Kita Dibangkitkan Untuk Melakukan Pekerjaan Baik

Pdt. Paulus Budiono, Minggu, Lemah Putro, 1 April 2018

Shalom,

Hari ini ± 70 juta orang Kristen di Indonesia merayakan hari Kebangkitan Yesus, apakah kita ikut-ikutan merayakan karena semua merayakannya?

Rasul Paulus menulis bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, dikuburkan dan bangkit pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci kemudian Ia menampakkan diri kepada para murid-Nya dan kepada lebih dari 500 orang selanjutkan kepada semua rasul dan akhirnya kepada Paulus yang lahir ‘prematur/sebelum waktunya’ (1 Kor. 15:3-8).

Sangat mudah bagi kita untuk mengatakan Yesus bangkit karena sudah tertulis dalam Alkitab namun bagaimana kondisi kehidupan kita setelah kebangkitan-Nya sebab Ia tidak mati lagi karena maut tidak berkuasa lagi atas Dia (Rm. 6:9)? Kita yang dahulu mati dalam dosa dibangkitkan bersama Kristus, kita juga tidak mati lagi dalam dosa tetapi bangkit dan mampu mengalahkan segala kelemahan kita.

Apa tujuan kita dibangkitkan bersama Kristus? Efesus 2:4-10 menuliskan, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkan-Nya kepada kita telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan – dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usaha-mu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang meme-gahkan diri. Karena kita ini buatan Allah diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya.”

 

Memang kita sekarang masih berdiam di dunia tetapi berkat kekayaan Surgawi melimpah yang tak tersamakan dengan kekayaan dunia ada bersama kita (Ef. 1:3). Dengan demikian, kuasa kebangkitan-Nya yang diberikan kepada kita juga berlimpah sehingga kita tidak perlu kecewa lalu stres jika kita tidak mempunyai segala kekayaan dan fasilitas yang ditawarkan oleh dunia. Kita boleh hidup apa adanya tetapi kita tetap diliputi sukacita dan damai karena melimpahnya kekayaan rohani.

Perhatikan, Allah menciptakan kita di dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik yang telah dipersiapkan Dia sebelumnya dan Ia mau kita hidup di dalamnya.

Jadi, kalau kita telah dibangkitkan dari kematian dosa, kita harus dapat membuktikan bagai-mana perbuatan orang Kristen yang telah mengalami kebangkitan dan keubahan hidup dalam keseharian hidupnya untuk dilihat dan disaksikan oleh orang lain.

Rasul Paulus melihat terjadinya gesekan antara orang Kristen Yahudi (yang sombong karena merasa bangsa pilihan Allah) dan orang Kristen Yunani (yang minder karena bangsa kafir) pada jemaat Roma. Kemudian Paulus mengatakan, “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.” (Rm. 3:10)

Perbuatan baik yang kita lakukan tidak berasal dari diri sendiri atau dari budaya dan filosofi dunia tetapi berasal dari Allah semata. Rasul Paulus mengakui bahwa hukum Taurat itu baik dan dia berusaha melakukannya tetapi gagal karena apa yang dibenci justru itu yang diperbuatnya (Rm. 7:16,19). Hukum Taurat kelima memerintahkan agar kita menghormati ayah dan ibu (Kel. 20:12) tetapi apa yang dilakukan oleh orang Farisi dan ahli Taurat? Mereka memutarbalikkan perintah Firman Allah dengan dalih apa yang digunakan untuk memelihara ayah-ibu mereka telah diper-sembahkan kepada Allah sehingga mereka tidak lagi berkewajiban menghidupi orang tua (Mrk. 7:10-12). Dengan kata lain, mereka tidak hormat kepada orang tua.

Implikasi: gereja Tuhan jangan melakukan ibadah dan mencampuradukkannya dengan adat istiadat sehingga terjadi pemutarbalikan kebenaran Firman Allah.

Bagaimana proses kelahiran (baru) hingga dewasa penuh dan kaitannya dengan pola Tabernakel?

  • Ada tanda darah → Mazbah Kurban bakaran

Kita menerima Yesus yang berkurban mati dengan penumpahan darah-Nya disalib.

  • Ada tanda air→ Bejana Pembasuhan

Kita bertobat dan memberi diri dibaptis.

  • Ada suaratangisan sebagai tanda kehidupan → Pintu Kemah (kepenuhan Roh Kudus)

Kita dipenuhi Roh Kudus sehingga dapat berseru, “Ya Abba, ya Bapa!” (Rm. 8:14-15)

  • Merindukan susu murni dan makanan sehat, aktif bergerak dan cukup istirahat→ 3 alat dalam Tempat Kudus

Susu murni dan makanan sehat → Meja Roti Sajian

Kita mengonsumsi ‘Roti hidup’.

Penuh aktivitas → Kandil Emas

Kita melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadi kesaksian bagi orang di sekitar kita.

Memerlukan cukup istirahat/rest → Mazbah Pembakaran Ukupan

Kita berdoa dan menyembah (dalam ketenangan) kepada Tuhan.

  • Setelah tumbuh dewasa masuk dalam pernikahan→ Tabut Perjanjiandi dalam Tempat Mahakudus

Kita/gereja masuk dalam pernikahan kudus dengan Mempelai Pria Surga, Tuhan Yesus.

Siapa saja yang pernah dibangkitkan Yesus dari kematian dan apa tujuannya Ia mem-bangkitkan mereka?

v Anak perempuan (12 tahun) dari kepala rumah ibadat, Yairus, baru mati beberapa jam ketika Yesus datang ke rumahnya (Mrk. 5:22, 35-43). Yesus memegang tangan anak itu sambil mengatakan, “Talita kum” yang berarti “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!”

Orang-orang yang hadir menjadi sangat takjub melihat anak ini bangkit berdiri dan berjalan. Kemudian Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan. → Meja Roti sajian

Menurut peraturan orang Yahudi, umur 12 tahun merupakan peralihan dari anak-anak men-jadi dewasa yang bertanggung jawab. Untuk itu dibutuhkan makanan sehat yang lebih keras bukan lagi susu.

Aplikasi: Tuhan ingin orang tua melakukan perbuatan baik dengan mendidik dan mem-berikan makanan ‘keras’ yang menyehatkan agar anak-anaknya menjadi dewasa (rohani) yang bertanggung jawab. Jangan orang tua memberikan makanan ‘ala kadarnya yang tidak bergizi’ kepada anak-anak apalagi membiarkan mereka memilih makanan ‘junk food’ kesukaannya sendiri.

v Orang muda (anak tunggal seorang janda) mati dan sedang diusung untuk dikuburkan. Orang muda ini paling sedikit sudah mati sehari sebelumnya. Yesus tergerak hati-Nya melihat tangisan pilu ibunya. Ia menghampiri usungan itu dan menyentuhnya kemudian berkata, “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” (Luk. 7:12-14).

Maka bangunlah orang muda itu lalu duduk dan berkata-kata; Yesus menyerahkannya kepada ibunya (ay. 15). Perbuatan baik apa yang Yesus inginkan dari anak muda yang dibangkitkan dari kematian ini? Agar dia bertanggung jawab merawat ibunya sebagai bentuk hormat kepada orang tua → Kandil Emas

Jangan meniru orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, dengan alasan selera orang tua tidak cocok dengan selera anak muda, mereka mengirim orang tuanya ke panti jompo karena tidak mau direpoti merawat mereka.

v Lazarus sudah mati dan berbaring di dalam kuburan empat hari. Marta sempat memberi-tahu Lazarus sudah berbau (busuk) ketika Yesus menyuruh mengangkat batu yang menu-tup liang kubur (Yoh. 11:39). Yesus kemudian berdoa mengucap syukur kepada Bapa yang telah mendengarkan Dia dan agar orang-orang percaya bahwa Ia utusan Bapa-Nya (ay. 41-42) → Mazbah Pembakaran Ukupan

Apa yang terjadi kemudian? Lazarus yang mati dan berbau busuk ke luar dengan kaki tangan terikat oleh kain kapan dan muka tertutup oleh kain peluh. Yesus menyuruh mele-paskan kain-kain itu dan membiarkan dia pergi (ay. 44).

Terbukti kuasa kebangkitan mampu menghilangkan kebusukan dalam rumah tangga. Perbuatan baik apa yang harus Lazarus lakukan setelah mengalami kebangkitan? Ia ber-kewajiban berkomunikasi di luar rumah. Kebangkitan Lazarus menggemparkan banyak orang dan banyak dari mereka menjadi percaya kepada Yesus. Kehadirannya di perjamuan menjadi kesaksian hidup dan karena banyaknya orang menjadi percaya kepada Yesus, imam-imam kepala bermufakat membunuh Lazarus (Yoh. 12:2, 9-11).

Aplikasi: kita yang telah mengalami keubahan oleh kuasa kebangkitan hendaknya tidak hidup egoistis tetapi berkomunikasi/bersaksi kepada masyarakat tentang siapa Yesus dan kuasa keubahan yang dikerjakan-Nya. Juga doa yang kita panjatkan hari-hari ini tidak lagi berfokus pada diri sendiri (minta doa berkat kesembuhan, kekayaan dll. yang bersifat horizontal) tetapi berdoalah supaya Tuhan memakai kita agar banyak orang percaya Yesus diutus Bapa-Nya ke dunia menjadi Juru Selamat.

v Orang-orang kudus yang sudah meninggal di kuburan (pasti sudah tahunan berada di dalam kuburan) bangkit ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya dan tabir Bait Suci terbelah dua dari atas ke bawah (Mat. 27:50-52). Mereka masuk ke kota kudus, Yerusalem (ay. 53). → Tempat Mahakudus

Setelah Bait Allah dihancurkan oleh Nebukadnezar, raja Babel, Tabut Perjanjian hilang dan tidak ditemukan sampai sekarang. Namun di Surga ada Bait Suci Allah dan di dalamnya ada Tabut Perjanjian (Why. 11:19).

v Kita yang percaya kepada Yesus, akan dibangkitkan bersama Yesus dan diberikan tempat bersama-Nya di Surga (Ef. 2:6) → Tabut Perjanjian

Rindukah kita ke sana? Kita harus melakukan perbuatan baik agar dilihat dan dicontoh oleh warga kerajaan dunia ini.

Sebenarnya Allah sudah berbuat baik sejak awal penciptaan langit dan bumi dimulai dengan penciptaan terang dari kondisi gelap, kosong, dan tak berbentuk (Kej. 1:1-4). Allah telah mem-persiapkan terang sebagai perbuatan baik yang harus dilakukan manusia. Adam-Hawa dicipta-kan menurut gambar dan rupa Allah Tritunggal dan mereka diminta untuk merawat ciptaan Allah dengan baik (ay. 26-27). Kenyataannya, Adam-Hawa melanggar perintah Allah berarti mereka berbuat jahat.

Aplikasi: suami dan istri harus terang – tidak ada yang disembunyikan di antara mereka berdua. Manusia dengan kepandaiannya harus memelihara alam dan kekayaannya bukan malah meru-saknya menimbulkan tanah longsor, banjir, punahnya satwa langka, hancurnya negara karena serangan senjata nuklir dst. Bukankah tindakan semacam ini merusak kebaikan Tuhan?

Perbuatan baik Allah sudah dinyatakan sejak dari hari pertama dan makin lama kebaikan-Nya makin besar, buktinya seusai penciptaan di hari keenam, Ia melihat semua yang dijadikannya itu amat baik (Kej. 1:31). Siapa mampu menandingi kebaikan Allah? Apakah filsafat Kong Hu Cu, Aristoteles, budaya-budaya kuno serta kebijakan dan kebaikan di dunia ini? Kebaikan manusia bersifat relatif dan berlaku spesifik (kebaikan di satu tempat belum tentu baik di tempat lain) sementara kebaikan Allah meliputi sejagat raya. Kuasa-Nya diberikan kepada kita di dalam Yesus Kristus untuk mengatur nikah, keluarga, bangsa dan negara bahkan memberi kita kemampuan untuk duduk di Surga. Namun jangan sombong, dunia melihat kebaikan kita yang kita peroleh karena kasih karunia Allah supaya kemuliaan-Nya dinyatakan melalui kita.

Bagaimana dengan Yesus, kebaikan apa yang dilakukan-Nya? Sejak Yesus lahir sampai mati di atas kayu salib, Ia selalu mendemonstrasikan kebaikan tetapi perbuatan baik-Nya ditolak oleh manusia yang belum/tidak bertobat.

Apa reaksi kita saat perbuatan baik kita ditolak? Masihkah kita bisa berdiam diri dan hati penuh damai ketika kita sudah banyak berkurban uang, tenaga, pikiran dan waktu tetapi tidak ada imbalan terima kasih? Rasul Paulus mengingatkan, “…kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus… Hendaklah kasih itu jangan pura-pura… Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita dan menangislah dengan orang yang menangis… janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!... Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang… Pembalasan itu adalah hak-Ku (= Allah)… Jika seterumu lapar berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! ...Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.” (Rm. 12:5, 9, 15, 17-21) Inilah bentuk praktik hidup dari orang yang mengalami kebangkitan bersama Kristus.

Buanglah semua kebencian, dendam serta kepahitan hati dan rajinlah berbuat baik sekalipun kita harus menderita karena kebenaran. Lebih baik kita menderita karena berbuat baik daripada men-derita karena berbuat jahat. Kristus telah memberikan teladan – Ia yang benar mati demi dosa orang-orang tidak benar (termasuk kita) untuk membawa kita kepada Allah (1 Ptr. 3:12-18).

Sekarang kita mengerti, kita dibangkitkan di dalam Kristus Yesus dengan tujuan melakukan perbuatan baik. Kalau kita berhasil mengerjakan kebaikan, jangan sombong karena kebaikan kita berasal dari-Nya. Berbuatlah baik senantiasa hingga satu kali kelak kita beroleh upah duduk bersama-Nya di Yerusalem baru. Amin.