksi Yehova yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Ada lagi ajaran kemakmuran yang mengajarkan menjadi orang Kristen pasti akan diberkati, kalau tidak diberkati berarti salah imannya. Beberapa tahun lalu, Pdt. Mangapin Sibuea mendengar suara Tuhan bahwa pada tanggal 10 November 2003 Tuhan akan datang di Bandung. Akibatnya, ada pengikut yang menjual harta bendanya untuk pergi ke Bandung dan ada yang malu pulang ketika ternyata Tuhan belum datang.

Bagaimana dengan kita? Percayakah kita dengan berita di medsos yang mengatakan tentang kedatangan Mesias? Memang Tuhan selalu mengatakan kedatangan-Nya sudah dekat tetapi ingat satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Kalau Tuhan belum datang, ini berarti kesabaran Tuhan agar semua orang berbalik dan bertobat (2 Ptr. 3:8-9).

Untuk itu kita perlu waspada dan berjaga-jaga (Ay. 34-36). Agar tidak tersesat kita harus mengetahui dan mengenal yang benar. Bagaimana caranya? Rajin membaca Alkitab dan mencintai Firman Tuhan sehingga kita tidak mudah goyah mendengar berita yang menyesatkan.

(2). Tidak terkejut mendengar hal-hal yang mengejutkan (peperangan dan pemberontakan, gempa bumi, kelaparan dan tanda-tanda dahsyat dari langit (ay. 9-11).

Konflik Rusia dan Ukraina cukup mengejutkan tetapi Firman Tuhan telah mengingatkan agar kita tidak perlu terkejut. Akan ada waktunya bangsa melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan dst. Bahkan alam juga ikut mengejutkan seperti turunnya hujan es di Surabaya. Apapun yang terjadi kita tidak perlu cemas karena kita mempunyai iman dan pengharapan kepada Tuhan yang memberikan kita kekuatan dan kemenangan. Kita harus berjaga-jaga dan berdoa untuk beroleh kekuatan luput dari semua yang akan terjadi (ay. 36).

Tanda-tanda penyesatan dan hal-hal yang mengejutkan masih “belum semuanya” (ay. 12). Untuk itu apa lagi yang harus kita lakukan agar dapat bertahan menantikan keselamatan?

  • Kita perlu memelihara iman sampai akhir (ay. 12-19).

“Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara- saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."."

Sebelum semua peristiwa itu digenapi, para murid akan ditangkap dan dianiaya, diserahkan ke rumah ibadat dan penjara dan dihadapkan kepada penguasa dan raja karena nama Yesus. Hal ini memang terjadi saat Gereja mula-mula – para murid dianiaya, dipenjarakan sampai dibunuh (martir). Namun hal ini tidak menyurutkan semangat pengikutan kepada Kristus, gereja makin bertumbuh dan meluas hingga saat ini.

Introspeksi: mampukah kita bertahan mengikut Yesus ketika kita diperhadapkan dengan aniaya, penjara bahkan dibunuh demi Nama-Nya? Atau kita takut kemudian menyangkal iman dan murtad? Atau kita meninggalkan Tuhan karena pacar yang tidak seiman? Atau kita meninggalkan Tuhan demi pekerjaan dan karier? Sebenarnya, saat menghadapi tantangan nyawa sekalipun, ini menjadi kesempatan bagi kita untuk bersaksi. Contoh: Ketika Paulus disidang di Yerusalem, Kaisarea, sampai ke Roma, dia bersukacita karena dapat memberitakan Injil lebih luas.

Kita harus bertahan dalam iman yang sudah kita terima dari Tuhan. Untuk itu kita mengerjakan iman dan bersaksi memberitakan Injil keselamatan sampai ke ujung bumi dimulai dari yang terdekat: keluarga, teman di sekolah dan di pekerjaan dst. Kita menyaksikan kebaikan Tuhan melalui perkataan dan perbuatan kita. Dengan memiliki cara hidup yang baik di tengah-tengah orang yang tidak mengenal Tuhan, mereka dapat menyaksikan perbuatan-perbuatan baik kita dan memuliakan Allah saat Ia melawat mereka (1 Ptr. 2:12).

Marilah kita bertahan menantikan keselamatan kekal dengan fokus pada hal-hal Surgawi, memahami dan menyikapi tanda-tanda kedatangan Tuhan dan memelihara iman hingga akhir. Untuk itu kita perlu waspada terhadap penyesat dan ajarannya yang menyesatkan, kita tidak perlu terkejut dengan peristiwa-peristiwa yang menggemparkan karena kita beriman kepada Tuhan dan kita terus memelihara iman sampai akhir apapun tantangan yang dihadapi serta menjadi kesaksian hidup dalam perkataan maupun perbuatan hingga Ia datang kembali menjemput kita untuk tinggal bersama-Nya selamanya. Amin.