Shalom,
Ayam berkokok! Suara itu menyentak hati Petrus. Ia kemudian melihat Yesus yang saat itu juga sedang menatapnya. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu berkaitan dengan kokok ayam itu. Hatinya begitu hancur luluh. Sebelumnya dengan penuh percaya diri ia mengatakan, “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau.” Namun Yesus menjawab, “Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok sebelum engkau tiga kali menyangkal bahwa engkau mengenal Aku.” Bahkan Yesus telah memperingatkannya bahwa Iblis menuntut untuk menampi dia seperti gandum tetapi Ia telah berdoa agar imannya tidak gugur (Luk. 22 : 31). Kini Petrus mengingat semuanya dengan begitu jelas. Yesus telah berfirman memberikan peringatan kepadanya namun dia tidak menanggapinya.
Bukan itu saja. Ketika di Taman Getsemani, Yesus berdoa dengan sungguh- sungguh dan hati-Nya begitu sedih, Petrus dan teman-temannya malah tidak dapat mengalahkan kantuk mereka. Ah, seandainya dia menanggapi kata- kata-Nya yang beberapa kali telah memberitakan sengsara yang akan dialami-Nya. Suara-Nya yang mengandung kekecewaan masih terngiang di telinganya, “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh dalam pencobaan.” Kini semuanya tampak sudah terlambat. Mereka tidak berdoa dan percobaan berat menimpa mereka. Guru yang sangat mereka kasihi ditangkap dan dibawa pergi!
Sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia memang sangat dahsyat. Itu sebabnya Dia berdoa semalam- malaman. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah, lalu malaikat Tuhan datang memberi-Nya kekuatan. Yesus akhirnya berhasil melampaui semuanya hingga berkemenangan.
Untung Petrus masih mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Pesan terakhir Yesus untuk “menggembalakan domba-domba-Nya” direspons dengan baik. Ia tidak akan mengecewakan Tuhan-Nya lagi dan itu menjadi tekadnya. Dia membuktikan di akhir hidupnya sebagai murid Tuhan yang setia dengan memikul salib dan menyangkal diri bahkan rela mati syahid.
Bagaimana dengan kita semua? Berapa kali Yesus berfirman kepada kita agar kita mengasihi Dia dan mengasihi sesama? Sudahkah kita meresponsnya? Selama kesempatan masih diberikan kepada kita, marilah kita menanggapinya dengan serius!