Editorial
Shalom,
Minggu lalu kita diperingatkan agar tidak memberi peluang sedikitpun bagi pengaruh dan bisikan iblis untuk melawan perintah Allah karena akan memengaruhi kese-lamatan kita.
Sejak awal Iblis menginginkan kejatuhan manusia dan dia berhasil memengaruhi pikiran Hawa dengan menanggapi omongan ular yang dipakai oleh Iblis. Dia mena-warkan Hawa untuk makan buah larangan dengan iming-iming janji indah nan menyenangkan yaitu menjadi sama seperti Allah. Hawa terbuai dengan janji menarik tersebut dan memakannya dengan kehendak sendiri. Ia pun memberi Adam buah tersebut. Akibatnya, mereka jatuh dalam dosa dan hidup terpisah dari Allah.
Yudas, memberi peluang bagi bisikan iblis untuk mengkhianati dan menjual Yesus, Gurunya, hanya dengan tiga puluh keping perak.
Ananias dan Saphira merupakan contoh lain yang terpengaruh oleh bisikan iblis untuk berbohong tentang penjualan tanah dan sumbangan kepada gereja. Hidup mereka berakhir dengan kematian yang tragis.
Alkitab jelas menyebutkan bahwa iblis adalah pendusta (Yoh. 8:44), pembunuh (Yoh. 8:44) dan pendakwa (Why. 12:10). Jadi, bila dalam benak Anda ada pikiran untuk melakukan sesuatu yang melanggar perintah Tuhan karena janji-janji muluk atau Anda dikejar-kejar rasa bersalah dan merasa dosa Anda tidak mungkin diampuni atau Anda merasa tidak layak hidup dan ingin mati saja, waspadai suara dan bisikan yang menghancurkan itu. Ingat, Yesus telah mati bagi kita agar kita menang atas segala pencobaan dan mendapatkan hidup bersama Dia!
Untuk itu Firman Tuhan menasihati agar kita tidak memberi kesempatan kepada iblis (Ef. 4:27) serta tunduk kepada Allah saja dan lawanlah iblis maka dia akan lari dari kita (Yak. 4:7).
Biarlah kita dengan berani mengatakan, “Oleh Darah Anak Domba, oleh kesaksian kita, iblis dikalahkan dan kuasanya dihancurkan!” (Why. 12:11)
(Red.)