• Editorial 814 , 30 Mei 2021

Juru Selamat lahir sebagai manusia agar dapat menggantikan kita, manusia, dan menanggung kutuk serta hukuman yang seharusnya kita tanggung. Setelah Ia menyelesaikan misi-Nya di bumi ini dengan dikurbankan mati disalib untuk menebus manusia, Ia naik ke Surga. Kemudian Ia mengirim Roh Kudus sehingga di manapun kita berada kita dapat merasakan hadirat-Nya bersama kita….Roh Kudus memerdekakan dan memberi kemampuan kepada para pengikut-Nya untuk menjadi saksi-saksi-Nya!

“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tidak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus anak- Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa itu di dalam daging supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita yang tidak hidup menurut daging tetapi menurut Roh.” (Rm. 8:1-5)

Di ayat-ayat selanjutnya dikatakan jika Roh-Nya diam dalam kita, tubuh kita yang fana akan dihidupkan.

Kisah pemuda dari Nain contohnya, yang telah mati dan tidak berdaya diusung orang dibawa ke pekuburan. Jika rombongan itu tidak bertemu Yesus, rombongan itu akan tetap menuju ke pekuburan. Namun mereka bertemu Yesus dan kematian itu diubah menjadi kebangkitan.

Firman Hari Minggu menunjukkan bahwa saat ini perhatian Tuhan sedang tertuju kepada anak-anak muda. “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Firman-Nya yang berkuasa didengar oleh anak muda itu walau dia sudah mati. Alhasil, anak muda itu bangkit! Hati Yesus digerakkan karena ada seorang tua (ibunya) yang menangisinya. Bila orang tua merasa anaknya sedang “mati” rohani, menangislah memohon kebangkitan kepada Tuhan. Dan para anak muda, inilah saatnya kalian bangkit untuk menjadi saksi-saksi-Nya! Dengarkanlah Firman- Nya.

“HAI ANAK MUDA….. BANGKITLAH!!!”