“Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.” Mazmur 107:43
“Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik!” (ay. 1a)
Mazmur ini sangat kuat, diawali dengan kata-kata sederhana namun sangat bermakna. Ketika membaca kembali tentang Mazmur ini, ingin rasanya merefleksikan diri “seberapa sering TUHAN menolong kita?”
TUHAN menolong kita dalam banyak hal bahkan hal-hal yang kecil. Kita mungkin merasa TUHAN menolong kita hanya untuk hal-hal yang sulit.
Jika Anda bersaksi di hadapan jemaat, “Saya punya utang 500 miliar dan TUHAN mengizinkan saya melunasinya.” maka jemaat akan bertepuk tangan dengan riuh. Jika Anda juga bersaksi di hadapan jemaat, “Saya sakit kanker stadium 4 dan TUHAN izinkan saya sembuh dan bersih!” maka jemaat akan bertepuk tangan dengan riuh. Salah? Tidak. Itu pun karena kebaikan TUHAN.
Namun bagaimana jika kita bersaksi, “TUHAN itu baik! TUHAN izinkan selama 10 tahun ban motor saya tidak pernah bocor di jalan.” Apa respons jemaat? Akankah mereka bertepuk tangan dengan riuh? Bukankah ketika bangsa Israel berjalan selama 40 tahun di padang gurun, kasut dan pakaian mereka tidak rusak dan semua ini seizin TUHAN (Ul. 29:5).
Itulah kasih setia TUHAN, menyangkut hal-hal besar yang tingginya selangit bagaikan tiang awan dan tiang api atau angin badai yang hebat sekalipun (ay. 23-31) hingga hal-hal kecil dari ketahanan pakaian dan kasut orang Israel bahkan mereka sampai di tempat dengan selamat (ay. 4-9).
Semua menggambarkan kasih setia TUHAN. Hal ini membuat kita teringat kembali tentang kasih karunia TUHAN bahwa baik hal besar maupun kecil marilah kita tetap bersyukur atas kasih setia TUHAN.
“Kasih-Mu nyata dalam hidup kami. Izinkanlah kami untuk selalu bersyukur dan mengingat segala kebaikan-Mu! Izinkanlah kami untuk tetap berhikmat dan mengagungkan segala kemurahan-Mu!”