Jika sebuah pertanyaan diajukan kepada Anda “bagi Anda, Yesus itu manusia atau Anak Allah?” Apa jawaban Anda? Banyak kepercayaan meragukan keilahian-Nya, menganggap-Nya sebagai manusia biasa, kadang-kadang 50% manusia dan 50% Anak Allah bahkan secara tidak sengaja kita pun meragukan keilahian-Nya….. betapa sayangnya!
Sering kali kita menganggap Dia sebagai teman dan ketika Dia tidak dapat memenuhi harapan kita, kita kecewa. Bahkan marah kepada-Nya! Kita lupa bahwa Dia adalah Pencipta semesta yang tidak terukur kebesaran-Nya, yang dapat menentukan mati dan hidup kita. Siapakah kita yang berani marah dan kecewa kepada-Nya?
Kalau saja kita mendalami Firman Tuhan dengan teliti, kita pasti akan mengenal-Nya!
Ketika Yesus, yang kita kenal sebagai Juru Selamat, dilahirkan, Ia lahir sebagai manusia seutuhnya bahkan menjadi seorang bayi yang tak berdaya menyelamatkan diri dari ancaman pembunuhan Herodes hingga malaikat meminta Yusuf untuk membawa-Nya ke Mesir. Ia yang sebenarnya adalah seorang Pemelihara pernah dipelihara dan diasuh oleh keluarga-Nya di bumi ini. Ia pernah merasakan sakit yang kita rasakan dan ketakutan menghadapi maut di Taman Getsemani. Ia kelelahan memanggul salib yang dipikul-Nya hingga orang memanggil Simon dari Kirene untuk membantu-Nya. Ia merasakan kecewa karena dikhianati dan sakit saat dicambuk hingga tubuh-Nya hancur. Ia merasakan kehausan saat disalibkan. Apakah kita masih meragukan kemanusiaan-Nya?
Mari kita terus mengikuti hidup-Nya saat melayani manusia. Kelahiran-Nya adalah mukjizat karena bukan hasil hubungan suami-istri. Jika Anda berada di antara 5.000 orang yang diberi makan hanya dengan 5 roti dan dua ikan, mulut Anda pasti ternganga dan bergumam “kok bisa ya….?” Atau ketika Anda berada dengan para murid di dalam perahu yang sedang ditimpa badai mendengar Dia mengatakan: “Diamlah!” dan segera badai berhenti! Wow! Siapa Dia hingga angin ribut dan badai pun tunduk pada perintah-Nya? Ada begitu banyak peristiwa yang diceritakan tentang keilahian-Nya. Siapa pula Dia yang dapat membangkitkan Lazarus yang telah 4 hari meninggal? Dia yang bangkit dari kematian dan terangkat ke Surga? Mungkinkah Dia hanya manusia biasa? Dia adalah sepenuhnya Anak Allah!
Dia adalah manusia sepenuhnya dan Anak Allah sepenuhnya sesuai yang kita butuhkan!
Sabagai manusia, Ia mengerti kebutuhan manusia untuk diselamatkan namun sebagai Anak Allah sekaligus Juru Selamat, Ia sanggup menyelamatkan manusia dari dosa. Saat itu Ia dengan sengaja tidak lagi mempertahankan kesetaraan-Nya dengan Allah tetapi mengosongkan diri dan merendahkan diri untuk mati di kayu salib bagi kita semua (Flp. 2:6-11). (Red.)