Editorial
Shalom,
Hingga Minggu lalu suasana PPI-KMI masih saja terasa. Beberapa hamba Tuhan yang tertinggal masih menikmati persekutuan di gereja Kristus Gembala di Jl. Lemah Putro. Surabaya. Kelompok hamba Tuhan dan ke-lompok kaum Muda Papua menaikkan pujian mereka tentang kedatangan Tuhan dan ten-tang persatuan. Suasana makin semarak ketika Dr. Jesus Camacho yang hari itu menyampaikan Firman Tuhan menyatakan bahwa nenek moyang beliau berasal dari Papua... disambut tepuk tangan meriah yang menandakan orang-orang Papua sangat se-nang mendengarnya apalagi ketika beliau menyatakan kerinduannya untuk dapat bertemu mereka di Papua.
Firman yang dibawakan ternyata sangat berhubungan dengan Firman-Firman PPI yang baru kita nikmati yaitu bagaimana kita merespons Firman-Firman itu untuk diterapkan dalam hidup kita. Apakah kita menanggapiya sebagai kelompok "tepi jalan" yang acuh tak acuh dan membiarkan "benih Firman" hilang begitu saja? Atau kita termasuk kelompok ‘tanah berduri’ atau ‘berbatu’ sehingga tanaman bertumbuh tidak sempurna? Atau seperti kelompok ‘tanah yang baik’ sehingga benih itu tumbuh berkembang dan berbuahkan buah yang tetap.
Dr. Camacho selanjutnya menyatakan bahwa keempat macam media tanah tersebut dijumpai dalam gereja karena mereka telah mendapat Firman Tuhan. Mereka atau tepatnya kita bisa mendapatkan Firman yang sama tetapi menanggapinya dengan sikap berbeda. Itu sebabnya hasilnya belum tentu sama. Tuhan, Sang Firman, menginginkan kita untuk "pergi, bertumbuh dan menghasilkan buah yang tetap dan salah satu buah Roh ialah kasih. Jika semua dari kita menanggapi Firman-Firman yang kita dengar dengan baik, paling tidak kita mempunyai kasih dengan sesama sehingga tujuan dari PPI-KMI ‘One Spirit in one Tabernacle’ dapat terwujud. (Red.)