“Benih” begitu banyak makna yang dapat kita tarik dari kata tersebut.
“Benih” berbicara tentang sesuatu yang tampak kecil dari sebuah tanaman.
“Benih” dapat mempunyai kekuatan besar untuk bertumbuh tetapi akan tetap kecil bahkan tidak mempunyai arti bila didiamkan.
“Benih” baru akan tumbuh, berkembang dan menghasilkan banyak buah jika jatuh ke tanah dan mati. Benih yang ditaburkan melukiskan Firman Tuhan (Luk. 8:11; Mat 13:19).
Benih yang ditaburkan juga melukiskan Yesus yang mati dan bangkit kembali (Yoh. 12:23-24) untuk memberi kehidupan kekal bagi kita semua.
Tanah tempat benih ditaburkan adalah orang yang mendengarkan Firman Tuhan (1 Yoh. 3:9).
Respons kita saat mendengar Firman Tuhan akan memengaruhi apakah hidup kita akan bertumbuh, berkembang dan menghasilkan buah. Apakah hati kita seperti tanah di pinggir jalan, tanah yang berbatu, tanah yang berduri atau tanah baik yang menyambut Firman Tuhan – Yesus sendiri – menyimpannya dan mengeluarkan buah-buah dalam ketekunan? Hanya kita masing-masing yang tahu jawabannya! Untuk lebih mengerti perumpamaan tersebut Anda dapat membacanya dalam Warta Mingguan edisi hari ini! (Red.)