• Editorial 972, 28 Juli 2024

”Bersorak -soraklah bagi TUHAN hai seluruh bumi!” Mazmur 100:1

Seruan untuk bersorak-sorak bagi TUHAN ditujukan kepada seluruh bumi dan dari segala latar belakang, suku bangsa maupun bahasa.

Mazmur 100 adalah sebuah nyanyian yang dinyanyikan pada hari pengucapan syukur. Saat itu seruan untuk bersorak-sorai ditujukan kepada kaum Israel di Bait Suci karena disebutkan adanya pintu gerbang dan pelataran (ay. 4). Saat ini jelas gema Mazmur 100 adalah untuk kita semua. Hendaknya kita juga beribadah dengan ucapan syukur disertai tempik sorak.

“Bersorak-sorailah bagi Tuhan…….Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita…! Datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” ajakan itu bernadakan keseriusan karena memang seharusnyalah setiap manusia di bumi ini layak memberi-Nya nyanyian pujian dengan ucapan syukur. Pemazmur memberikan alasannya mengapa kita semua selayaknya melakukan hal itu.

“Ketahuilah..!” katanya mengemukakan alasannya, “Dia adalah Pencipta kita…. Dia memiliki hidup kita dan Dialah Gembala Pemelihara jiwa kita!!

“Ayo Masuklah……. masuk lewat Pintu…. Terus ke pelatarannya…!” serunya lagi. Mari Bersyukur…. Mari memuji Dia…… ya, Hanya melalui Yesus, “Pintu” itu, kita dapat memasuki pelataran Allah.

Dapatkah Anda membayangkan adanya perkumpulan manusia yang sangat banyak berduyun-duyun memasuki tempat ibadah melalui Pintu Gerbang menuju Pelataran dengan puji-pujian dan sorak-sorai dengan gemuruh? Sungguh Allah adalah satu-satunya Allah yang patut kita tinggikan! Semua mengangkat tangan memuji kebaikan, kasih dan kesetiaan-Nya….nyanyian itu mengalun dengan sangat indahnya….

TUHAN itu baik, kasih-Nya untuk selama-lamanya dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun!