Shalom,

Ketika kita mendengar tentang “Yesus, Kebenaran yang Ditolak”, mungkin kita bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya merupakan salah seorang dari mereka yang menolak-Nya atau orang yang menerima-Nya?” Apakah Anda sedang memikirkannya juga?

Sering kali orang tanpa sadar telah menolak-Nya! Dunia memang membenci dan menolak Dia juga membenci kita karena kita adalah pengikut-Nya. Seperti Dia, kita juga bukan bagian dari dunia.

Pilatus yang nyata-nyata mengetahui tidak ada kesalahan pada Yesus untuk patut dihukum mati, mengetahui bahwa kebenaran ada dalam diri Yesus tetapi tidak berkuasa melepaskan dan membela kasus Yesus. Memang benar seperti dikatakan, “Di tempat pengadilan pun tidak ada keadilan.” (Pkh. 3:16) Dan di pengadilan itu, kebenaran telah ditolak! Ketika Yesus menjelaskan tentang kebenaran, Pilatus malah bertanya, “Apakah kebenaran itu?” Ternyata Pilatus yang memimpin jalannya pengadilan lebih mempertahankan jabatan dan kekuasaan daripada mempertahankan kebenaran dan akhirnya dia menyerah pada suara terbanyak untuk menyalibkan Yesus. Apakah kita termasuk golongan mereka? Jika tidak, mungkin kita dapat melihat pada golongan lain yang menolak-Nya.

Imam-imam kepala yang merupakan para pemimpin agama ternyata golongan yang sangat menginginkan kematian-Nya. Mereka telah menghasut banyak orang hingga mereka menjadi begitu beringas dan berteriak- teriak agar Yesus disalibkan. Mereka bahkan memilih Barabas yang nyata-nyata adalah seorang penjahat besar untuk dibebaskan; sebaliknya, Yesus yang adalah kebenaran malah mereka salibkan! Mengapa hal itu dapat terjadi? Bukan suatu rahasia lagi bahwa golongan ini dengki dan iri hati kepada Yesus. Mereka melihat ada begitu banyak kelebihan di dalam Yesus yang tidak mereka miliki. Kedengkian dan iri hati telah membuat mereka menghasut, bersaksi dusta dan berusaha membunuh-Nya! Apakah kita termasuk golongan ini?

Betapa bahagianya jika kita (dari hati yang tersembunyi) tidak termasuk mereka yang menolak-Nya! Betapa bahagianya jika kita memilih kebenaran lebih daripada jabatan dan kekuasaan juga tidak ada kedengkian dan iri hati dalam diri kita karena jalan, kebenaran dan hidup itu adalah Yesus sendiri! (Red.)