• Editorial 801, 21 Februari 2021

Shalom.
Hari itu, di Bait Allah, berkumpul tiga generasi.
Simeon, angkatan tua, seorang yang benar dan saleh, yang menantikan janji Tuhan ada di sana. Padanya Tuhan menjanjikan bahwa dia tidak akan meninggal sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan, dan dia selalu memegang janji tersebut dengan iman. Hari itu, Roh Kudus memimpinnya ke Bait Allah.


Maria dan Yusuf, kelompok orang tua muda, sedang melakukan semua yang diperintahkan Tuhan. Mereka membawa Yesus, putra sulung yang baru dilahirkan untuk diserahkan kepada Tuhan. Mereka melakukannya tepat seperti yang telah diajarkan pada mereka menurut Hukum Taurat.

Dan bayi Yesus, berumur empat puluh hari, dibawa ke Bait Allah untuk memenuhi ketetapan hukum Taurat. Yesus memang Allah dan sedang dalam “perjalanan hidup” ke dunia sebagai manusia dalam rangka penyelamatan seluruh umat manusia. Dia datang sebagai manusia pada umumnya sama seperti kita tetapi memberi teladan bagaimana manusia harus mengikuti perintah Tuhan sejak dia lahir.

Sungguh suatu pemandangan yang indah ketika semua kelompok berada dalam Bait Allah untuk melaksanakan perintah Tuhan dan untuk menantikan janji-janji-Nya! Maria dan Yusuf terpesona mendengar nubuat Simeon akan segala yang dikatakannya tentang bayi Yesus. Maria menyimpan semua dalam hatinya. Ia telah mendengar dari malaikat Gabriel tentang Anak yang akan dikandung dan dilahirkan. Ia telah pula mendengar dari Elisabet yang saat itu penuh dengan Roh Kudus dan kini dia begitu diteguhkan dengan kata-kata Simeon tentang bayi yang telah dilahirkannya, “…Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi kemuliaan bagi umatMu Israel…”

Simeon sangat bahagia, “…sekarang, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu…” Kematian yang merupakan ketakutan bagi banyak orang kini menjadi kebahagiaan bagi Simeon. Hatinya begitu lega. Dalam imannya dia melihat jauh ke depan. Keselamatan telah tiba bagi manusia yang mau menerima Dia! Sungguh!
Kebahagiaan sejati adalah saat kita menerima keselamatan dari Tuhan!