• Editorial 835, 24 Oktober 2021

Datang beribadah merupakan keputusan yang benar berdasarkan kebenaran Injil. Bagaimana dengan kita yang telah menerima Firman Tuhan, apakah kita melakukan keputusan yang benar?
Memutuskan untuk beribadah itu sudah merupakan keputusan yang benar berdasarkan Firman Tuhan.

Selanjutnya ketika kita mendengar Firman Tuhan yang mengatakan, “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi…..”, apa yang akan kita putuskan? Memutuskan menjadi perkakas yang terbuat dari kayu atau Jerami yang akan habis terbakar atau menjadi emas, perak dan permata yang makin murni saat dibakar dengan api? Roh Kudus hadir bagaikan api yang menyucikan kita untuk menjadi semakin berharga, murni dan indah.
Ketika Firman Tuhan mengatakan, “Aku datang bukan untuk membawa perdamaian di atas bumi tetapi pertentangan…”, apa yang kita putuskan? Tetap menghendaki terjadinya perceraian? Sesungguhnya “api” dan “pertentangan” merupakan sesuatu yang tidak nyaman untuk dialami tetapi dapat menjadi alat untuk memurnikan kita. Di bumi ini memang penuh pertentangan dan pertikaian tetapi Firman Tuhan datang untuk memperdamaikan kita. “Kejarlah perdamaian”, kata Firman Tuhan.

Ketika Firman Tuhan datang, “Jauhkan diri dari percabulan”, ke arah mana kita memutuskan untuk pergi sesuai dengan Firman Tuhan? Kehidupan kudus sebagai rumah Allah di mana Roh Kudus diam di dalam kita.
Memang kehidupan di bumi ini diwarnai dengan kehancuran, permusuhan, pertentangan dan kerusakan moral. Namun bagi anak-anak Tuhan, apa-apa yang menghancurkan itu justru “membakar” kita untuk menjadi lebih murni dan berharga setelah berdamai dengan Tuhan dan disucikan sebagai rumah-Nya. (Red.)