Entah apa yang ada dalam hati perempuan itu ketika dia datang kepada Yesus. Dia hanya tahu dan menyadari bahwa dahulu hidupnya kotor, berdosa dan dijauhi orang. Ketika bertemu Yesus, dia merasakan sesuatu yang lain, Dia merasakan sukacita yang belum pernah dirasakannya. Dia merasakan kebebasan dalam hidupnya dan dia sangat berterima kasih kepada Yesus.
Hari itu dia mendengar Yesus diundang makan di rumah seorang Farisi. Dia memberanikan diri untuk pergi ke tempat itu. Apakah hal itu mudah untuk dilakukan bagi seorang wanita berdosa pergi ke rumah orang Farisi yang dianggap berohani tinggi? Tentu saja tidak! Dia tahu kedatangannya pasti tidak disukai oleh banyak orang dan semua tahu bahwa dia adalah perempuan berdosa. Dia tidak diundang tetapi dia memberanikan diri datang.
Ketika Simon, orang Farisi, melihat bagaimana perempuan berdosa itu membasahi kaki Yesus dengan air matanya, mencium kaki-Nya dan mengurapinya dengan minyak wangi, hatinya merendahkan perempuan itu juga Yesus. Yesus yang mengetahui apa yang ada dalam hati Simon berkata: “Kamu tidak memberi air untuk membasuh kaki-Ku, dia membasahi kaki-Ku dengan air matanya dan menyeka dengan rambutnya. Kamu tidak mencium-Ku (untuk menyambut-Ku), wanita ini tiada henti-hentinya menciumi kaki-Ku….. Kau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi………Dosanya yang banyak itu telah diampuni sebab banyak berbuat kasih….” Hal-hal yang disebutkan Yesus di atas seperti memberi air untuk mencuci kaki, menyambut dengan ciuman adalah sikap seseorang pada masa itu menyambut tamu yang dihargainya. Kata-kata Yesus menunjukkan Simon tidak begitu menghargai Yesus karena dia tidak melakukan hal-hal tersebut. Beda dengan perempuan berdosa yang menyatakan betapa dia menghormati dan meninggikan Yesus dengan membasahi dengan air mata, membasuh, mencium dan mengurapi kaki-Nya.
Kisah ini menunjukkan betapa besarnya perbuatan kasih perempuan berdosa itu karena dia menghargai pengampunan Yesus terhadap dosa-dosanya yang banyak sehingga dia mendapatkan pujian dari Yesus. Tidak demikian dengan Simon, pemimpin agama, yang merasa tidak banyak dosanya sehingga tidak begitu memerlukan pengampunan dosa. Itu sebabnya dia tidak menunjukkan kasih yang besar kepada Yesus.
Yesus sebenarnya datang untuk semua orang, mengampuni dosa semua orang agar mereka mendapatkan kehidupan kekal. Apakah Anda termasuk orang yang berterima kasih dan menghargai pengampunan-Nya? Atau termasuk orang yang meremehkan-Nya? (Red.)