Shalom,
Minggu-minggu lalu kita semua telah belajar iman harus bertumbuh...... bertumbuh menuju kekekalan….. iman harus diuji……! Namun harus diakui bahwa tidak semua yang ikut ujian iman akan lulus menghadapinya terutama jika terjadi kegoncangan dalam kehidupan.
Yang lulus ujian dapat dipastikan imannya bertambah kuat dan tak tergoncangkan. Lima ribu orang telah dikenyangkan dengan roti yang hanya membawa kepuasan jasmani. Yesus kemudian mengadakan dialog dan mengarahkan agar mereka merindukan “Roti dari Surga” itulah Diri-Nya sendiri yang akan membawa mereka sampai pada kekekalan. Dialog itu kemudian menimbulkan reaksi berbeda.
Banyak dari mereka tidak dapat menerima dan memercayai-Nya sebagai “Roti dari Surga” yang dapat memberinya kekekalan. Pengikutan mereka hanya berdasarkan hal-hal yang jasmani. Mereka kemudian mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia…. itulah golongan pertama.
Yudas, golongan kedua, adalah mereka yang tampak selalu mengikuti Dia. Yudas berada di tempat di mana Yesus memberi makan 5000 orang, Dia pun berada di perahu yang diombang-ambingkan gelombang dan menyaksikan Yesus berjalan di atas air. Seharusnya dia tahu betapa hebat dan dahsyatnya Yesus yang diikutinya namun uang telah membutakan semuanya. Ternyata ia adalah pemegang kas yang tidak jujur dalam hal keuangan. Cinta akan uang telah membuatnya menjadi seorang pengkhianat dan menjual Gurunya hanya dengan tiga puluh keping perak. Tindakan itu membawanya kepada kebinasaan walau awalnya dia tampak berada di jalan yang benar.
“Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah”, kata Petrus. Suatu pengakuan yang begitu indah. Walau dia lemah kemudian menyangkal Gurunya, Yesus tetap mengetahui kerinduan hatinya dan berdoa agar imannya tidak gugur (Luk. 22:31-32). Di akhir hidupnya, iman Petrus tidak lagi terguncangkan sekalipun harus mati syahid.
Suatu saat kegentaran hebat juga akan menggoncang iman kita. Kiranya iman kita tidak ikut tergoncangkan tetapi kita tetap dapat berkata dengan keteguhan hati, “…..Kami tetap percaya dan tahu bahwa Engkaulah yang Kudus dari Allah!”