Ketika Yesus mengajar berdoa, Ia menyebut Allah dengan sebutan “Bapa Kami”…. Begitu indah. Tak terpikirkan bukan bagaimana kita, manusia biasa, diajar untuk memanggil Sang Pencipta alam yang mahakuasa sebagai “Bapa”?
Hanya Roh Kudus di dalam kita yang memampukan kita memanggil-Nya “Abba Bapa….” Terima kasih Roh Kudus! Tinggallah terus dalamku!
Doa yang diajarkan adalah doa yang sangat sederhana sehingga mudah untuk dihafal. Namun doa adalah berbicara dengan Allah. Berdoa kepada Bapa bukanlah hafalan tetapi keluar dari hati terdalam bukan sekadar keluar dari mulut tanpa ada maknanya.
Yesus mengajar kita seperti seorang Bapa mengajar anak-Nya:
“Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.”
Seperti rasa hormat yang kita berikan kepada Bapa yang memelihara kita, Ia mengajarkan kita untuk menghormati dan menghargai Dia, Sang Pencipta, Pemelihara yang mengasihi kita. Bapa yang mahakuasa, Pemilik Surga dan dunia. Ia juga mengajar agar kita menguduskan Nama-Nya. Kita dapat merasakan hadirat-Nya bila kita sungguh-sungguh berdoa. Kita bahkan dapat merasakan suasana Surga selagi masih di dalam dunia. Apakah Anda telah melakukannya juga?
Ia mengajar kita untuk memercayakan kebutuhan kita sehari-hari kepada-Nya. Kita juga diminta bekerja untuk beroleh sandang, papan dan pangan “secukupnya” alias tidak serakah.
Ia mengajar kita untuk mengasihi saudara kita, mengampuni mereka yang bersalah kepada kita karena kita pun orang-orang berdosa yang perlu pengampunan dari-Nya.
Kita mohon kekuatan-Nya karena kita lemah dan mudah tercoba. Tanpa kekuatan dari Roh Kudus tak mungkin kita mampu menghindarkan diri dari pencobaan dan serangan si jahat. Kita harus mengimani bila Dia menyertai, kita akan mampu menang atas pencobaan karena Dialah yang mempunyai kuasa dan kemuliaan. Oleh karena itu kita harus berdoa agar Dia melepaskan kita dari si Jahat.
Ya Bapa, ajarkanlah kami berdoa dengan cara yang benar! (Red.)