“Mengikut Yesus, Anak Allah yang Dikasihi Bapa”
Tema di atas seakan membawa diriku berada di antara para murid Yesus yang sedang mengikuti-Nya terutama tiga murid yang sangat dekat dengan-Nya, Petrus, Yohanes dan Yakub (aku pun ingin menjadi salah seorang murid yang disayangi-Nya).
Aku seperti mendengar suara Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Mereka lalu menjawab: “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan Elia, ada pula yang mengatakan seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Ya, seperti saat ini pun banyak orang memandang Yesus sebagai manusia biasa walau mungkin dianggap sebagai orang besar. Yesus bertanya pula kepada mereka: “Menurut kamu siapakah Aku ini?” Aku kemudian mendengar Petrus berkata: “Engkau adalah Mesias dari Allah.”
Suara Petrus membuat darahku tersirap. “Ya, Ya,… kataku, “benar Engkau adalah Mesias yang dinanti-nantikan, Mesias yang dari Allah!” Sayang tak semua orang menyadarinya! Betapa beruntungnya kita, para pengikut-Nya! Yesus juga mengajak orang lain untuk meng- ikut Dia tetapi banyak alasan dipakai untuk menunda panggilan Allah. Aku bertanya-tanya dalam hati apa jawabku jika Ia menoleh kepadaku dan memintaku, “Ikutlah Aku!” Siapkah aku? Mungkin Anda mengalami seperti itu.
Petrus, Yohanes dan Yakobus terus mengikuti Guru yang mereka kasihi. Mereka bersama Yesus naik ke gunung namun saat Yesus berdoa mereka tertidur. Inilah kelemahan manusia! Waktu terbangun mereka terkejut melihat wajah Yesus bercahaya dan berdiri di tengah- tengah Musa dan Elia. Mereka begitu terpana melihat pemandangan itu! Ia mendengar suara Bapa di Surga mengatakan, “Inilah Anak-Ku yang kupilih, dengarkanlah Dia.!” Suara itu pernah pula didengar saat Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis yang mengatakan, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Luk 3:22) Dari perkataan itu mereka tahu bahwa Mesias itu Anak Allah yang dikasihi Bapa. Melihat Yesus dipermuliakan, hati mereka sangat berbahagia.
Pengalaman di atas gunung mengajar kita banyak hal. Jika kita ingin menjadi murid-murid yang dikasihi-Nya, kita harus tahu siapa yang kita ikuti yaitu Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Jika kita mengasihi-Nya, kita mau mengikuti teladan-Nya dengan tekun berdoa, berhubungan erat dengan Bapa Surgawi agar Ia menyatakan kemuliaan-Nya kepada kita. Bukan hanya itu, Ia juga meminta kita untuk mendengarkan Dia, belajar dari-Nya tentang kebenaran dan kasih sehingga apa pun yang terjadi di sekeliling kita, kita merasakan damai sejahtera dan sukacita dari Roh Kudus ada dalam kita. (Red.)