Shalom,
Selamat ibadah tatap muka lagi setelah libur selama hampir dua tahun….. kiranya jemaat sekalian menikmati pertemuan ini dan saling melepas rindu kepada yang sudah lama tidak bersua. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan untuk pemeliharaan dan kasih-Nya selama ini! (Red.)
"Kebahagiaan Hamba yang Melakukan kehendak Tuannya"
Firman Tuhan hari Minggu lalu mengingatkan saya pada pengalaman pribadi saya…..Siang itu saya mengunjungi makam suami dan anak saya. Ketika kami tiba di pemakaman Kembang Kuning, seorang laki-laki kecil, kurus menyambut saya dengan senyum yang ramah. Dia adalah bapak Nasrip penjaga kubur suami saya. Dari kejauhan tampak bu Rum, penjaga kuburan anak saya yang ketika melihat kedatangan saya tampak kebingungan. Bukannya menyambut saya tetapi dia malah lari mendahului ke kuburan anak saya untuk membersihkannya.
Saya hampir selalu melihat pak Nasrip duduk di ujung jalan itu. Dia kemudian mengantar saya menuju kuburan suami saya. Kubur itu tampak rapi dan terawat dengan baik. Di atasnya ditanami tumbuh-tumbuhan perdu yang didapat di sekitar tempat itu. Saya begitu puas dengan cara kerja pak Nasrip. Dia selalu siap setiap saat. Kapan pun saya datang, kubur itu tampak terawat bersih. Setelah mengunjungi makam suami, saya pergi ke makam anak saya yang tidak jauh dari tempat itu. Ada belasan orang mengerumuni makam yang kecil itu. Jika Anda pergi ke Kembang Kuning, Anda akan tahu selalu ada orang-orang yang membawa sabit dan kemana pun Anda pergi, mereka ramai- ramai ikut membersihkan walau tampak tidak ada yang dilakukan hanya untuk mendapatkan sedikit upah. Bu Rum tidak menyangka saya datang hari itu. Karena itu ia bergegas membersihkan makam anak saya. Banyak tanaman liar tumbuh di sana. Akhirnya makam itu menjadi bersih karena banyak teman membantunya.
Saya begitu mengerti akan perumpamaan yang dijelaskan Minggu kemarin. Pak Nasrip adalah contoh hamba yang siap kerja kapan pun untuk menyukakan hati tuannya. Ia tetap bekerja dengan setia walau tidak ada tuannya. Wajahnya tampak begitu bahagia ketika saya menyerahkan tanggung jawab yang lain dan memberi lebih banyak upah padanya karena saya puas ia melakukan semua tugas dengan baik. Sebaliknya, Ibu Rum adalah contoh hamba malas yang hanya bekerja saat tuannya datang bahkan sering kali tidak berada di tempat kerja saat tuannya datang. Untuk itu ia sering mendapat teguran dan peringatan. Sedangkan hamba-hamba lain adalah pekerja-pekerja liar yang tidak mempunyai tuan dan hidupnya tidak ada kepastian. Saya bersyukur kepada Tuhan dengan perumpamaan yang Ia berikan. Saya belajar dari Pak Nasrip, tukang kuburan yang sederhana itu untuk dapat menjadi hamba-Nya yang setia dan menyenangkan hati Tuannya. (VS)