• Editorial 823, 1 Agustus 2021

Mengikut YESUS dengan merendahkan diri.

Tema di atas mengingatkan kita dengan ayat yang terdapat dalam Matius 11: 29, “……Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan …….”

Yesus mengajar agar kita berguru kepada-Nya untuk belajar lemah lembut dan rendah hati.

Di bawah ini, redaksi menyuguhkan sebuah tulisan seorang hamba Tuhan, Pdt. Venty Nalle-S.S.Th. tentang kerendahan hati:

  • Kerendahan hati mengarahkan kita untuk menyadari bahwa kita tidak berarti apa-apa tanpa Tuhan. Jika kita masih dapat menikmati hidup sampai saat ini, apa yang kita miliki/banggakan dalam hidup kita semua bersumber dari Tuhan, berarti:
    • orang yang rendah hati adalah orang yang tahu bersyukur dalam keadaan apa pun.
    • orang yang rendah hati adalah orang yang mempertaruhkan hidup dan masa depannya dalam kuasa dan kehendak Tuhan.
    • orang yang rendah hati adalah orang yang mengandalkan Tuhan serta hidup takut dan hormat kepada-Nya.
    • orang yang rendah hati selalu menaruh pengharapannya dalam rencana Tuhan yang baik.
  • Dalam menjalankan setiap karya atau pekerjaan pribadi, orang yang memiliki sikap rendah hati selalu merasa bahwa ia tidak dapat hidup dan berkarya sendiri tanpa kehadiran orang lain, berarti:
    • Orang yang rendah hati dapat membangun dan menjaga relasi hidup bersama dengan orang lain.
    • Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak merasa paling baik, paling bisa, paling tahu, paling pintar dll. Kerendahan hati tidak meremehkan orang lain. Ia menyadari dirinya mempunyai banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Ia mampu melihat, mengakui dan menghargai orang lain dalam berbagai kelebihan dan kekurangannya. Orang yang rendah hati menempatkan orang lain lebih utama daripada dirinya.
    • Orang yang rendah hati tidak munafik tetapi melakukan semua karya atas dasar kebenaran dan keadilan yang pada akhirnya memberi dampak kebaikan bagi banyak orang.
    • Saat berkarya, orang yang rendah hati tidak melihat siapa yang akan mendapat pujian tetapi hanya bekerja sungguh-sungguh dengan penuh tanggung jawab serta mempersembahkannya untuk kemuliaan Tuhan.

Semoga tulisan ini menjadi berkat bagi Anda semua. (Red.)