Shalom,

Minggu lalu sesuai anjuran Pemerintah, kita beribadah via live streaming di rumah masing-masing sebagai usaha menghambat makin cepatnya penye-baran Covid-19. Virus yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat kasatmata itu tiba-tiba saja telah mengacau-balaukan seluruh penjuru dunia, mengubah adat istiadat, cara bersosialisasi serta berdiam diri.

Betapa tidak, virus Corona yang masih misterius identitas maupun obat pemusnahnya telah memakan korban ribuan orang meninggal dunia dengan gejala flu ringan dan sesak napas. Efek samping yang dirasakan oleh penderita dari Cina, Korea Selatan dan Itali yang sembuh ialah banyak dari mereka mengalami anosmia (hidung kehilangan kemampuan untuk mencium bau). Virus yang awalnya menyerang penduduk di kota Wuhan, Cina, telah menyebar amat cepat melanda hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia. Pemerintah kita dengan tegas mengambil kebijakan agar kita mengarantina diri di rumah masing-masing untuk memangkas penyebarannya sambil menjaga kebersihan, kesehatan dan daya tahan tubuh kita.

Tuhan mengizinkan semua ini terjadi untuk membuktikan betapa rapuh dan tidak berdayanya hidup ini tanpa Dia. Kepandaian, kekayaan, kedudukan tinggi seperti tidak lagi ada artinya karena virus ini menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Dunia seolah-olah berhenti berputar sejenak dan perekonomian dunia terasa lumpuh.

Banyak pakar politik berspekulasi dan agamawan memprediksi apa arti petaka yang melanda dunia ini. Namun satu hal yang perlu diketahui dalam kesederhanaan pemikiran kita, Tuhan sedang memurnikan dan mengembalikan kita untuk mencari Dia dan menghargai kekekalan lebih daripada kefanaan. Tuhan sedang mengembalikan kita pada momen sangat penting yang telah lama diabaikan itulah keharmonisan, keutuhan dan kebersamaan dalam hidup berkeluarga. Dengan adanya petaka ini dunia saling bersahabat – negara yang sudah dapat menangani masalah wabah ini menolong negara lain yang terlanda dengan parah. Bukan itu saja, beberapa anggota gereja sharing streaming gerejanya kepada anggota gereja yang tidak mempunyai peralatan streaming. Justru dalam keterpisahan ini kita merasakan kesatuan tanpa memandang agama, suku, ras maupun denominasi.

Selamat menikmati hari-hari bersama dengan keluarga! Jangan lupa perbanyak doa untuk pemulihan negeri kita, sering cuci tangan, jaga jarak dan jaga kesehatan!

IMANUEL! TUHAN BESERTA KITA SEMUA, IALAH PEMILIK HIDUP KITA!