• Editorial 977, 1 September 2024

“Dituntun-Nya umat-Nya keluar dengan kegirangan dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak-sorai.” Mazmur 105:43

Jika ada orang berbuat baik kepada kita, bagaimana kita meresponsnya? Mungkin suatu saat kita berada dalam kondisi yang membutuhkan pertolongan lalu ada seseorang memberikan kita bantuan. Jika orang tersebut membantu kita selamat atau keluar dari masalah yang sangat berat, kita pasti akan mengingat hal tersebut seumur hidup.

Andaikan kita sakit gagal ginjal dan membutuhkan donasi ginjal kemudian ada seseorang mendonorkan satu ginjalnya kepada kita maka kita akan menceritakan kepada keluarga bahkan anak-anak kita, “Nak, orang ini alasan Papa/Mama masih hidup.” Bahkan jika kita membuat sebuah biografi, nama donatur ini pasti akan disebut dalam bukunya lengkap dengan nama tenaga medisnya.

Namun apa respons kita terhadap kebaikan TUHAN? Lebih dari orang-orang yang menolong kita, kasih setia TUHAN dan kebaikan-Nya ada setiap hari. Banyak sekali kebaikan TUHAN senantiasa dicurahkan hari demi hari tanpa harus menunggu masalah ekstrem muncul.

Di sinilah tujuan penulis Mazmur 105 menekankan tentang kebaikan Tuhan dan semua hal yang sudah Ia lakukan. “Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat- mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya,..” (ay. 5)

Segala kebaikan dan kedahsyatan TUHAN dalam mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir dikupas habis oleh penulis dari awal hingga akhir.

Jika kita dapat mengingat kebaikan orang, mengapa kita sulit untuk mengingat kebaikan TUHAN? Marilah kita mengingat kebaikan TUHAN!

“Terpujilah namamu ya TUHAN! Terpujilah semua kebaikan-Mu! Terima kasih karena penyertaan-Mu! Engkaulah alasan kami dapat melangkah mengarungi kerasnya kehidupan ini.”