Shalom,
YESUS MERINDUKAN KESATUAN GEREJA
“Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, …. supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” ( Yoh 17:11)
Itulah doa imamat Yesus yang sangat merindukan kesatuan dari umat-Nya.
Bukan sekali itu saja Yesus mengutarakan kerinduan-Nya. Empat kali Ia mencetuskan kerinduan-Nya tidak hanya kesatuan bagi para murid-Nya tetapi juga kepada mereka yang percaya kepada-Nya melalui pemberitaan murid-murid-Nya. “Supaya mereka semua menjadi satu sama seperti engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…”(ay. 21) …. Ia memohon lagi, “Supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita adalah satu…” (ay 22)
Yang dirindukan bukanlah kesatuan bersifat sesaat tetapi kesatuan yang kekal selamanya, “SUPAYA MEREKA SEMPURNA MENJADI SATU….” (ay 23)
Kerinduan-Nya ialah agar kita, orang-orang ketebusan-Nya, menjadi satu supaya dunia percaya dan tahu bahwa Allahlah yang mengutus Yesus ke dunia karena Ia begitu mengasihi dunia sama seperti Ia mengasihi Putra tunggal-Nya.
Bagaimana kita merespons kerinduan-Nya? Demi kesatuan, Yesus rela mati agar kita diperdamaikan kembali dengan Allah juga dengan sesama. Namun sayang, kita sering kali tidak menyadarinya. Kita masih mempertahankan permusuhan, sakit hati dan dendam terhadap mereka yang telah menyakiti kita. Kita enggan berdamai karena masih belum dapat melupakan sakit hati kita.
Marilah kita bertanya pada diri sendiri, kurang besarkah pengurbanan Yesus yang telah diberikan bagi kita sebagai kurban pendamaian? Masih kurang beratkah penderitaan dan sengsara yang telah dialami-Nya saat Ia disalibkan demi pendamaian?
“Ya Yesus,…. Bila Engkau yang adalah Allah begitu merindukan kesatuan dan perdamaian dengan kami, manusia berdosa yang tidak patut dikasihi, mengapa kami malah sering menolak berdamai dengan sesama kami yang berdosa? Siapakah diri kami ini ya, Allah?”
Pembaca terkasih, marilah kita memulai misi kesatuan dan pendamaian-Nya dari dalam rumah tangga kita sendiri kemudian kepada semua orang.