“Bersukacita melayani Yesus….” Itulah tema dari Firman Tuhan yang kita dengar bersama hari Minggu lalu. Benarkah? Mungkinkah? Pertanyaan itu mungkin muncul di benak kita.
Memang sering kita menyanyikan: “kerja buat Tuhan selalu manise, walau pikul salib selalu manise ” Melihat mereka tertolong dari masalah, disembuhkan, diberkati, mengalami tanda ajaib……terasa begitu meluap perasaan sukacita bagi yang melayani Tuhan. Namun bukankah banyak pula yang harus mengalami aniaya saat mengikut atau melayani-Nya?
Saat para murid Yesus mendapatkan Amanat Agung dan ketika mereka dipenuhi dengan Roh Kudus yang dijanjikan, hati mereka terbakar melayani Tuhan. Roh Kudus memberi mereka kekuatan dan kemampuan untuk melayani-Nya. Namun ternyata banyak dari mereka mengalami aniaya saat melayani. Stefanus dirajam hingga meninggal. Hampir semua rasul mati syahid. Rajam, penjara, kapal karam begitu akrab dengan kehidupan Rasul Paulus.
Surat Roma 8:35,39 menuliskan, “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang?. tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita!” Dan itu memang benar. Kasih Yesus telah begitu kuat menguasai mereka! Stefanus bercahaya mukanya saat dirajam dan tidak ditulis ia kesakitan, Paulus dan Silas menyanyi saat dipenjara…para rasul merasa bergembira karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus (Kis. 5:41). Pada sidang di Kolose Paulus mengatakan, “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu….” dan banyak contoh lagi.
Sahabat, apakah saat ini Anda sedang melayani Dia dan juga mengalami penderitaan? Itu termasuk karunia Allah (Flp. 1:29)!
Marilah kita memamah biak Firman Minggu lalu mengapa ada sukacita saat melayani Tuhan meskipun menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan sama sekali. Oleh karena kita dipilih dan diutus oleh-Nya walau mungkin kita ditolak nama kita tertulis dalam Kerajaan Surga. Juga dengan melayani-Nya, kita dekat dengan-Nya dan mengenal- Nya secara pribadi……suatu sukacita yang tentu tidak terbandingkan dengan apa pun! (Red.)