• Editorial 802, 28 Februari 2021

Berbicara tentang bayi Yesus, kita dapat membayangkan bagaimana Maria hidup takut dan taat kepada Tuhan serta menerima apa saja yang dikatakan Firman Tuhan melalui Gabriel. Ia masih remaja saat itu dan sama sekali belum mengerti tentang melahirkan anak apalagi menjadi seorang ibu. Para remaja harus meneladaninya! Yusuf tak terkecuali, ia bersedia menerima Maria sesuai pemberitahuan Gabriel.

Saat Maria mengandung tua, ada perintah dari Kaisar Agustus agar semua orang mendaftarkan diri untuk sensus. Sebenarnya ada alasan kuat bagi Yusuf dan Maria untuk tidak mematuhi perintah itu karena Maria hamil tua dan dekat waktunya untuk melahirkan…. Kembali ditunjukkan kepatuhannya kepada pemerintah. Para keluarga muda harus meneladaninya! Yusuf tak terkecuali, ia menyertai Maria dalam perjalanan menaati pemerintah sebagai suami yang bertanggung jawab melindungi pasangannya.

Ketika Yesus dilahirkan, Maria dan Yusuf menaati hukum Taurat dengan menyunatkan anak sulungnya di hari kedelapan dan menamakan-Nya YESUS sesuai perintah Tuhan. Mereka juga menyerahkan Yesus (40 hari) kepada Tuhan sesuai hukum yang berlaku. Ketika malaikat memberitahukan Yusuf melalui mimpi bahwa Herodes berniat membunuh Yesus, dia segera melarikan Yesus pada malam itu ke Mesir tanpa menunda-nunda.

Selama Yesus berada di dalam kandungan Maria, Ia memberi Maria sukacita dan membuat Elizabet penuh Roh Kudus juga Yohanes dalam kandungan Elisabet ikut bersukacita. Jika kita dipercaya untuk memiliki “kandungan” Yesus (Firman Allah) di hati, apa respons kita? Apakah kita juga melakukan hal yang sama? Memelihara Firman tersebut, menaati dan melakukannya? Apakah Firman yang ada di dalam kita juga bertumbuh besar dan berhikmat serta memberikan sukacita bagi sekeliling kita sehingga kita dikasihi Allah dan manusia?

Mari kita terus mempelajari Injil Lukas ini dengan saksama hingga Tuhan juga berkenan melindungi dan menyelamatkan kita! (Red.)