Dia bernama Tomas.

Sebagai seorang dari 12 murid Yesus, dia dapat dikatakan sebagai pengikut Kristus dan orang yang beriman. Ia menyaksikan mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Yesus dengan mata kepala sendiri, bagaimana Dia menyembuhkan segala macam penyakit bahkan membangkitkan orang mati. Tomas juga menyaksikan saat Yesus mengusir ribuan roh jahat yang merasuki seorang di Gadara, memberi makan 5.000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan – sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh siapa pun di bumi ini. Tentu Tomas berada di sana dan ikut membagi roti dan ikan yang telah diperbanyak oleh Yesus. Mestinya dia juga mendengar saat Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah yang Hidup”….. bukankah seharusnya dia memercayai keilahian Yesus?

Ketika dia bertanya kepada Yesus, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Yesus menjawab, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” Kalau dia mengerti, tentu dia merasa aman karena Yesus berjanji menyediakan tempat di Surga lalu membawa mereka ke tempat itu untuk tinggal bersama-Nya selalu.

Mestinya Tomas mendengar saat Yesus berkata kepada orang Yahudi, “Barangsiapa menuruti Firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya” ….. dan jika dia memercayai Firman-Nya dan menaatinya, ia akan imun terhadap ancaman kematian karena bagi mereka yang taat tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.

Tiga kali Yesus menceritakan bahwa Dia akan mengalami sengsara dan dibunuh dan bangkit pada hari ketiga (Mrk. 8:31; 9:31; 10:33-34). Kalau saja Tomas menyimak pemberitahuan ini, pasti dia tidak akan meragukan kebangkitan- Nya. Ketika Yesus benar-benar bangkit dan teman-temannya menceritakan kepadanya tentang kebangkitan Yesus, seharusnya dia dapat berkata “amin” namun dia tidak percaya. Tidak masuk dalam logika Tomas bahwa Yesus yang sudah mati dapat bangkit kembali. Baru setelah Yesus menyuruh dia untuk mencucukkan jarinya ke tangan dan lambung bekas luka Yesus, ia dapat berkata: “Ya Tuhanku dan Allahku…” Yesus kemudian mengomentari ketidakpercayaan Tomas dengan berkata: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!”

Seperti Tomas, kita pun orang-orang beriman yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi apakah kita sepenuhnya merasa aman bersama-Nya, imun terhadap hal-hal yang jahat dan berkata amin pada kuasa kebangkitan- Nya?

Iman – aman – imun – AMIN! YESUS HIDUP SELAMANYA! (Red.)