“Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion, sebab sudah waktunya untuk mengasihaninya, sudah tiba saatnya.” Mazmur 102:14
Yerusalem telah hancur. Kotanya sunyi dan ditinggalkan, juga penduduknya tersebar sebagai orang-orang buangan, terkutuk dan terpuruk.
Itulah keadaan dirinya yang digambarkan oleh penulis di Mazmur 102 sebagai orang yang telah hancur dan tidak ada lagi yang dimilikinya. Di sana sini hanyalah batu-batu puing yang hancur dan debu yang berhamburan. Ia tidak lagi mempunyai pengharapan untuk masa depan, hidupnya tidak lagi bermakna, kekuatan fisik dan batinnya telah habis, tak ada lagi damai atau perhentian dalam jiwanya, tidak lagi ada sukacita; bahkan ia merasa telah berada di ambang akhir hidupnya.
Ia menyadari bahwa semua itu terjadi karena marah dan geramnya TUHAN terhadap bangsanya yang beralih setia dari-Nya. Ia menyadari bahwa TUHAN ada namun begitu jauh darinya. Dalam doanya ia mengaduh penuh kesengsaraan, “Dengarkan doaku dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu, janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, ya Tuhan, … aku berada dalam kesesakan, segeralah menjawab aku….!”
Tuhan kita adalah Allah yang penuh kasih dan kesetiaan. Ia melihat kesengsaraan Sion, mendengar doanya kemudian memulihkannya kembali. Pemulihan Sion merupakan bukti Tuhan mendengar doa orang yang terbuang, yang berseru kepada-Nya, yang merindukan untuk kembali berbakti kepada Allah, yang memegang, memerhatikan dan melakukan Firman-Nya.
Tuhan menyayangi Anda juga, Ia ingin memulihkan dan mau memakai Anda untuk alat kemuliaan-Nya!