• TETAP BERTAHAN MENANTIKAN KESELAMATAN
  • Lukas 21:5-28
  • Lemah Putro
  • 2022-03-20
  • Pdm. Jusak Pundiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1093-tetap-bertahan-menantikan-keselamatan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Baru-baru ini berlangsung pertandingan bulu tangkis all England 2022 dan ternyata sangatlah sulit untuk mempertahankan kejuaraan dunia karena banyak faktor menjadi tantangan antara lain pandemi berkepanjangan yang berpengaruh pada kesehatan, mental hingga teknik latihan. Demikian pula dalam mempertahankan iman kekristenan di tengah kondisi dunia yang bergelora akibat peperangan, bencana alam, ekonomi dll., kita menghadapi banyak tantangan untuk dapat bertahan.

Tantangan apa saja yang harus kita hadapi dan bagaimana agar mampu bertahan dalam menantikan keselamatan?

1. Fenomena kekristenan yang menyesatkan.

Banyak gereja berlomba memegahkan fisik bangunannya (ay. 5-6). Tentu tindakan berkurban dana, pikiran dan tenaga untuk memperindah gedung gereja tidaklah salah tetapi kemegahan bangunan gereja (artistik, modern, nyaman, lengkap dan canggihnya peralatan) yang bersifat fana tidak punya andil bagi keselamatan manusia dan bukan jaminan bagi kita untuk mampu bertahan menanti keselamatan. Contoh: ketika bom teroris meledakkan beberapa gereja dari denominasi berbeda di Surabaya (gereja Katolik Santa Tak Bercela, gereja GKI diponegoro, gereja GPPS) pada tanggal 13 Mei 2018, medsos tidak terlalu mengekspos kerusakan bangunan gereja tetapi memberitakan kesaksian pelayanan dari para korban yang meninggal – mereka bagaikan persembahan kurban yang harum bagi Allah. Tidak ada satu pun yang utama di hadapan Allah kecuali iman walau harus menyerahkan/mengurbankan nyawa dalam pelayanan. Kesaksian semacam ini menguatkan iman kita. Jelas kelengkapan, kecanggihan peralatan, kenyamanan gedung gereja tidak dapat diandalkan untuk keselamatan jiwa. Dengan kata lain, mereka tidak berbanding lurus dengan kemampuan jemaat dalam bertahan menantikan keselamatan – mereka cuma menjadi daya tarik dan daya tahan jemaat yang suka kenyamanan dalam beribadah. Sebenarnya ketidaknyamanan merupakan salah satu ujian iman kita. Contoh: ketika jemaat gereja bawah tanah ditekan bahkan dilarang beribadah oleh pemerintah non-Kristen, justru iman mereka bertumbuh di tengah-tengah kesukaran, tantangan, penderitaan dan aniaya.

Mari kita bandingkan kurban persembahan dua peser dari janda miskin dengan kurban uang bergemerincing dari orang-orang kaya (ay. 1-4) untuk pemeliharaan Bait Allah (ay. 5). Perbedaannya, adanya persembahan hidup dari janda miskin yang batinnya diubahkan oleh kasih dibanding dengan persembahan dari orang- orang kaya yang digerakkan oleh banyaknya berkat lahiriah tetapi hatinya dingin.

Pembelajaran: jangan bergereja hanya karena mau menikmati kemegahan, kenyamanan gedung dan lengkapnya fasilitas fisik (AC, musik dll.) tetapi hendaknya kita beribadah untuk dikuatkan oleh Firman Tuhan sehingga mengalami keubahan hidup dan pertumbuhan dewasa rohani walau tubuh jasmani dalam kondisi lemah. Pembangunan hidup rohani yang berkelanjutan memberikan kita kekuatan untuk tetap bertahan menantikan keselamatan. Petrus pernah mengagumi keindahan batu-batu (mati) bangunan Bait Allah di Yerusalem tetapi ketika Roh Kudus menguasainya, pikirannya diubah dan menulis bahwa batu-batu hidup jauh lebih indah dan mampu bertahan menghadapi tantangan zaman. Itu sebabnya dia mendorong kita menjadi batu-batu hidup untuk pembangunan rumah rohani dan persembahan yang diperkenan Allah (1 Ptr 2:1-5). Memang bom menghancurkan batu-batu (mati) bangunan gereja tetapi kurban-kurban yang meninggal bagaikan batu-batu hidup yang dipersembahkan menjadi persembahan yang harum bagi Allah.

Selain bangunan gereja, Yesus juga menyinggung profil (tokoh gereja) yang menyesatkan karena “mengiklankan” diri sebagai Kristus, membuat dirinya terkenal/ viral menyedot perhatian massa (ay. 7-8). Banyak bermunculan berita yang meramalkan atau mengaitkan dengan akhir zaman bahkan tak sedikit dilontarkan oleh “tokoh-tokoh” Kristen. Contoh: berita vaksin dikaitkan dengan Antikristus sehingga banyak orang Kristen menolak divaksinasi. Juga profil “Gereja Tuhan yang mahakuasa” – suatu sekte yang canggih dalam digitalisasi dan sedang mempromosikan diri ke seluruh dunia. Doktrinnya hebat tetapi menyesatkan!

Waspada, jangan mudah percaya dan tertarik pada “tokoh Kristen” sekalipun terkenal kalau sudah mulai meramalkan tentang akhir zaman. Kita harus mempunyai kepekaan dari Roh Kudus supaya tidak gampang terkecoh dengan profil hamba Tuhan yang fenomenal, mampu menilai berita yang dibungkus seperti Firman Tuhan dan menyeleksi berita-berita mengenai akhir zaman yang menyesatkan (2 Tes. 2:1-4). Bandingkan profil tokoh rohani yang suka pamer dari ujung rambut hingga telapak kaki dan menjadikan jemaat korban untuk memperkaya diri sendiri (Luk.20:46-47)! Berbeda dengan tokoh-tokoh gereja di masa lalu yang hidup sederhana bahkan rela mengurbankan diri demi keselamatan jiwa-jiwa.

2. Sentimen terhadap kekristenan semakin meningkat.

Mendahului peperangan global dan bencana alam global, sentimen global terhadap kekristenan makin meningkat tetapi peran Roh Kudus terhadap masing-masing kita juga meningkat (ay. 10-12). Kita memang sudah berada di zaman akhir tetapi belum di akhir zaman. Untuk mengantisipasi peningkatan sentimen terhadap kekristenan hingga titik puncaknya yang mana orang-orang Kristen akan dihadapkan kepada penguasa-penguasa karena Nama Kristus, hargai peran Roh Kudus dalam hidup kita, berikan Dia porsi sebesar-besarnya untuk memainkan peran Ilahinya karena Ia tinggal di dalam kita selamanya. Ia akan menolong kita bersaksi dan mengucapkan pembelaan dengan kata-kata hikmat (ay. 13-15). Kita tidak akan ditinggalkan sendiri dalam mempertahankan iman di tengah-tengah keluarga, komunitas bahkan dengan risiko nyawa kita akan mampu bertahan (ay. 16-17).

Aplikasi: mulailah dengan bersaksi tentang penyertaan, pemeliharaan dan perlindungan Tuhan menghadapi masalah ekonomi dan kesehatan yang Tuhan izinkan berlaku pada kita. Ketidaknyamaan dan sedikit penderitaan merupakan latihan- latihan kecil dan Roh Kudus menolong kita menghadapi semuanya dengan hikmat Tuhan sehingga kita tidak perlu membuat ancang-ancang dan rencana untuk membela diri sendiri (ay. 14).

Dari mana kita mempunyai stok/simpanan kata-kata hikmat? Dengan rajin membaca Kitab Suci sejak kecil (2 Tim. 3:15) lalu melatih respons kita untuk berpikir, berkata, berperilaku dengan hikmat dalam menghadapi tantangan agar mampu bertahan menanti keselamatan.

Apa gunanya membaca Kitab Suci? Ada jaminan hidup yang pasti sebab Allah Tri tunggal melindungi hidup kita dari ujung rambut sampai telapak kaki (ay. 18-19).

3. Kecemasan yang meningkat di seluruh penduduk semakin meningkat.

Yesus berbicara tentang kehancuran Yerusalem (ay. 20-21) bahkan ada bagian dari Yerusalem yang diinjak-injak oleh orang-orang non-Yahudi sampai hari ini. Sejarah bisa saja terulang apakah Yerusalem akan dihancurkan sekali lagi tetapi yang pasti kota-kota besar di dunia yang dahulu memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan ternyata sekarang tidak lagi menjanjikan bahkan warga kotanya menghadapi “celaka” yang mengerikan (ay. 23).

Introspeksi: apakah pandemi dan teroris dapat dibentengi dengan sistem keamanan kota? Dapatkah infiltrasi orang-orang non-Kristen dicegah untuk masuk ke kota-kota mayoritas Kristen? Bukankah banyak gereja beralih fungsi sekarang?

Kota-kota Kristen akan diinjak-injak bangsa yang tidak mengenal Allah (ay. 24). Jangan pindah ke luar negeri karena merasa lebih aman, tertib dan bersih dari negara kita sebab faktanya setiap pergantian kepemimpinan selalu terjadi pergolakan, penjarahan, pemberontakan bahkan pembunuhan. Singkatnya, tidak ada satu tempat pun di dunia yang aman.

Ada isu bahwa di tengah-tengah peperangan Rusia vs Ukraina, perpecahan pimpinan gereja Ortodoks Rusia vs Ukraina kembali muncul ke media massa. Sejarah gereja sudah mengukir perpecahan besar Kristen Barat vs Timur (Skisma Besar 1054 M) menyebabkan Konstantinopel dengan gereja Hagia Sophia yang fenomenal tersebut dikuasai oleh bangsa-bangsa non-Kristen. Mengapa? Karena pemimpin-pemimpin gereja Ortodoks Timur tidak dapat meminta bantuan gereja-gereja Barat dan gereja-gereja Barat berpangku tangan membiarkan Konstantinopel hancur oleh tangan-tangan non-Kristen.

Deru bencana di bumi dan di langit akan meningkatkan kecemasan penduduk bumi tetapi ada penghiburan yang membuat kita tetap bertahan sebab Allah Tritunggal mengendalikan semua yang terjadi (ay. 22, 24).

Menghadapi ketakutan dan kecemasan yang makin dahsyat serta memuncak, kita dilatih untuk berpengharapan akan kedatangan-Nya kembali. Iman kita diuji; untuk itu arahkan pikiran dan hati kita kepada Dia yang adalah Penguasa alam semesta (ay. 27-28).

Tak dapat dipungkiri, hari demi hari kecemasan makin mencekam seluruh penduduk bumi oleh sebab tidak adanya kenyamanan dan keamanan lagi karena masalah pandemi yang tak kunjung selesai, kejahatan yang makin meningkat, krisis ekonomi dan timbulnya peperangan. Ditambah lagi dengan munculnya profil penyesat- penyesat dengan ajarannya yang menyesatkan. Tidak ada jalan lain untuk bertahan dalam menantikan keselamatan kecuali kita setia kepada Tuhan, mempersembahkan hidup kepada-Nya dan giat melayani-Nya hingga Ia datang menjemput kita untuk tinggal bersama-Nya di Yerusalem baru selamanya. Amin.